2. Andra Elvan Fahreza

3.9K 318 5
                                    

Jika ada kesempatan di hari ini, kenapa harus besok?

---
🌸🌸
---


"Besok kamu sudah boleh bersekolah disini lagi, Andra."

Andra tersenyum senang saat Kepala Sekolah berkata seperti itu. Ah, sudah lama juga Andra tidak bertemu teman-temannya.

"Terima kasih, Pak."

Andra keluar dari ruang kepala sekolah setelah mengucapkan kata terima kasih. Diluar, sudah ada Papanya yang menunggu.

"Andra besok udah bisa masuk, Pa."

Fahreza mengangguk. "Sekarang mau pulang?"

Andra menggeleng. "Andra mau ketemu temen-temen Andra dulu deh, Pa, nanti Andra bisa pulang sendiri."

"Naik taxi, jangan naik ojeg." ucap Fahreza mengingatkan.

Andra berdecak pelan, kemudian mengangguk patuh. "Iya, Pa, naik taxi."

"Kamu harus tanggung jawab sama apa yang akan kamu lakukan, kamu paham apa maksud Papa, Andra?"

Andra menghela napas beratnya. "Iya, Papa Fahreza yang terhormat," ujar Andra kesal.

Fahreza tertawa kemudian mengacak rambut Andra asal. "Oke, son, Papa kerja dulu. Jaga diri baik-baik dan jangan lupa pulang."

Andra mengangguk dan mengantarkan Papanya ke parkiran. Setelah Papanya pergi, matanya langsung menangkap seorang gadis yang sedang berjalan dari arah kantin, berbincang dengan teman sebayanya, kemudian pergi.

Andra mencetak senyum, gadis itu terlihat cantik sekali dengan rambut yang digerai, ditambah dengan wajahnya yang jutek membuat Andra langsung tertarik begitu saja. Tapi tunggu, apakah gadis itu murid baru? Mengapa Andra tak pernah melihat gadis itu sebelumnya?

🌸-🌸

Kantin masih sama seperti dulu, tak ada yang berbeda. Andra langsung menoleh kearah sisi pojok kanan, dimana tempat biasanya ia dan teman-temannya duduk.

Andra mendekat kearah meja itu, disana sudah ada tiga orang laki-laki yang sangat familiar di mata Andra.

"Woy!" ucap Andra.

Semua mata tertuju pada Andra, wajah terkejut mereka tak bisa disembunyikan. "ANDRA!" teriaknya kompak.

"Ya, gue Andra. Andra Elvan Fahreza, putra dari Bapak Fahreza," ujar Andra.

"Lo beneran balik sekolah, Ndra? gue kira lo betah di negara orang nggak balik-balik."

"Ya balik lah, Ram, gue kan made in Indonesia."

"Indonesia bagian mana pas mak bapak lo bikin? Kok anaknya bisa bening begini? Siapa tau gue bisa ikutan kalo gue sama Lili udah nikah."

"Lo masih sama si Lili, Dan? Gue kira, lo udahan sama dia." ucap Andra santai.

"Hey, yang kaya Lili itu langka, lo kalo ke ragunan, nggak akan ketemu yang kayak Lili."

"Ciah, lo kira si Lili simpanse." ujar Rama.

Mereka bertiga tertawa puas, Rama dan Zidan adalah sahabat Andra sejak kelas 1 SMA. Jelas saja mereka senang Andra bisa kembali ke sekolah ini, karena Andra sudah setahun ini pergi ke negeri orang, entah ingin apa pria itu kesana.

"Eh, lo tau nggak, ini nih si Martin dari tadi diem aja kenapa?" ujar Rama meremehkan.

"Eh iya, Tin, lo nggak seneng gue balik?" tanya Andra.

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang