44. Irene

141 29 53
                                    

“Hai!”

Hanna mendapati seorang wanita cantik dan anggun masuk ke dalam rumah sambil tersenyum manis. Senyumnya merekah saat Hanna menyambutnya dengan senyum tak kalah manis.

Hari ini Hanna sedang di rumah, karena Jaehyun sedang mengadakan pertemuan dengan kliennya di kantor. Makanya dia bisa langsung pulang dan disuruh menunggu Jaehyun kembali.

“Tante!” Jeno berteriak senang dari lantai atas.

Dengan langkah cepat Jeno menuruni tangga dan langsung memeluk wanita bak bidadari itu. Wanita itu mengacak-acak rambut Jeno kasar semabari tertawa lebar.

“Kamu  beneran pindah ke sini ya?” Wanita itu tertawa renyah.
Namun, seketika tawanya terhenti saat melirik ke arah Hanna. Dengan langkah pelan dia mendekatinya.

“Ini Hanna, Tan.” Sedikit kaku Jeno menunjuk Hanna. “Na, ini tante Irene.”

Mata Hanna terbelalak lebar. Akhirnya dia bertemu langsung dengan wanita ini. Wanita yang pernah dia dengar sangat berpengaruh bagi om Jae. Sedikit demi sedikit kepercayaan dirinya menghilang. Hanna membungkuk sopan dan  tersenyum canggung. Ternyata benar yang diucapkan om Yuta. Wanita ini cantik bak bidadari.

“Jadi, ini Hanna? Manisnya.”

Irene sedikit membungkukkan wajahnya untuk melihat wajah Hanna lebih dekat. Gadis di depannya terlihat tersipu malu.

“Sa-salam kenal, Tante.”

Entah kenapa saat ini Hanna kesulitan berbicara seperti biasa. Canggung.

“Om Jae, belum pulang. Mungkin agak sore,” ucap Jeno mengalihkan kekakuan. Sepertinya dia paham dengan apa yang ada dipikiran Hanna sekarang. Mungkin saja gadis ini sudah tahu siapa Irene bagi seorang Jung Jaehyun.

“Iren!”

Serentak mereka semua membalikkan badan dan menoleh ke asal suara. Jaehyun menatap Irene tanpa berkedip. Tatapannya terpaku pada Irene yang tertawa lebar menyambutnya. Dan saat itu juga wanita anggun itu berlari menubruk tubuh Jaehyun yang mematung. Hanna dan Jeno saling menatap.

“Ehem! Na, kita jadi, kan keluar?” ucap Jeno menarik tangan Hanna cepat. Gadis itu mengangguk kaku.

“I-iya.”

Dengan perasaan campur aduk akhirnya Hanna mengikuti langkah  Jeno meninggalkan ruangan itu.

##

“Kenapa kamu kembali?”

Jaehyun masih tetap pada posisinya. Sedikitpun tangannya tidak menyambut pelukan tiba-tiba wanita yang pernah menyinggahi hatinya ini. Bahkan dia tidak sudi. Tanpa memegang pundak wanita itu Jaehyun menjauhkan tubuhnya.

Irene melepaskan pelukannya dan kembali berdiri bertatapan dengan Jaehyun. Jemari lentiknya menghapus sisa-sisa air mata di pipinya. Perlahan bibirnya merekah, melemparkan  senyum manis. Tidak dipaksakan, sangat natural. Bahkan siapa pun yang melihat akan terenyuh dan terkesima dengan wajah murninya saat ini.

Irene menundukkan kepalanya dalam. Mendapati sikap Jaehyun sekarang, dia yakin hati pria ini masih enggan untuk menyambutnya. Bahkan untuk kembali padanya. Dan kebodohan yang paling tidak masuk akal adalah, saat dia tahu Jaehyun sudah menikah dia malah terburu-buru memastikannya sendiri. Melihat bagaimana hidup pria ini saat dengan gadis lain. Bagaimana rupa dan sifat seseorang yang mampu menyinggahi pria yang masih dia cintai ini.

“Jae, kamu___”

“Kamu sudah makan? Aku akan memanggil nyonya Park, untuk menyiapkan makan malam,” cetus Jaehyun tanpa menoleh. Wajahnya terlihat kusut dan kelelahan. Anggap saja dia lelah karena baru pulang kerja. Namun, biasanya dia tidak pernah merasa lelah saat kembali dari kantor. Apalagi akhir-akhir ini.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang