36 | Over

7.9K 1K 608
                                    

36 | Over

Vote sebelum baca jangan lupa.

Komentar yang banyak biar yang nulis seneng hehe.

Happy Reading!!

---

Thanks for makin me feel like I'm love by somebody

---

Kita ke temu di cafe SYNC, malam ini jam tujuh.

Pesan itulah yang membawa Magenta datang ke sebuah kafe tiga lantai bertema retro yang menjadi saksi bisu resminya hubungan Magenta dengan Magika lebih dari tiga tahun lalu.

Magenta dengan setelan kemeja polos berwarna navy itu tampak tersenyum sumringah sejak di parkiran, sampai menapaki anak tangga satu demi satu. Sampai di lantai tiga, yaitu di mana rooftop berada mata Magenta menyisir setiap sudut tempat yang kini sudah jauh lebih bagus sejak terakhir kali dia datang.

Lampion yang menyala memperindah suasana tempat ini, adanya live concert yang menyanyikan lagu-lagu dari banyak musisi terkenal membuat siapapun yang berada di sana.

Mata Magenta menangkap Magika yang tengah duduk di salah satu kursi di depan panggung, cewek itu terlihat begitu cantik meski pakaian yang dikenakannya hanya sebuah dress putih sederhana dengan tidak banyak detail berlebih. Rambut panjangnya tertata dengan rapi, riasan wajahnya pun tidak berlebihan. Natural seperti biasa, namun tetap terlihat cantik.

Magenta berjalan mendekat, menghampiri Magika yang terlihat begitu menikmati penampilan performance di panggung.

"Padahal baru semalem ketemu, tapi ngajak ketemuan lagi. Kamu kangen ya sama aku?" tanya Magenta, senyum sumringah tampak jelas di wajahnya.

Magika hanya meresponnya dengan senyuman tipis, dia berusaha untuk tersenyum meski sebenarnya di dalam hatinya dia memndam jutaan rasa sakit yang tak tertahan.

"Udah lama datengnya?" tanya Magenta kembali.

"Barusan kok," jawab Magika. Nada bicaranya terkesan cuek hingga Magenta merasa bingung sendiri ada apa gerangan dengan Magika.

"Kamu kenapa sih sayang?" tanya Magenta, dia meraih tangan Magika lalu mengelusnya lembut menggunakan ibu jari.

"Aku nggak apa-apa," jawab Magika, dia melepaskan tangannya yang sebelumnya digenggam oleh Magenta, Magika menatap ke arah panggung kembali, seakan menikmati jalannya pertunjukan-padahal tatapannya kosong.

Magenta menghela napasnya, dia yakin Magika sedang kenapa-napa saat ini. Kelihatannya pula, dirinya lah penyebabnya. Hanya saja Magenta tidak mengerti apa yang telah dilakukannya hingga Magika begini.

"Gi.." panggil Magenta lirih, perlahan Magika menoleh ke arahnya. "Aku ada salah ya? Kalau memang ada ngomong dong, jangan diem aja. Aku bukan dukun yang bisa nebak isi pikiran kamu."

"Kamu inget tiga tahun lalu apa yang terjadi di sini?"

Magenta menganggukan kepalanya, bagaimana ia bisa lupa dengan tempat ini. Tempat paling bersejarah dalam hubungannya dengan Magika.

"Kita resmi pacaran waktu itu," ucap Magika, "kamu sering bilang bahwa di dalam hubungan butuh kepercayaan. Tapi gimana mungkin aku bisa percaya sama kamu di saat kamunya sendiri nggak pantas untuk diberi kepercayaan Gen?"

Magenta mengerenyitkan dahinya. Merasa bingung dengan apa yang baru saja Magika ucapkan kepadanya. "Maksud kamu apa sih Gi?"

"Berapa banyak hal yang aku nggak tahu tentang kamu di belakang aku?" tanya Magika, tanpa sadar air mata menetes begitu saja dari pelupuk matanya. "berapa banyak lagi kebohongan yang harus aku terima dari kamu?"

"Gi, aku nggak ngerti."

"Jujur sama aku Gen, kamu sebenernya ada hubungan apa sama Gista?" tanya Magika, dia menebak bahwa Magenta pasti akan berkata bahwa mereka hanya teman. Magika tahu bahwa itu pasti adalah kebohongan, dan untuk itu Magika berharap Magenta bisa jujur kepadanya kali ini.

"How many times that I have to tell you that we're just friends?" ucap Magenta, dia sudah bingung dengan cara apalagi untuk meyakinkan Magika, meyakinkan dunia bahwa dia dan Gista memang benar-benar hanya sebatas teman. Tidak lebih.

"Kamu bilang cuma temen? Gimana bisa aku percaya kalau selama ini yang kamu lakuin sama dia udah di luar batas kewajaran?"

"Gi aku nggak ngerti maksud kamu."

"Nggak ngerti atau emang kamu lagi berusaha menghindar dari kesalahan kamu sendiri Gen?" tanya Magika, sekali lagi air mata jatuh membasahi pipinya.

"Kamu kalau memang udah bosen sama aku bilang Gen, gak gini caranya! Kamu bilang kemarin kamu pergi sama sepupu kamu, iya? Sejak kapan kamu sama Gista sepupuan? Kamu pikir aku nggak tahu kemarin kamu bohong sama aku?"

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Magenta terdiam dan tak mampu berkata. Magenta tidak tahu darimana Magika mengetahui semuanya, bisa jadi Magika melihatnya bersama Gista kemarin, atau mungkin saja ada pihak lain yang memberi tahunya soal itu.

Intinya penyesalan yang Magenta rasakan kian bertambah, apalagi melihat Magika menangis. Lagi-lagi karenanya.

"Jawab aku Gen! Kamu beneran pergi sama Gista kan?!" tanya Magika kembali dengan volume yang lebih tinggi dari sebelumnya. Sebagian pengunjung mulai menaruh perhatian kepada mereka, memperhatikan dengan saksama karena kapan lagi akan ada drama percintaan live yang bisa mereka tonton.

"Maaf," ucap Magenta lirih. Berjuta kata maaf rasanya tidak cukup untuk mendeskripsikan seberapa besar rasa bersalahnya karena telah menyakiti Magika.

"Enggak, bukan kamu yang salah! Aku yang salah Gen, aku yang salah karena terlalu percaya sama kamu, hingga aku sendiri gak sadar bahwa orang yang selama ini aku percaya ternyata udah nipu aku habis-habisan!" ucap Magika, air mata mengalir semakin deras dari pelupuk matanya.

CERITA DI HAPUS SEBAGIAN KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN.

YANG MAU BACA LENGKAPNYA BISA BELI VERSI NOVEL. TERIMAKASIH 😊

---

//Selesai sampai di sini//

I'm tryin my best, Sorry kalo feelnya kurang ngena apa gimana. I'm still noob :(

Jadi ini akhirnya mungkin yang terbaik untuk mereka.

Kalian seneng atau ngga mereka putus juga pada akhirnya?

See U when I see you!!

7 Agustus 2019

Nana

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang