1 | Happy Anniversary!

16.7K 1.6K 138
                                        

VOTE DULU SEBELUM BACA :)

Ramaikan supaya update nya cepet hehe.

H A P P Y  R E A D I N G !!!

🎋

Tugas kuliah yang sedang menumpuk membuat seorang mahasiswa terkadang lupa segala hal, lupa makan, lupa mandi, lupa tidur, bahkan bisa jadi lupa dirinya itu siapa.

Hal serupa dirasakan oleh Magika, cewek itu berulang kali menguap. Mencoba untuk tetap terjaga di depan laptop dan melanjutkan makalah individunya yang akan dikumpulkan beberapa hari lagi. Setumpuk buku referensi berulang kali Magika buka dan tutup, membaca cepat tiap halamannya untuk dijadikan bahan acuan dalam pembuatan makalahnya.

Berulang kali ponselnya bergetar, namun Magika abaikan. Magika agaknya terlalu sibuk bahkan untuk sekedar mengecek notifikasi di ponselnya.

Suara ketukan di jendela mendadak terdengar nyaring, Magika memutar kursinya dan menatap ke arah jendela. Dia menemukan seorang cowok dengan penampilan fisik yang selalu keten setiap waktu. Wajah tampan, dengan alis tebal juga rahang yang tegas itu selalu menjadi candu bagi Magika.

"Bukain!" cowok itu berbicara melalui gestur mulutnya.

Magika berjalan ke arah pintu balkonnya, memutar kunci lalu membukanya. Dinginnya malam langsung terasa, dan meresap sampai ke tulang yang membuat Magika secara refleks memeluk dirinya sendiri.

"Ngapain ke sini?" tanya Magika dengan ketus. Dia senang pacarnya itu berkunjung di malam yang membuatnya pening ini, namun tetap saja Magika masih kesal soal pesannya yang tidak dibalas sama sekali oleh Magenta.

Magenta bersender di ambang pintu dengan tangan yang terlipat, dia tersenyum tipis. "Dateng ke rumah pacar sendiri salah emang?"

"Bukan salah Gen, tapi bisa kan kamu lewat jalur normal?"

"Jalur alternatif lebih menantang," jawab Magenta, dia terkekeh sedangkan Magika mencebikan bibirnya mendengar jawaban Magenta. "Chat aku kenapa gak kamu balas?"

"Ini kamu lagi ngomongin diri sendiri ya?" Magika bertanya balik dengan nada sarkas.

"Maaf," ucap Magenta, "aku gak buka handphone tadi."

"Masa sih? Tapi kok online?" Magika menaikkan sebelah alisnya. Dia masih memasang tampang kesal. Ya bagaimana tidak kesal, Magenta online tapi sekedar membalas chatnya saja dia tidak bisa. Dan sekarang justru berkilah tidak pegang ponsel.

Memang ya, cowok itu paling pintar kalau soal membuat alasan.

Magenta terkekeh kembali, dia mengamit hidung Magika menggunakan jari telunjuk dan jari tengah nya. "Cie..  Pengamat setia status whatsapp aku nih ceritanya."

Akibat ulah Magenta pipi Magika memanas, dia mendorong Magenta menjauh darinya. "Udah sana pulang aja, aku mau ngerjain tugas."

"Tugasnya besok aja, sekarang temenin aku makan."

Magika melirik jam dinding di kamarnya lalu kembali menatap Magenta yang kini kakinya sudah menginjak lantai balkon. "Udah jam sembilan Genta, kemaleman tau."

"Please, just for to night." Magenta memohon dengan suara rendahnya.

Magika menghela napasnya, kalau begini dia tidak bisa melakukan apa-apa selain luluh dan mengiyakan permintaan Magenta. Iya, memang selemah itu pertahanannya jika dihadapkan dengan Magenta.

"Yaudah, kamu turun duluan. Aku ganti baju dulu."

"Just five minutes okay?"

"Iya, bawel," sahut Magika. Dia kemudian menutup pintu balkon nya kembali, sedangkan Magenta turun ke bawah dengan begitu hati-hati.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang