12. Makan es krim sama om Yuta

208 61 70
                                    


“GUE BILANG  IKUT GUE SEKARANG. PRINCESS AURORA !!!!” bentak Guanlin dengan suara keras.

Seketika suasana kelas langsung sunyi, semua mata menatap ke arah mereka berdua. Perlahan Guanlin mendekatkan wajahnya, dan mendekatkan wajahnya ke telinga Hanna. “Atau, lo mau gue ngomongnya di sini?”

Hanna melotot lebar sambil menelan paksa ludahnya sendiri. Seperti tersengat listrik dia langsung beranjak.

“Eh, eh, mereka ciuman ....”



“Berisik, minggir semua!!”  Guanlin menarik tangan Hanna paksa. Gadis di sampingnya tampak pasrah mengikuti langkahnya.

”Taruhan yuk, mereka pasti balikan.”

Wojin tiba-tiba berdiri menatap semua murid yang masih syok. Suasana kembali ribut.

“Terus Sakura mau di kemanain?” tanya Yujin tidak acuh. Dia sudah tahu kalau Wojin menyukai Sakura, bahkan bisa diungkapkan sebagai budak cinta. Makanya dia paham maksud dan tujuan ucapan Wojin sekarang.

“Sama gue  lah,” jawab Wojin sambil menunjukkan gingsulnya. Semua orang menatapnya iba sambil menggeleng-gelengkan kepala malas.

“Ngaca bang, udah setampan kutunya  Guanlin lo?” cibir Dahyun kesal.

.
.

Hanna masih diam membisu. Sekarang mereka sedang berada di atas atap sama seperti kemarin. Namun, dia belum berani menatap Guanlin. Karena dia juga bingung tujuan mereka ke tempat ini untuk apa.

Tiba-tiba Guanlin membalikkan badan membelakanginya. Hanna semakin bingung. Apa mereka sedang syuting drama romantis, karena posisi mereka saat ini sangat cocok.

Beberapa menit  mereka diam membisu. Guanlin membalikkan badan sambil memasukkan tangan ke dalam sakunya.  Seperti biasa, tapi tatapannya berbeda.

“Gue minta maaf.”

JDEEERRRR!!!

Bagai petir di siang bolong. Suara Guanlin memenuhi telinga. Memekakkan telinga.

“Hah??”

Hanna mengerjapkan mata beberapa kali, untuk memastikan orang yang di depannya ini adalah Guanlin. Bisa saja ini adalah jelmaannya, bukankah Guanlin monster?

“Gue udah ngomong kasar sama lo semalem,” sambung Guanlin dengan suara lantang.

“Lo kerasukan? Kok ada yang aneh di sini, atau ini bukan lo?” Hanna mencubit perut Guanlin. Seketika laki-laki jangkung itu meringis menahan sakit.

“Sakiiiittt!!  Udah penyakitan bego. Udah pokoknya sekali lagi gue minta maaf.” Guanlin menatap Hanna kesal. Dasar gadis ringan tangan.

Hanna melipatkan tangan di dada sambil menatap Guanlin tajam.

“Eh, tiang listrik karatan. Percuma lo minta maaf kalo ujung-ujungnya bakalan lo buat lagi. Ke sini cuma mau ngomong ini doang."

“Gue  ga bakalan manggil lo penyakitan lagi, tenang aja,” ucap Guanlin enteng. Senyum penuh keyakinan dilemparkan pada Hanna yang masih tampak tidak memercayainya.

“Ga percaya, buktinya tadi di depan orang lo masih juga manggil gue gitu kan, ckckckck!!”

Hanna menggeleng-gelengkan kepalanya malas. Dia akan jadi orang yang paling bodoh kalau sampai mempercayai ucapan Guanlin.

“Itu yang terakhir, makanya dipuasin tadi. Pake teriak kuat lagi.” Lagi-lagi Guanlin menjawab enteng.

“Serah,” sahut Hanna seraya beranjak dari posisinya.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang