3. Andra gila

3.7K 297 7
                                    

Hidup itu sangat sederhana.
Kejar bila itu menyenangkan, tinggalkan bila itu menyakitkan.

🌸🌸

___

Kucing yang ia temui kemarin akhirnya Andra pelihara. Walaupun Andra sebenarnya tidak terlalu menyukai kucing, tapi, dengan sekali melihat kucing ini entah mengapa Andra langsung sayang.

Mungkin ini yang dinamakan cinta pertama.

"MIXEL!" teriak Andra. Andra sudah mencari kesana kemari kucing itu. Namun nihil, Andra tak menemukannya.

"Cari apa, Ndra?" tanya Bu Fahreza.

"Itu loh, Ma, aku cari si Mix."

"Mix? Mixer?" tanya Bu Fahreza, lagi.

"Kok mixer, sih, Ma. Itu loh kucing yang aku bawa kemaren," ujar Andra gemas.

"Oh.. si Loreng. Tuh ada di belakang, Mama udah beliin kandang."

"Bukan Loreng, Ma, Mixel!" bantah Andra.

"Nama kok Mixer, Ndra, nggak keren dong," ujar Bu Fahreza.

"Terus Mama mau kasih nama siapa? Lubinta Luna? Syagrusukan? Kerenan juga Mixel, Ma, kayak ada bule-bulenya gitu. Kebetulan juga kan warna kucingnya putih," ujar Andra asal.

"Putih dari mana, kamu nggak liat itu ekor kucingnya warna hitam!" bantah Bu Fahreza.

"Yaelah, Ma, hitam dikit doang. Nggak kayak Bang Fatir yang hitam dekil, kumel," ejek Andra.

"Heh, kamu ngejek iguana Papa, kalo Papa tau, abis kamu," ancam Bu Fahreza.

Fyi, Fatir adalah iguana kesayangan Pak Fahreza. Andra memanggilnya Bang Fatir karena menurut Papanya, Fatir lebih tua dari dirinya. Itu sebabnya, Papanya menyuruh Andra memanggilnya Abang.

"Yaudah terserah Mama deh, aku berangkat ya?" Andra meraih tangan Mamanya dan menyalaminya.

Bu Fahreza mengusap kepala Andra dengan sayang. "Udah minum obat?"

Andra kembali menghela napasnya. "Jangan rusak moment yang udah aku ciptain dong, Ma, aku bosen denger Mama selalu nanyain aku udah minum obat apa belum," keluh Andra.

"Andra, tap--"

"Mau Andra minum obat atau nggak, hasilnya akan sama kan, Ma?"

"Jantung Andra akan berhenti suatu saat, dan Andra juga nggak bisa nyuruh jantung ini terus berdetak,"

"Kalo udah capek, yaudah biarin," ucap Andra.

Pletak!

Bu Fahreza menjitak kepala Andra dengan gemas. Anaknya ini, selalu pasrah akan keadaan, tidak mau usaha jika sudah menyangkut dengan dirinya.

"Ngomong gitu lagi, Mama matiin kamu sekarang juga!"

Andra tau jika Mamanya itu hanya bercanda. Andra juga tau, jika Mamanya hanya ingin Andra berusaha dan percaya, bahwa ia bisa sembuh, namun tetap saja, pendiriannya tak pernah berubah.

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang