32 | Tertunda

7.5K 910 367
                                    

32 | Tertunda

Vote Comment dan Share jangan lupaa:)

Happy Reading!

---

Kamu melupakanku? Iya, tidak masalah. Aku memang sudah terbiasa dilupakan.

---

Usai mobil yang Rafael kendarai berhenti di depan sebuah rumah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah Magenta, Magika turun dari mobil. Cewek itu menghampiri dua orang cowok yang tengah duduk di trotoar jalan, tepat disamping mereka ada sebuah motor ninja hitam yang terparkir di sana.

Kedua cowok itu terlihat tengah asyik dengan ponsel masing-masing hinggat tidak menyadari keberadaan Magika di sana.

"Belagak mainan handphone, ada yang nge-chat emang mas?" ucap Magika, dia melipat tangan di dada sambil bersender pada mobil Rafael.

Kedua cowok itu mendongak, menatap Magika di sana. Salah satu dari keduanya, yang memiliki tampang agak-agak galak berdecak kesal.

"Dari mana aja lo, udah telat setengah jam ini," ucapnya, dia berdiri sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku.

Magika nyengir kuda karena dia sadar dia salah telah terlambat datang, padahal dia sendiri juga yang menentukan jamnya.

"Ya sorry Vin, jalanan lagi macet ini." Magika beralibi, padahal yang sebenarnya ia dan Rafael sama-sama lupa waktu.

Cowok yang satunya lagi, yang memiliki wajah jauh lebih imut dari Vino ikutan berdiri.

"Itu siapa?" tanya cowok yang memiliki mata sipit itu kala melihat Rafael keluar dari mobil yang sama dengan yang Magika tumpangi tadi.

Magika menoleh menatap Rafael, lalu dia tersenyum. "Oh ini, kenalin namanya Kak Rafael. Kak, kenalin manusia yang sok ganteng ini namanya Tejo, yang satunya namanya Vino."

"UDAH GUE BILANGIN BERAPA KALI GIKA, PANGGIL GUE CUKUP JO AJA!" Jo jadi ngegas sendiri karena kesal dengan Magika yang masih saja ngeyel memanggilnya dengan sebutan Tejo meski sudah berulang kali diperingatkan.

"Bodo amat," sahut Magika, dia menjulurkan lidahnya mengejek.

"Gue sleding juga lo lama-lama!"

"Coba aja kalo bisa!"

"Kalo bisa gak usah nangis ya lo!"

Melihat pertengkaran antara Jo dan Magika yang selalu saja begini setiap kali mereka bertemu membuat Vino menghela napasnya berat. Entah kapan Jo dan Magika bisa akur-mungkin harus menanti matahari terbenam di timur dahulu.

"Woy! Udah napa, ribut mulu kerjaan lo berdua kalo ketemu," ucap Vino, dia memutar bola matanya jengah.

"Ya habisnya ini anak ngeselin banget Vin!" jawab Jo tidak mau disalahkan.

"Dih gak sadar diri, lo lebih ngeselin malahan Tejo!" balas Magika tidak mau kalah, keduanya saling beradu tatapan sengit satu sama lain.

"Sorry, mereka berdua emang gini kalau udah ketemu," ucap Vino kepada Rafael yang disambut anggukan dan senyum maklum dari Rafael.

Vino mengulurkan tangannya mengajak Rafael bersalaman, "Gue Vino, temen SMA-nya Genta."

Rafael menjabat tangan Vino dengan ramah. "Gue Rafael, temen kuliah Genta."

"Tunggu... Nama lo Rafael?" tanya Jo, cowok itu memandangi Rafael dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. Karena bingung pada akhirnya Rafael hanya mengangukan kepalanya dengan kaku.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang