50. Penyesalan

148 32 70
                                    

"Kalau kamu begini terus saya bisa-bisa tidak jadi berangkat Hanna," gumam Jaehyun sambil memegang pucuk kepala Hanna. Gadis itu hanya tersenyum manis dan memegang tangan Jaehyun lembut.

"Kamu kenapa, Sayang? Hmmmm?" tanya Jaehyun sambil membungkukkan tubuhnya untuk bisa menatap wajah Hanna lebih dekat. Dia hanya merasa aneh dengan sikap Hanna hari ini. Gadis ini terlihat enggan melepaskan pelukan, seolah dia tidak ingin membiarkan Jaehyun pergi.

Hanna melepaskan pelukan, kemudian menggeleng sambil tersenyum manis. Kini Hanna memegang wajah Jaehyun dengan kedua tangan kecilnya.

"Om cepet balik ya. Jangan lama-lama di sana."

Lagi-lagi Jaehyun merasa heran. Tatapan Hanna tampak berbeda, matanya bahkan terlihat berkaca-kaca.

"Hanna?"

Jaehyun semakin tidak dapat berpikir cerdas saat Hanna tiba-tiba mengecup pipinya singkat, kemudian memeluknya lagi.

"Aku pasti marah kalau sampe om lama di sana. Aku ga mau tau pokoknya om harus cepet pulang. Om harus janji!" ucap Hanna pelan dari balik punggung Jaehyun.

Jaehyun melepaskan pelukan Hanna paksa. Perasaannya semakin tidak karuan, karena tubuh Hanna terasa bergetar. Setelah melihat wajah Hanna lagi-lagi dia terkejut. Kenapa Hanna menangis?

"Hanna? Kamu kenapa? Kamu seperti sedang ada masalah. Apa terjadi sesuatu?" tanya Jaehyun bingung. Lagi-lagi gadis itu menggeleng. "Saya bisa membatalkan keberangkatan saya sekarang kalau kamu minta. Hmmmm. Kamu kenapa?"

"Enggak, Om. Aku ga pa pa, kok. Udah om pergi aja. Udah ya aku mau pulang." Hanna menghapus air matanya dan tersenyum manis.

"Hanna ...."

"Om, aku ga pa pa. Aku cuma sedih aja. Pasti nanti aku kesepian kalo om ga ada," ucap Hanna cepat. Sesekali tangannya tidak tinggal diam menyeka air matanya yang tidak juga berhenti mengalir. Bodohnya dia tidak bisa menahannya lebih lama. "Makanya om, harus cepat balik ya ... ya ... ya," sambung Hanna sambil memegang tangan Jaehyun erat.

Dengan cepat Jaehyun memeluk tubuh kecil Hanna. Mengurungnya seakan bisa melindungi gadis ini dari bahaya sekitar. Karena dia merasa Hanna sedang butuh perlindungan.

"Saya pasti cepat kembali. Kamu tenang saja, Sayang," bisik Jaehyun di balik punggung Hanna. Matanya juga ikut berkaca-kaca.

Yuta hanya mengelus dada menatap kedua manusia yang sedang menikmati musim semi di depannya.

##

Hanna melotot lebar mendapati laki-laki tinggi sedang berdiri tepat di depannya.

"Hanna."

"Ngapain lo di sini?" ketus Hanna. Wajahnya menunjukkan tidak suka laki-laki yang beberapa hari lalu sempat dia cari-cari.

"Aku mau jelasin semuanya. Bukan aku nyebarin. Aku ga mungkin lakuin itu sama kamu."

Hanna menatap Guanlin lama. Matanya kembali memanas. Tidak seharusnya dia menangis di depan laki-laki ini. Apa yang akan dia pikirkan jika dia menangis di depannya. Lemah? Naif? Dan menyedihkan. Tidak akan, tidak akan pernah. Dia hanya menangis karena kepergian Jaehyun.

"Aku udah tau, jadi sekarang kamu pergi," ucap Hanna pelan.

"Jeno yang kasih tau?"

Hanna mengangguk. Guanlin menghela napas pelan. Ditatapnya wajah pucat Hanna lamat-lamat. Sepertinya gadis ini juga habis menangis. Apa dia menangis karena kepergian Jaehyun? Tadi dia sempat bertanya pada Jeno keberadaan Hanna. Katanya di bandara mengantar Jaehyun. Dan akhirnya dia menyusulnya. Syukurnya mereka bisa ketemu saat Hanna akan kembali.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang