Hanna baru keluar dari gerbang sekolah. Hari ini Jeno sedang ada latihan basket. Makanya dia keluar sendiri. Namun, dia terkejut saat mendapati Jaehyun yang berdiri di depan gerbang. Mata liarnya menoleh ke kanan dan ke kiri.
“Loh? Om Yuta mana?” tanya Hanna heran.
Tanpa memyahut Jaehyun langsung memeluk tubuh Hanna cepat. Tidak peduli sekarang dia sedang di depan sekolah Hanna. Tohnya murid belum banyak yang keluar. Sejak tadi dia sangat merindukan gadis ini, bahkan dia tidak fokus dengan pekerjaanya. Dan lagi-lagi dia memerintahkan Yuta yang mengerjakannya.
“Saya rindu kamu.”
“Ditanya apa jawabnya apa. Om, kayaknya udah pikun deh,” omel Hanna dari balik punggung Jaehyun. Cepat-cepat dia menjauhkan tubuh Jaehyun agar menjauh. Walau satu sekolah sudah tahu hubungannya dengan Jaehyun, tetap saja dia tidak nyaman.
“Tapi saya tetap paling tampan kok di sini.” Jaehyun melipat tangannya di dada. Memasang wajah angkuh dia mendongakkan kepalanya sedikit. Hanna hanya menggeleng-geleng pelan.
“Kepedean.”
“Buktinya temen-temen kamu pada terpesona sama saya waktu itu.”
Hanna tertawa renyah. Dia kembali teringat saat Yujin dan teman-temannya tidak berhenti berteriak histeris kemarin waktu dia menunjukkan beberapa foto Jaehyun. Ucapan Jaehyun benar. Dia tidak memang tidak menyangkalnya. Namun, tetap saja dia enggan membuat pria ini besar kepala.
“Itu karena kelamaan jomblo mereka, Om. Kucing dikasih topi aja udah ganteng mereka bilang,” cibir Hanna lagi.
“Kamu mau saya cium di sini.”
Hanna memundurkan tubuhnya saat Jaehyun sedikit menundukkan tubuhnya. Panik. Hanna menatap sekeliling. Cepat-cepat dia berhambur masuk ke dalam mobil dan meninggalkan Jaehyun yang tertawa lebar.
##
“Kenapa om yang jemput. Bukannya om harusnya kerja sampe malem. Aku ga pa pa kok om di kantor aja nemenin, Om,” ucap Hanna sambil melepaskan seatbelt-nya
Jaehyun hanya tersenyum. Melingat mulut kecil Hanna mengoceh dia kembali bersemangat. Ditatapnya ke samping dengan bibir masih mengulumkan senyum, kemudian dipegangnya pucuk kepala Hanna pelan.
“Saya sudah tidak sesibuk dulu, Hanna. Makanya saya bisa menjemput kamu.“
“Heh? Kenapa ga om Yuta aja. Om nanti kecapekan, mending istirahat di rumah. Nanti juga ketemu di rumah. Aku kan jadi ngerepotin, Om,” cerocos Hanna sambil keluar dari dalam mobil.
“Hanna, bisa tidak kamu kalau bicara pakai jeda sedikit saja. Kuping saya sakit kalau mendengar kamu bicara sepanjang itu,” ucap Jaehyun pelan.
“Om ga suka lagi ya sama aku?” Hanna protes. Mata bulatnya menatap Jaehyun kecewa.
Jaehyun terkekeh kecil. Manja dan sering merajuk. Orang akan menggeleng-gelengkan kepala saat melihat tingkahnya sekarang. Bisa saja. Nyatanya dia sangat menyukai sikap Hanna yang seperti ini.
“Siapa bilang. Saya akan tetap menyukai kamu dan akan selamanya menyukai kamu, Hanna.”
“Kalo aku ngomongnya lama ga bisa, Om. Nanti kalo aku ngomongnya ga cepet keburu orangnya pergi,” jawab Hanna pelan.
Sesaat Jaehyun terdiam. Ditatapnya Hanna lamat-lamat. Inikah alasan gadis berbicara cepat karena dia takut jika saja dia tiba-tiba tertidur.
“Ya sudah, tidak masalah. Saya akan tetap mencintai kamu. Bagaimanapun cara kamu bebicara, Sayang.” Jaehyun meraup wajah Hanna dengan kedua telapak tangannya. Menekannya hingga bibir gadis itu mengecil. Terlihat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfiction"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!
