48. Only you

137 30 58
                                    

Jeno berlari kencang menuju kelasnya. Sejak di ruang BP tadi pikirannya hanya tertuju pada Hanna. Bahkan dia tidak peduli bagaimana dengan omelan nenek nantinya saat tahu Jeno yang selalu di banggakan telah memasuki ruang BP karena berkelahi.

"Hanna mana?" Jeno langsung panik saat melihat bangku Hanna yang sudah kosong.

Semua diam.

"Kalian denger gak, sih? HANNA MANA????!" teriak Jeno lagi.

Mina menghela napas kasar dan menatap Jeno lamat-lamat.

"Jen, aku ga mau kamu kenapa-napa. Makanya___"

"Pasti kalian yang udah suruh Hanna pergi?" bentak Jeno sambil melotot lebar menatap sekeliling. Tidak ada satu  orang pun yang menjawab, semuanya hanya diam menatapnya. Cepat-cepat dia memunguti semua bukunya dan hendak beranjak dari posisinya.

"Jen, kamu mau ke mana?" Mina menahan Jeno agar laki-laki itu tidak bisa melangkah.

"Ke mana-mana hatiku senang. Ga usah sok peduli, Lo," sarkas Jeno sambil menatap Mina tajam.

Jeno membuka Handphone-nya. Ada pesan masuk.

"Jen, aku baik-baik aja. Aku masih pengen sendiri. Jangan kasih tau om Jae, ya. Please."

Jeno menghela napas lega. Dia menekan tombol di handphone nya kemudian menempelkan ke telinganya.

"Kamu di mana sekarang?" tanya Jeno.

"Aku pengen sendiri."

"Aku ga mau kamu sendirian. Kamu di mana sekarang?!" tanya Jeno dengan nada tegas.

"Jen ...."

"Hanna, aku tanya kamu di mana sekarang???!" bentak Jeno dengan suara semakin keras. Diembuskannya napasnya kasar dengan mata terpejam. "Om Jae bakalan bertanya-tanya dan panik, bahkan mungkin marah kalau sampai kamu ketauan sendiri bolos sekolah. Kamu di mana sekarang? Hmmmmm ...." tanya Jeno lagi. Kali ini suaranya lembut.

"Aku mau makan es krim," sahut Hanna dengan suara parau dari sana.

Mata Jeno memanas. Dia tahu Hanna di sana pasti sedang menangis. Dia bisa tahu dari suaranya barusan.

#

"Jae!"

Jaehyun tersentak kaget saat mendapati Irene yang sudah berdiri di depannya. Jaehyun menghela napas. Dan meletakkan map-nya di atas meja dengan kasar.

"Kenapa kamu ke sini?"

"Aku masih belum yakin dengan jawaban kamu kemarin," ucap Irene lantang. Wajah anggunnya menatap Jaehyun penuh percaya diri.

Jaehyun menautkan alisnya bingung. Apa sebenarnya yang dipikirkan wanita ini?  Sungguh sejak kemarin dia sangat lelah dengan pikirannya sendiri. Bahkan memikirkan Hanna yang uring-uringan sejak beberapa hari lalu pun kepalanya sudah hampir meledak. Dan sekarang wanita ini lagi-lagi datang.

"Kamu sudah tahu kalau aku sudah menikah, dan kamu juga sudah memiliki kehidupan sendiri. Jadi jangan mempersulit hidupmu lagi." Jaehyun mencoba mengatur emosinya.

Wanita itu masih belum bisa menerima kata-kata Jaehyun. Dengan mata kelamnya ditatapnya wajah Jaehyun lekat seolah ingin membuka ruang untuk bisa menerimanya tanpa harus dijelaskan. Dia tidak bisa kehilangan pria ini.

"Aku masih mencintaimu, Jae."

"Itu urusan kamu," jawab Jaehyun ketus. Sorot matanya dingin. Sejak kejadian malam itu sedikitpun dia tidak lagi terenyuh dengan suara dan tatapan penuh penyesalan wanita ini.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang