Sebelum baca klik bintang di pojok kiri bawah yups (:
Selamat membaca!!
🎋
Suara gebrakan meja tiba-tiba terdengar dengan nyaring ketika seorang cewek dengan ranbut panjang yang mengenakan pakaian casual itu merasa baru sebentar ia terlelap.
Cewek itu berdecak, dia membalikan posisi kepalanya yang bersandar pada meja tanpa ada niatan sedikitpun untuk membuka mata dan melihat keadaan kelasnya.
"Gi! Bangun ih!" seru seorang cewek dengan rambut sebahu, dia memperlihatkan gestur gelisah ketika sahabatnya selama lebih dari satu semester itu justru asyik tertidur ketika dosen mata kuliah filsafat umumnya yang terkenal cukup killer se-antero kampus memandangi cewek yang tertidur itu dengan tatapan tajam.
Nihil, usaha yang dilakukan semua teman-teman sekelas nya untuk membangunkan cewek itu sia-sia. Cewek itu nampak tidak memiliki ketertarikan untuk bangun sama sekali. Bahkan bergerak saja tidak.
Dosen dengan badan kecil namun berwajah garang itu pada akhirnya berjalan mendekat. Seisi kelas sudah dapat menerka apa yang akan terjadi selanjutnya, hukuman paling pantas untuk mahasiswa yang tertidur di kelas apalagi jika bukan dikeluarkan secara tidak terhormat dari dalam kelas, kehilangan kesempatan untuk absen, juga poin merah yang akan dicatat oleh dosen.
Wanita itu melipat tangannya di dada, dia terlihat menarik napas seperti ingin berbicara dengan volume yang keras. "MAGIKA ANANDINI, BANGUN!"
Teriakan itu agaknya merupakan satu satunya senjata paling ampuh untuk membuat Magika bangun dari tidurnya yang seperti orang mati. Dia gelagapan jelas, persis seperti orang-orang normal lain di luaran sana yang ke gap tertidur di kelas.
"Kamu pikir kelas ini adalah kamar, yang bisa seenaknya saja kamu pakai buat tidur?!"
Magika menundukkan kepalanya, sok sok merasa bersalah, padahal di dalam hatinya dia justru bersorak gembira karena seperti sebuah rutinitas. Dia pasti akan di kick out dari kelas ini. Di luar rasanya akan lebih baik, karena dia bisa mencari suasana yang menyenangkan, melihat Kating kece nan ganteng berkeliaran, dan masih banyak hal-hal asyik di luar sana yang bisa dia lakukan.
"Sekarang saya minta, kamu keluar dari kelas saya!"
Magika mengangguk, dia meraih totebag hitamnya lalu dengan muka yang pura-pura tertekuk berjalan perlahan menuju luar kelas. Udara segar langsung menyapanya ketika ia sampai di luar ruang kelas. Magika berjalan mencari tempat duduk terdekat, yang kosong, di bawah pohon rindang tepatnya.
Cewek itu mengeluarkan ponsel untuk mengecek apakah ada notifikasi masuk dari Magenta, cowok yang telah menjadi pacarnya selama hampir dua tahun itu. Senyum cerah mengembang dari kedua sudut bibir Magika, kala mendapati pesan masuk dari pacarnya itu.
MyGenta❤
Kamu di mana?
Ada kelas?
Udah makan belum?
Di taman fakultas
Gak ada kelas kok.
Dan belum makan, hehe.
Gak ada kelas, apa dikeluarin
dari kelas lagi?Dih, suudzon mulu kamu.
Tadi aku liat kamu keluar kelas
sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen Fiction(SEQUEL MAGENTA) Sesuai dengan arti namanya, Magika berarti keajaiban, atau dalam istilah lain disebut dengan Miracle. Begitulah penggambaran sosok Magika di hidup Magenta. Magika adalah sebuah keajaiban yang membuat Magenta tersadar, bahwa terkadan...