"Menyingkir lo dari adik gue, Brengsek!!"Suara keras dari balik pintu mengejutkan Jaehyun dan Yuta. Serentak kedua pria yang terheran-heran itu menoleh. Dengan langkah besar Mark mendekati Jaehyun yang sedang duduk di tepi tempat tidur Hanna.
Jaehyun menatap Mark bingung. Dan yang membuatnya semakin tidak dapat berpikir sehat, saat itu juga dia mendapati tangan kasar Mark menarik kerah bajunya dan memukul wajahnya tanpa ampun.
Yuta mencoba melerai dan menyingkirkan Mark yang terus melemparkan pukulan pada Jaehyun. Namun, tubuhnya sendiri juga sudah banyak terkena pukulan dari laki-laki yang terselimuti emosi itu.
Jaehyun kebingungan. Bukan dia tidak bisa melawan, hanya saja dia masih tidak ingin menyambut pertengkaran Mark yang tanpa sebab ini. Apalagi di depan Hanna.
"Kak! lepasin!"
Suara lain dari balik pintu juga terdengar. Dengan langkah cepat mama Sohyun menarik lengan Mark yang hampir kembali memukul wajah Jaehyun yang sudah babak belur. "Kakak kenapa? Lepasin!!" teriak mama Sohyun dengan tubuh gemetaran.
Mark menurunkan tangannya dengan napas tersenggal. Sisa-sisa emosi masih tersirat jelas pada wajah tegasnya.
"Laki-laki brengsek! Pergi lo dari sini dan jangan pernah balik lagi. Mulai sekarang lo bukan siapa-siapa Hanna lagi. Ngerti lo?!"
"KAKAK!!!"
"Mama tau apa yang udah dilakuin sama laki-laki busuk ini? Dia udah manfaatin Hanna," ungkap Mark dengan suara bergetar. Sorot mata tajam ditujukan pada Jaehyun yang terlihat kaget.
"Apa maksud kamu?" tanya Jaehyun bingung. Matanya melotot lebar mendengar ucapan Mark yang hampir memekakkan telinganya. Sungguh dia bingung dengan ucapan Mark yang tiba-tiba ini.
"Lo sengaja nikahin Hanna untuk kepentingan perusahaan lo, kan?" sarkas Mark masih dengan mata memerah. Tangannya kembali ingin melayang mengenai wajah Jaehyun.
"KAKAK!!" Mama Sohyun menarik lengan Mark cepat.
"Ma, pernikahan mereka palsu. Hanna dimanfaatin sama dia!" teriak Mark dengan suara bergetar. Matanya juga memerah menahan tangis. Sungguh hatinya sakit, bahkan sangat sakit memikirkan kejahatan Jaehyun pada adiknya. Apalagi dengan keadaan Hanna sekarang. "Aku ga nyangka Hanna sampai dimanfaatin laki-laki busuk kayak dia!!" Mata Mark sudah berkaca-kaca. Tangannya bergetar memegang tepi tempat tidur Hanna. Hingga detik berikutnya kepalanya tertunduk dalam.
Mama Sohyun tersentak, menatap Jaehyun penuh tuntutan atas jawaban dari pernyataan anak sulungnya.
"Benarkah itu? Apa anda memang melakukan itu?" tanya mama Sohyun sambil menatap Jaehyun yang terpaku. Perlahan wanita itu mendekatinya. Wajahnya pucat pasi, seakan takut mendengar jawaban yang saat ini ada di kepalanya. "Tolong jawab. Apa itu benar?"
Jaehyun terdiam. Dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia sangat tulus menyayangi Hanna dan keluarganya. Namun, apa yang diucapkan Mark sebagian memang benar, jadi bagaimana mungkin dia menyangkalnya. Menatap bagaimana kecewanya wajah orang-orang ini, membuatnya sangat sakit.
"JAWAB!!" bentak Mark keras.
Jaehyun mengangguk pelan. Tubuh mama Sohyun melemah. Air matanya mengalir perlahan. Hatinya benar-benar hancur. Bagaimana mungkin ada orang yang tega menyakiti dan memanfaatkan Hanna. Kenapa ada manusia yang tidak memiliki hati nurani.
PLAK!!!!
Tamparan keras mengenai wajah Jaehyun. Pria itu masih tertunduk sambil memegangi pipinya yang terasa panas. Perlahan dia mengangkat kepalanya. Ditatapnya wajah mama Sohyun dan Mark bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Aurora ( Tamat )√
Fanfiction"Woi, Princess aurora!! Ngapain lo di sini sendirian." "Heh, tiang listrik karatan. GUE BUKAN PRINCESS AURORA, BEGO!!! KESEL GUE TIAP KALI LO MANGGIL GUE ITU," Hanna. ## "Om, aku mau nikah sekarang!" Hanna. BRUAKKK!!