“Aku ga mau!” teriak Hanna sambil memukul meja makan. Ditatapnya Jaehyun tajam dengan napas memburu.
“Jangan bantah saya, Hanna!” Jaehyun meninggikan suaranya. Sorot matanya penuh ketegasan seakan tidak ada lagi kesabaran yang tersisa di sana.
“Kayaknya om udah keterlaluan, deh. Sebenernya kenapa, sih?” Jeno yang juga tidak terima ikut angkat suara. Jelas dia tidak terima, karena dia juga tersangkut dalam masalah ini.
“Karena kalian tidak bisa diatur,” jawab Jaehyun masih dengan nada tinggi. Ditatapnya bergantian dua anak remaja yang tampak protes.
“Pokoknya aku ga mau! ga mau!!!!”
Hanna masih berteriak dengan suara keras. Direbahkan punggungnya pada kursi sambil membuang tatapannya ke arah lain.
“Saya tunggu di mobil. Kamu Jeno, cepat! Yuta sudah menunggu," titah Jaehyun seraya beranjak dari duduknya. Dia bahkan mrngabaikan wajah cemberut Hanna.
Sejak kejadian pingsannya Jeno 2 hari lalu, akhirnya Jaehyun mengambil keputusan besar. Mulai hari ini Hanna dan Jeno harus benar-benar dipisahkan. Jeno di antar Yuta sedangkan Hanna dengan Jaehyun sendiri. Dan sepulang sekolah Hanna juga harus langsung ke kantor tetap bersama Jaehyun. Jeno tentu di rumah sendirian.
TINNNNN!!!
Kedua remaja yang baru keluar dari rumah dengan langkah malas terkejut mendengar klakson mobil. Dengan cepat keduanya langsung menuju mobil Yuta. Mereka menutup pintunya dengan cepat dan mendesak Yuta untuk segera berangkat.
“Cepetan om!” desak Jeno sambil memukul pundak Yuta keras.
“Maaf, saya tidak bisa,” tolak Yuta masih dengan nada tenang. Masih ditahannya pukulan yang bertubi-tubi di pundaknya.
“OM CEPETANNNNNN!!! AKU JAMBAK MAU!!!” Hanna berteriak keras. Dengan pintu mobil yang tertutup rapat, tentu itu sangat menyiksa penghuni di dalamnya.
Dok! Dok!
Ketukan dari luar semakin membuat mereka semakin panik. Semua semakin ribut Dan Yuta tentu sudah menjadi korban kekerasan anak ABG saat ini. Miris.
“Sakiiittt!” rintih Yuta yang mencoba meloloskan diri dari siksaan Hanna. Jangan lupakan pukulan Jeno yang terus menerus menyapa pundaknya.
“Cepetan berangkat, Om!!!” desak Jeno juga. Namun, Yuta tidak juga mau menghidupkan mesin mobilnya.
“JUNG HANNA!!!” Jaehyun yang sedang di luar mengeraskan suaranya, wajahnya juga memerah menahan marah.
Hingga akhirnya semua diam. Yuta menghela napas lega merapikan rambutnya yang sudah berantakan. Perlahan pintu mobil terbuka. Namun, Hanna masih tidak juga keluar.
“KAMU TIDAK MAU KELUAR JUGA?!!” bentak Jaehyun lagi.
“Iya! ishh!”
Hanna merapikan barangnya dan beranjak dari mobil Yuta sambil mengentak-entakkan kakinya kesal. Setengah hati dia masuk ke dalam mobil Jaehyun dan menutup pintunya keras. Disusul oleh Jaehyun yang sudah duduk di sampingnya. Kemudian mobil pun melaju.
“Kenapa kamu sekarang keras kepala sekali? Kasihan Yuta,” ucap Jaehyun pelan.
“Lagian, kenapa sih emangnya? Kan, sama aja kami juga satu sekolah? Bakalan ketemu juga. Waktu belajar, waktu jam istirahat, waktu mau pulang____”
“Hmmmm ... saya jadi mendapat ide sekarang. Bagaimana kalau sekalian dipisah saja sekolahnya? Jadi kalian tidak akan bisa kabur bersama lagi?” ucap Jaehyun sambil menatap Hanna dan tersenyum manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfiction"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!
