48 | Tak Terganti
Berhubung fast update ada chalenge nih buat kalian semua
1000 komen baru update lagi bisa?
No spam komen ya wkwk---
Berapa kali lagi aku harus memberimu maaf lalu ujungnya kau kecewakan kembali?
---
Melihat Magika yang pergi bersama Rafael dan tidak ada sedikitpun niatan dari Magenta untuk mengejar, atau setidaknya menahan langkahnya membuat Jo dan Vino sama-sama geregetan. Kedua cowok itu langsung saja menghujani Magenta dengan kata-kata yang cenderung nyinyir.
"Ini lo kenapa bego banget sih? Kejar itu Magika!" ujar Vino dengan ekspresi geregetannya
"Tau, tahan kek, apa kek, katanya mau minta maaf, tapi baru ditolak gitu doang kenapa lu diem aja kaya arca batu?" tambah Jo tak kalah geregetannya.
"Ya lo liat sendiri lah, kehadiran gue di hidup Gika itu kaya benalu. Ngeganggu," ujar Magenta membela diri. Jikalau respon Magika bisa lebih baik dari yang barusan, mungkin Magenta masih memiliki keberanian untuk mengejarnya, menahannya, dan lalu meminta maaf padanya. Namun Magika sepertinya sudah benar-benar enggan berurusan dengannya lagi, untuk itulah Magenta memilih diam saja karena dia tidak mau mengganggu hidup Magika.
Jo berdecak, dari dulu selalu saja begini. Magenta ini entah kenapa tidak berubah-ubah, dari dulu dia selalu sangat amat bodoh soal cinta. Magenta benar-benar tidak bisa membaca situasi, dia tidak bisa membaca celah di mana dia seharusnya bisa masuk maupun tidak. Magenta terlalu mudah menyerah.
"Lo masih sayang gak sih sama dia sebenernya?" tanya Jo serius.
"Kenapa pertanyaan lo gitu?" Magenta balik bertanya pada Jo dengan sebelah alis terangkat. Setelah semua yang terjadi, Magenta akui dia masih amat sayang pada Magika. Tidak mudah menghapus perasaan pada seseorang yang bertahun-tahun mengisi hatinya, mengisi hari-harinya, membuatnya tertawa, dan membuatnya bahagia.
"Ya kalo lo masih sayang perjuangin lah! Jangan sampe lo nyesel kalo liat Magika sama yang lain!" ujar Vino.
"Lo inget man, dia pernah perjuangin lo sampe sebegitunya, masa lo gak bisa kaya Magika? Perjuangin dia sebagaimana Magika perjuangin lo dulu." Jo ikut menambahkan.
Magenta terdiam selama beberapa saat, dia meresapi kata-kata yang keluar dari mulut kedua sahabatnya itu.
Mungkin Magenta masih bisa kuat menghadapi kenyataan bahwa hubungannya dengan Magika yang kini telah hancur, namun untuk melihat Magika bahagia bersama orang lain, itu akan sangat berat baginya meski dia berulang kali berkata bahwa she deserve better.
Membuat keadaan membaik, tentu itu adalah impiannya. Hanya saja dia tidak tahu harus memulai dari mana, Magenta sangat bingung, terlebih melihat sikap Magika yang sejauh ini terlihat benar-benar muak dengan kehadirannya. Magenta menganggap itu hal yang wajar karena sumber dari semua masalah ini adalah dirinya.
Jika benar ia harus memperjuangkan Magika seperti dulu cewek itu berjuang untuk merubah perasaannya, maka Magenta harus mulai dari mana?
"Kenapa diem aja sih? Susul Magika bego!" titah Vino.
Magenta menghela napasnya lalu dia mengangguk. "Iya, gue susul dia sekarang."
Kaki Magenta baru saja hendak melangkah ketika tiba-tiba kehadiran Gista di sana dengan senyumannya membuat mood Magenta seketika bertambah down.

KAMU SEDANG MEMBACA
MIRACLE
Teen Fiction(SEQUEL MAGENTA) Sesuai dengan arti namanya, Magika berarti keajaiban, atau dalam istilah lain disebut dengan Miracle. Begitulah penggambaran sosok Magika di hidup Magenta. Magika adalah sebuah keajaiban yang membuat Magenta tersadar, bahwa terkadan...