26 | Thank You
Vote sebelum baca jangan lupa:)
Komen di setiap baris juga boleh banget.
Happy Reading!!
---Q: kalian nemu MIRACLE duluan baru baca MAGENTA, atau sebaliknya?
---
Hanya orang tidak punya perasaan lah yang bisa bahagia dari hasil merenggut kebahagiaan orang lain.
---
Terbaring di ranjang rumah sakit ternyata tidak semenyenangkan apa yang Gista kira sebelumnya. Semuanya terasa membosankan, bahkan sangat. Cewek itu menekan tombol remot, berpindah dari chanel satu ke chanel yang lainnya namun tidak ada satupun acara televisi yang menarik baginya.
Ponselnya lowbat,Gista pun tidak membawa charger untuk mengisi ulang daya ponselnya. Alhasil dia tidak punya pilihan lain selain menonton acara televisi yang tidak ada unsur menarik-menariknya sama sekali itu.
Gista juga kesal karena dengan begini dia jadi tidak bisa menghubungi siapapun, termasuk Magenta untuk meminta cowok itu datang lebih awal dan menemaninya di sini.
Pintu terbuka, awalnya Gista pikir itu adalah petugas rumah sakit yang hendak membawakan sarapan. Namun nyatanya ia salah, yang datang justru cowok berperawakan tinggi dengan wajah tampan disertai rahang yang tegas. Itu adalah Rafael.
"Lo kok bisa ada di sini?" tanya Gista heran. Dia tidak merasa memberi tahu siapapun soal keberadaannya kecuali pada Magenta. Jadi mengherankan melihat Rafael datang di pagi hari seperti ini.
"Kenapa? Kaget?" cowok itu ganti bertanya, dia pun berjalan mendekat ke ranjang Gista dan menaruh sebungkus bubur ayam di brangkar.
"Genta ngasih tahu lo, soal gue yang ada di sini?" tebak Gista, karena kalau bukan Genta, maka siapa lagi yang bisa membocorkan keberadaannya?
Rafael dengan mantap menganggukkan kepala. "Dia yang minta gue dateng ke sini," jawab Rafael, dia berbohong.
Sebenarnya Rafael hanya asal menebak saja rumah sakit tempat Gista di rawat. Menurut perkiraannya, Magenta pasti membawa Gista ke rumah sakit yang paling dekat dengan amusement park yang mereka kunjungi hari itu. Dan ternyata insting-nya benar Gista memang berada di sini.
"Itu kenapa biru gitu?" tanya Gista yang melihat ada bekas biru di sudut bibir Rafael.
"Oh ini?" Rafael menunjuk ke arah yang Gista maksud. "Biasalah, cowok."
Gista membulatkan mulutnya sambil mengangguk. "Gentanya ke mana?"
Rafael mengendikan bahunya santai, "Lagi sama Gika kali," ucap Rafael asal. Walau begitu tentu dia mengharapkan Magenta meresapi ucapannya semalam sehingga Magenta bisa datang menemui Magika dan meminta maaf atas kesalahan yang diperbuatnya.
Gista meremas selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Sialan! Harusnya dia kan nemenin gue di sini!"
"Ya kenapa? Bukannya wajar? Magika kan pacarnya Magenta," ujar Rafael. Gista memandang Rafael sinis, entah apa setan yang merasuki cowok itu sehingga membuatnya terasa super duper menyebalkan hari ini.
"Gue denger makanan rumah sakit gak enak, jadi gue bawain bubur buat lo," ujar Rafael lagi, dia membuka bungkusan bubur ayam itu lalu menaikkan posisi ranjang Gista agar cewek itu bisa duduk.
![](https://img.wattpad.com/cover/185028106-288-k238542.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen Fiction(SEQUEL MAGENTA) Sesuai dengan arti namanya, Magika berarti keajaiban, atau dalam istilah lain disebut dengan Miracle. Begitulah penggambaran sosok Magika di hidup Magenta. Magika adalah sebuah keajaiban yang membuat Magenta tersadar, bahwa terkadan...