54. Listen my heart

137 31 61
                                        


“JANGAN BOHONG KAMU!!” bentak Mark dengan suara menggelegar. Tangannya masih mencengkeram kerah baju Guanlin keras. Bahkan dia tidak peduli laki-laki itu meringis mencoba melepas cengkeramannya.

Hari ini dia menemui Guanlin untuk meminta penjelasan mengenai rumor yang sudah tersebar di sekolah Hanna. Tentang rahasia besar adik kesayangannya. Dia tahu berkat Jeno. Di sela-sela Jeno menjelaskan kronologi kecelakaan yang menimpa Hanna dan dia. Laki-laki itu juga mengakui mencintai Hanna dan menyatakan perasaanya malam itu, hingga kecelakaan itu terjadi.

Namun, ada hal yang membuat Mark terkejut. Tentang Jeno yang bersungguh-sungguh dengan pengakuannya. Kalau dia sangat mencintai Hanna. Bahkan dia juga melindungi gadis itu kala dirundung teman-temannya di sekolah karena rahasianya terbongkar. Tentu Mark marah dan kesal. Siapa lagi kalau bukan Guanlin yang membongkarnya. Karena Guanlin sampai memutuskan hubungan dengan Hanna saat dia tahu penyakit adiknya itu.

“Aku berani bersumpah, Kak. Aku ga mungkin ngelakuin itu. Jadi, gimana keadaan Hanna?  Aku mau jenguk Hanna sekarang.”

Guanlin sangat khawatir. Padahal dia masih bertarung dengan dirinya sendiri hendak memberi gadis itu kado sejak semalam. Namun, siapa sangka malah kabar buruk duluan yang dia dapat.

“Jangan pernah temui dia lagi. Sampai kapan pun aku ga akan pernah ngizinin kamu jenguk dia.”

Mark menatap Guanlin tajam  kemudian melepaskan cengkeraman di kerah bajunya dan berlalu.

“Aku masih cinta Hanna, Kak!!” ucap Guanlin dengan suara lantang.

Mark membalikkan tubuh dan menatap Guanlin lama. Tersenyum sinis dan menatap lekat mata Guanlin seakan bisa mencungkilnya keluar kalau bisa.

“Dengar dan camkan baik-baik LAI GUANLIN!! Aku ga akan pernah ngizinin kamu mencintai Hanna, sampai kapan pun.”

“Aku ga pernah benci Hanna, Kak.”

“Simpan omong kosongmu itu!! Kamu pikir aku ga tahu apa yang terjadi selama ini sama Hanna? Apa yang udah kamu lakuin selama ini di sekolah?” Mark mendekatkan wajahnya ke arah Guanlin, dengan sorot mata lebih tajam. “KAMU TIDAK LEBIH BURUK DARI SAMPAH!!!”

Guanlin menatap wajah merah Mark. Dia memang membenarkan ucapan Mark barusan. Namun, tetap saja itu seperti cambukkan dan tamparan keras untuknya. Dia baru menyadari itu sekarang. Dia memang sampah. Padahal dia selama ini hanya menganggap Hanna gadis yang tidak ada apa-apanya dibanding dirinya. Ternyata dia lebih buruk.

“Kak!!” Guanlin menarik tangan Mark keras. Tatapannya sayu. Siapapun tidak pernah mendapati raut Guanlin yang sekarang. “Apa aku ga boleh kecewa? Apa aku ga boleh kesal? Aku juga manusia? Siapa pun mungkin akan ngerasain hal yang sama, waktu tahu rahasia besar kayak gini. Aku tahu aku salah udah egois dan malah mojokkin Hanna karena keadaanya. Tapi aku udah nyesal. Aku tahu ini ga bener.”

“Lai Guanlin!! Jangan ucapkan kata-kata penyesalan dari mulut kotormu itu!” Mark menatap Guanlin tajam. Matanya memerah. Bukan menahan tangis, tapi menyiratkan emosi yang masih meledak-ledak. “Oke. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Dan  semua yang pernah kamu lakuin sama Hanna itu ga akan pernah bisa dihapus, karena itu udah terjadi. Dan mungkin selamanya bakalan tetap diingat Hanna dan aku. Tapi tenang, kami  bisa kok maafin kamu. Dan sebagai gantinya, jangan lagi masuk dalam kehidupan Hanna. Kamu ngerti??” tegas Mark.

“Kak!!! Aku benar-benar nyesal. Kalau aja kakak tahu gimana frustrasinya aku selama ini. Aku bener-bener nyesel.”

“Sampai kamu nyebarin rumor itu sama semua orang, kan?” potong Mark lagi.

Guanlin menggeleng keras. Mata sayunya menatap Mark penuh harap. Harapan agar laki-laki bersurai hitam di depannya memberi sedikit celah kepercayaan dari penjelasaanya.

Bukan Aurora ( Tamat )√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang