48. Berhasil

1.5K 207 48
                                    

Kau selalu denganku
Mengubah semua hari gelapku
Kau hapuskan kenangan pahit yang kupikir tak bisa kuhapuskan.

🌸🌸

Playing now | Yang kurasa - Reza Darmawangsa ft Ashira Zamita.

🌸🌸
_____

Andra diperbolehkan pulang oleh Dokternya atas seizin orang tua Andra. Sementara Amara, gadis itu awalnya kekeh ingin Andra dirawat dirumah sakit. Namun, Andra mengatakan jika ia akan baik-baik saja jika beristirahat dirumah. Ia juga tetap memaksa untuk pergi keacara promnight nanti malam dan memaksa Amara untuk mempersiapkan dirinya.

Yang terjadi adalah seperti sekarang, Amara berada di apartemennya. Sementara Andra? Lelaki itu tetap berada dirumahnya sampai nanti malam Andra akan menjemput Amara.

Padahal, Amara sudah menolak berkali-kali, namun, Andra pun bersikeras untuk menjemput Amara dan meyakinkannya bahwa ia baik-baik saja.

Kini Amara tengah bersama dengan Lula dan Sinta. Kedua gadis itu akan menjadi pengurus salon untuk Amara hari ini.

Lula yang mengerti make up dan Sinta yang mengerti akan style.

Entah Amara merasa dalam posisi yang beruntung atau tidak sekarang.

"Ra, buruan dong. Lo mau make up jam berapa?" tanya Lula. Tangannya tak berhenti untuk memakaikan sesuatu diwajahnya sendiri.

"Lo duluan aja," ujar Amara.

"Lo juga belum ganti baju, Ra. Ini udah jam berapa? Ganti baju dulu sana," titah Sinta.

"Ini masih jam 4, acaranya juga jam 7," protes Amara.

Lula berdecak, "Iyakan gladi dulu. Cakep nggak nih kita pake ini. Nanti kalo cakep, berarti malem kita pake riasan ini. Kalo nggak, ya, ganti," jelas Lula.

Amara menggelengkan kepalanya.

"Ribet lo jadi cewek," cibir Amara.

"Sadar diri, Ra, lo juga cewek," ucap Sinta tak terima.

"Tapi gue nggak seribet kalian."

Sinta menghela napasnya dan membiarkan Amara tertidur pulas dikasurnya. Sementara Lula, ia masih sibuk memilih lipstik yang cocok untuknya nanti malam.

"Sin, nanti malem, lo berangkat sama siapa? Bukannya harus bawa gandengan ya?" sindir Lula.

"Gue udah janji sama Zidan dong, diakan jomblo," jawab Sinta enteng.

"Rama nggak ngajak lo, Sin?" tanya Amara. Ia mengganti posisinya menjadi duduk.

"Ngajak, tapi gue ogah sama dia. Yang ada, riasan gue rusak gara-gara gue emosi terus sama tuh anak."

Memang benar. Mengingat Sinta dan juga Rama senang bertengkar, mereka tidak mungkin menjadi satu. Bayangkan saja, jika mereka datang bersama, pasti Rama akan membuat Sinta kesal dan berakhir dengan aksi lempar melempar.

Bisa saja, acara promnight jadi hancur gara-gara keduanya.

"Lo, La? Sama siapa?"

"Gue sama Putra, anak kelas sebelah. Kemarin dia kalah taruhan sama temen-temennya. Jadi, dia ditantang temennya dan suruh pergi promnight bareng gue."

Amara mengerutkan keningnya, "Terus?"

Lula memutar kursinya, "Gue iyain aja. Dia kaya sih. Katanya, gue boleh minta apa aja selama seminggu kalo gue nurutin apa maunya. Gue sih iya-iya aja, asal dia nggak kurang ajar dan masih sopan sama gue," jelas Lula.

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang