Selalu benar, bahwa penerapan tidak semudah pengucapan. Mungkin dulu Magika bisa berkata dia kuat menghadapi kenyataan bahwa Magenta telah bersama yang lain. Namun nampaknya ia salah, Magika tidak sekuat itu. Dia rapuh, di dalam.
Tidak dapat dideskripsikan seberapa sakitnya perasaannya kala ia melihat bahwa Magenta benar-benar bersama Gista. Ternyata dugaannya bukan hanya sebatas isapan jempol belaka. Mereka memang benar-benar bersama, meski mengkin jauh sebelum hubungan Magika dan Magenta usai.
Melihat Gista pergi dari hadapan Magenta, Magika berjalan maju menghampiri cowok itu yang kini ada di sudut ruang sedang mengambil minuman.
Benar, Magika hancur di dalam, namun dia harus menunjukkan bahwa dia baik-baik saja pada Magenta.
"Ternyata bener dugaan gue kan? Lo sama Gista, sejak kapan?" tanya Magika dia meraih segelas minuman yang tersedia di meja. Setelah sekian lama, baru kali inilah ia memiliki kesempatan untuk berbicara dengan orang yang pernah teramat sangat ia cintai tersebut.
Magenta yang sebelumnya tengah menenggak minuman, menurunkan gelas yang digenggamnya ke meja, dia menatap ke arah Magika, mereka saling bertatapan setelah sekian lama. Namun tidak ada sorot mata kehangatan dan penuh cinta kembali. Yang tersisa hanyalah tatapan dingin, dan amarah yang berbalut rasa kecewa.
"Kenapa? Lo gak terima gue sama Gista?" Magenta bertanya balik, padahal sejak awal sudah jelas-jelas Magika yang mengkhianati dirinya. Namun tetap saja dia bertingkah seolah dia adalah orang yang paling tersakiti di sini.
"Gak terima?" tanya Magika kemudian dia tertawa hambar, "Yang satunya PHO, yang satunya lagi tukang selingkuh. Kalian cocok kok barengan," sindir Magika.
Kali ini giliran Magenta yang tertawa hambar mendengar sindiran Magika. "Lo lagi ngomongin diri lo sendiri?"
Magika mengerenyitkan dahinya tidak mengerti, "Maksud lo apa?"
"Gak usah pura-pura lugu deh Gi. Lo pikir gue gak tau apa yang terjadi antara lo dan Rafael di belakang gue? Gue tahu semuanya, lo dan Rafael itu sama-sama busuk. Lalu lo mutusin gue dan selalu bertingkah seolah gue lah yang jahat di sini. Mikir deh, sebenernya yang dikhianati di sini tuh siapa? Lo apa Gue?!" ucap Magenta, kata-katanya begitu datar namun menusuk.
Tanpa bisa Magika cegah air mata menetes begitu saja dari pelupuk matanya. Magika sudah berusaha mati-matian untuk tidak menangis, namun ternyata pertahanannya belum sekuat itu.
"Dunia memang selucu itu ya? Yang selingkuh lo, yang mutusin gue lo, yang nangis dan merasa dikhianati lo juga," ucap Magenta begitu dingin. "udah, gue males liat air mata buaya lo itu. Gue mau pergi, permisi," tambah Magenta. Kemudian cowok itu benar-benar pergi dari hadapan Magika.
Magika menatap punggung itu nanar, dia tidak menyangka bahwa Magenta dengan begitu pandainya memutar balikan fakta. Menuduhnya ini dan itu, padahal yang sebenarnya terjadi cowok itu sendiri lah merusak semuanya.
CERITA DI HAPUS SEBAGIAN KARENA KEPENTINGAN PENERBITAN.
YANG MAU BACA LENGKAPNYA BISA BELI VERSI NOVEL. TERIMAKASIH 😊
---Mohon maaf karena terlambat update.
Aku sudah mulai masuk kuliah, jadi rasanya Update-an selanjutnya hanya akan seminggu paling banyak 2 kali.
Yang jelas setiap minggu pasti update kok :) Tolong ngertiin ya, karena pendidikan ku juga penting ;)
Jadi apa pendapat kalian mengenai bab ini?
Kalau kalian ketemu Gista di dunia nyata, kalian akan....
Kalau kalian ketemu Genta di dunia nyata, kalian akan....
Kalau kalian ketemu Gika di dunia nyata, kalian akan....
.
.
SPAM NEXT UNTUK LANJUT!!
SEE U ON NEXT CHAPTER!!
20 AGUSTUS 2019
NANA

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen Fiction(SEQUEL MAGENTA) Sesuai dengan arti namanya, Magika berarti keajaiban, atau dalam istilah lain disebut dengan Miracle. Begitulah penggambaran sosok Magika di hidup Magenta. Magika adalah sebuah keajaiban yang membuat Magenta tersadar, bahwa terkadan...