17 | Togel
Vote dulu sebelum baca jangan lupa.
Happy Reading !
--
Di mata cewek semua cowok itu sama aja. Padahal sebenarnya enggak, ada yang playboy, ada yang badboy, dan ada juga yang hobi ninggalin pas lagi sayang-sayangnya.
--
"Udah, pesen aja aku yang bayar nanti."
Kata-kata yang begitu langka baru saja meluncur dari mulut Magika, kata-kata itu membuat Magenta memandang pacarnya itu dengan tatapan takjub. Seumur-umur kenal, rasanya baru kali ini Magika ada niatan untuk mentraktirnya. Biasanya kan Magika adalah tipe orang yang mengejar mati-matian untuk yang namanya gratisan.
"Tumbenan mau nraktir, kamu habis menang togel ya?" celetuk Magenta asal. Sudah dapat diduga apa yang Magika lakukan kepadanya, cewek itu melotot lalu memukul lengan Magenta keras-keras.
"Sembarangan aja kamu!" bentak Magika. Tidak peduli suaranya dapat didengar oleh orang lain, juga mbak-mbak pelayan di depannya yang tengah menahan tawa melihat kelakuan sepasang kekasih tersebut. "Aku nraktir kamu tuh pake duit halal Genta, lagian mana pernah sih aku ikutan togel."
Magenta terkekeh pelan menanggapi ocehan Magika. Jelas dia hanya bercanda berbicara seperti tadi, dia tahu Magika itu cewek baik-baik yang rasanya gak mungkin juga main togel seperti itu. Hanya saja memang sangat mengherankan jika Magika mentraktirnya, bahkan rasanya keajaiban ini harus diabadikan di Guiness Book of Record sebagai tujuh hal aneh yang terjadi di dunia.
"Bercanda sayang, ih baperan banget sih." Magenta mengacak pelan rambut Magika sambil tersenyum manis, senyum yang benar-benar bersinar dan mampu melelehkan dalam hanya sekali pandang.
Perasaan yang dirasakan oleh mbak-mbak pelayan yang berdiri di antara sepasang kekasih yang tengah kasmaran itu tentu saja awkward dan serba salah. Tetap stay tapi kaya obat nyamuk, mau pergi juga mereka adalah customer, jadi bayangkan saja bagaimana gundah gulananya perasaan mbak-mbak tersebut. Pada akhirnya mbak-mbak tersebut berdehem untuk mencairkan suasana.
Ketika Magenta dan Magika sama-sama menoleh, barulah si pelayan tersebut tersenyum. "Jadinya pesen apa Kak?" tanyanya ramah, tangannya telah bersiap untuk menulis pesanan mereka berdua.
"Aku nasi goreng kambingnya satu, sama lemon tea-nya satu," ucap Magenta, dan pelayan tersebut segera mencatatnya.
"Udah itu doang Gen? Dikit banget," celetuk Magika.
"Emangnya aku kaya kamu yang suka memanfaatkan kesempatan pas lagi dapet gratisan?" Magenta tersenyum miring dengan sebelah alis terangkat.
Mungkin kalian masih ingat bagaimana Magika selalu saja pesan berlebihan saat dia tahu dia ditraktir, bahkan pernah sekali dia sampai memesan banyak makanan untuk dibungkus dan di bawa pulang. Magenta mah beda, dia tahu diri—gak seperti Magika yang urat malunya mendadak putus saat mendengar kata gratisan.
Merasa tersindir, Magika langsung menatap Magenta sinis tanpa memiliki niatan untuk menimpali, dia membaca buku menu sekilas sebelum akhirnya memutuskan untuk memesan. "Spagetinya satu, Lemon tea-nya satu, Chocolate Ice cream-nya satu, sama French Fries yang ukuran jumbonya satu ."
"Baik Kak, ditunggu ya." Dengan senyuman ramah pelayan itu pergi meninggalkan meja yang ditempati oleh Magenta dan Magika.
Sembari menunggu pesanan mereka datang, Magenta dan Magika sama-sama memainkan ponselnya. Magika sempat memotret suasana restoran tempat mereka berada untuk dijadikan story, namun saat foto tersebut sudah ia ambil, ada satu hal yang janggal di sana. Dia melihat seseorang yang sepertinya ia kenal tertangkap di sana. Magika memperbesar layar, dan memang wajah itu tidak asing baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Novela Juvenil(SEQUEL MAGENTA) Sesuai dengan arti namanya, Magika berarti keajaiban, atau dalam istilah lain disebut dengan Miracle. Begitulah penggambaran sosok Magika di hidup Magenta. Magika adalah sebuah keajaiban yang membuat Magenta tersadar, bahwa terkadan...