33 | Kamu Di Mana?

7.4K 955 780
                                    

33 | Kamu Di Mana?

Vote comment share jangan lupa.

Selamat Membaca!!

---

Kata Dilan rindu itu berat, namun menunggu kamu yang tidak ada kepastian rasanya jauh lebih berat.

---

"Gimana Gen, enak nggak makanannya?" Gista bertanya sembari memperhatikan Magenta yang terlihat makan dengan begitu lahap.

Magenta menganggukan kepalanya sambil terus mengunyah. Ketika makanan di dalam mulutnya usai ia telan Magenta meraih segelas orange juice lalu ia minum beberapa tegukan.

"Gak tahu beneran enak apa emang guenya yang lagi laper ini sih," jawab Magenta, dia tersenyum pada Gista.

"Ngeselin lo!" ucap Gista dia mencebikkan bibirnya, "by the way ini semua gue yang masak tau."

"Dih seriusan? Lo bisa masak?" Magenta bertanya dengan raut wajah terkejut, ya sangat sulit dipercaya memang seseorang seperti Gista bisa pandai memasak.

"Ya engga juga sih, gue bantu masaknya, mbak Lastri yang nyiapin bumbunya," ucap Gista, dia melebarkan senyuman manisnya.

Magenta terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya. "Kirain lo jago masak beneran Gis."

"Cowok tuh prefer ke cewek yang jago masak ya emangnya?"

"Gue pribadi sih kayanya iya," jawab Magenta sambil menganggukan kepalanya, "ya ngerasa spesial aja gitu kalo pasangan gue bikinin sesuatu buat gue."

"Oke kayanya gue harus belajar masak mulai sekarang."

"Demi gue?" tanya Magenta dengan sebelah alis terangkat.

Gista tertawa pelan, lantas diapun menggelengkan kepalanya meski di dalam hatinya dia berkata iya. "Ya bukan lah, kepedean banget lo!"

"Terus?"

"Demi diri gue sendiri, jadi cantik aja nggak cukup kan?"

"Iyain deh biar cepet," ucap Magenta, "eh gue ke toilet sebentar ya, kebelet."

"Yang lama juga nggak apa-apa, gue setia nungguin lo kok Gen," ucap Gista dengan nada bercanda, Magenta sendiri hanya meresponnya dengan kekehan pelan.

Usai Magenta pergi ke kamar mandi, tiba-tiba saja ponsel Magenta yang tergeletak di atas meja makan bergetar. Awalnya Gista hendak mengabaikannya dan fokus terhadap ponselnya sendiri, namun ketika melihat nama Magika muncul di sana, tangan Gista langsung bergerak cepat meraih ponsel itu.

Ada beberapa notifikasi pesan dari Magika dan Gista dengan lancang membukanya, membaca pesan itu satu persatu.

My Gika

Genta, kamu ke mana?

Kata mama kamu, kamu keluar.

Kenapa omongan aku yang tadi nggak dianggep sih?

Kenapa kamu nyebelin banget sih, selalu aja nggak mau ngedengerin aku.

Buruan pulang.

KENAPA DIBACA DOANG, BURUAN BALES-_-

"Dasar cewek aneh," cibir Gista sambil memutar bola matanya. Gista lantas memperhatikan suasana sekitar terlebih dahulu sebelum jari jemarinya mengetikkan pesan balasan untuk Magika.

Pergi ke luar bentar, gausah rewel.

Usai pesan itu terkirim dengan cepat Gista langsung menghapusnya untuk menghilangkan jejak bahwa dia telah sangat lancang membalas pesan yang tidak seharusnya dia baca.

Tidak berselang lama, ponsel Magenta kembali bergetar. Bukan pesan masuk dari Magika kali ini, melainkan cewek itu melakukan panggilan telepon. Gista tidak mengangkatnya, dia hanya memandang layar itu lalu menghapus data log panggilan di ponsel Magenta.

Begitu terus hingga pada akhirnya ponsel cowok itu mati karena kehabisan daya, Gista tersenyum miring dia mengembalikan ponsel itu ke posisi semula. Dengan begini Gista jadi tidak perlu repot-repot lagi mencegah Magika agar tidak menghubungi Magenta.

Dewi fortuna lagi dan lagi berada di pihak Gista.

"Gis, makanan lo kok belum habis?" Genta yang baru saja kembali dari kamar mandi bertanya, cowok itu duduk di hadapan Gista dengan wajah yang basah. Dia baru saja cuci muka sepertinya.

"Mendadak nggak nafsu makan gue," jawab Gista asal.

"Kok tiba-tiba banget?"

"Nggak tau juga. Eh lo udah selesai kan makannya?"

Magenta menganggukan kepalanya karena dirinya merasa bahwa ia sudah cukup kenyang juga.

"Habis ini kita ke WTF."

Magenta mengerutkan keningnya, "We The Fest?" tanyanya dan dengan cepat Gista menganggukan kepalanya sebagai respon.

"Gue gak punya tiket Gis," jawab Magenta. Yang ia tahu harga tiket masuk ke festival musik itu sangat mahal, apalagi kalau di beli di hari H yang sudah pasti hanya tinggal calo yang menjualnya-bisa nggak makan sebulan hanya gara-gara dibelikan tiket itu.

"Gue punya dua, santai."

"Guenya yang gak punya duit buat bayar."

Gista terkekeh pelan menanggapi wajah Magenta yang mendadak memelas saat dia berkata dia tidak punya uang. "Nggak usah pake dibayar segala. Anggep aja ini kado ulang tahun dari gue."

"Kenapa lo sebaik ini sih Gis, nyiapin gue ini itu di hari ulang tahun gue. Gue jadi nggak enak tau nggak," ucap Magenta.

"Kan gue udah bilang, anything for you Genta."

---

CERITA DI HAPUS SEBAGIAN KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN.

YANG MAU BACA LENGKAPNYA BISA BELI VERSI NOVEL. TERIMAKASIH 😊

---

Genta di manaa, dengan siapa, sekarang berbuaaat apaaa? Mungkin itu yang dipikirin Gika sekarang.

Huhuu, kasihan sekali jadi Gika. Sekalinya sayang berulang kali dikecewain.

Yuk kalo ada yang mau disampaikan untuk para karakter

1.Magenta

2.Magika

3.Gista

4.Rafael

5.Alan

6.Tejo

7.Vino

Aku gak bisa berkata bahwa everything gonna be okay habis ini. Jadi siap-siap okay

SPAM NEXT UNTUK LANJUT!!

See U on Next Chapter!

31 Juli 2019

Nana

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang