8. Dokter Jay

3.4K 227 13
                                    

Pernah aku bermimpi bertemu dengan bidadari. Sampai akhirnya aku terbangun dan melihatmu. Ternyata istilah bidadari tanpa sayap itu adalah benar, kamulah buktinya.

🌸🌸
_____

Martin diam dan terus menatap Andra yang sedang beristirahat. Martin tidak menyangka jika sahabatnya di berikan ujian seberat ini.

"Gue di rumah sakit?"

Martin tersadar dari lamunannya saat suara Andra terdengar.

"Di ruang jenazah!" ucap Martin asal.

"Lo nyumpahin gue mati?"

"Bukannya lo yang pengen mati?"

Andra diam dan tersenyum. "Lo udah tau penyakit gue, Tin?"

Martin menghela napas beratnya, "Gue ini sahabat lo, Ndra. Kenapa, sih, hal sebesar ini lo umpetin dari gue! Ada gue, Zidan sama Rama. Kenapa lo bisa nanggung beban sendirian kayak gini? Lo nggak percaya sama kita?"

Andra terkekeh mendengar penuturan Martin yang terdengar seperti wanita cerewet. Andra memposisikan dirinya menjadi duduk, sepertinya kondisi badannya sudah lebih bugar dari tadi.

"Lo kayak mak-mak tau, nggak. Gue nggak apa-apa, gue sehat ini loh," canda Andra.

"Ndra.."

"Oke, gue minta maaf kalo gue nggak cerita masalah ini. Karena menurut gue, hal kayak gini nggak perlu gue bagi ke kalian. Gue akan bagi hal-hal yang bikin gue bahagia, bukan malah bikin kalian khawatir," jelas Andra.

"Tapi setidaknya lo berobat dong yang bener. Banyak yang sayang sama lo, lo nggak mikir perasaan nyokap bokap lo apa," ucap Martin tak santai.

"Lo sayang sama gue? Pantes aja, selama ini lo jomblo, ternyataa.. gue nggak nyangka, Tin," ucap Andra haru.

Kepala Martin rasanya ingin pecah saat ini juga. Bagaimana bisa Andra tetap bisa bercanda saat mereka berbicara hal yang serius seperti ini.

"Amara jangan sampe tau, ya?"

"Kenapa, sih, lo masih mikirin Amara. Udah jelas Amara itu nggak suka sama lo!"

"Halah, Amara tuh sebenernya cinta mati sama gue. Cuma dia shy-shy cat aja," ucap Andra percaya diri.

"Gue mau dia ngerasa kalo dia di perjuangin. Dan point pentingnya, gue mau dia tau, kalo gue nggak sama kayak cowok di luaran sana," sambung Andra.

"Ngomong sok bijak lo. Nih jantung di benerin dulu!"

Andra terkekeh mendengar celetukkan Martin barusan. Andra tau jika Martin sebenarnya khawatir padanya, tapi Andra tak ingin di kasihani, Andra kuat. Jantungnya pun begitu.

Karena Andra sudah menemukan Jantung hatinya.

Amara lah orangnya.

🌸🌸

"Andra nggak ada, Martin juga nggak ada, kemana dah tuh anak?" tanya Rama bingung.

"Tau dah, gue udah coba telpon si Martin, kagak diangkat. Nelpon Andra, nggak aktif. Tuh anak lagi pacaran apa yak?"

"Pacaran mata lo peyang!" ucap Zidan tak santai

"Ya terus ngapain kalo bukan pacaran? Mereka pergi, berduaan lagi."

"Terserah, Ram, terserah!"

Zidan pergi dari hadapan Rama saat itu juga. Rama terus memanggil Zidan sambil mengikutinya.

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang