41. Ujian Pertama

1.4K 177 25
                                    

Peluang adalah harapan yang bisa menjadi kekuatan yang kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peluang adalah harapan yang bisa menjadi kekuatan yang kuat. -- Martin Ravensyah

🌸🌸
____

Sejak makan malam itu hubungan Andra dan Amara sedikit membaik. Amara tak lagi berbicara seenaknya pada Andra. Namun ia tetap menolak jika ia tidak suka atau tidak mau.

Selain itu, Amara juga mengajarkan Andra pelajaran yang tertinggal dan mengulasnya selama tiga hari dirumah Andra. Karena tiga hari kedepan, mereka akan menghadapi Ujian.

Ini sudah malam ketiga Andra belajar bersama Amara. Dan hari ini, mereka tidak hanya berdua, tetapi berempat. Ada Rama dan juga Martin disana. Sedangkan Zidan sedang ada urusan. Urusan masa depan, begitu katanya. Padahal, teman-temannya yakin jika Zidan hanya mode ngeles dan memilih untuk malam mingguan bersama gebetan barunya dibanding belajar bersama.

Amara membuka buku pelajaran matematikanya. Ia melihat ketiga lelaki yang ada didepannya yang tengah menatapnya seperti anak kucing yang tengah meminta makan.

"Biasa aja natap guenya!" sarkas Amara.

Martin dan Andra terkesiap, sedangkan Rama terus menatap Amara.

"Ngapain lo liat gue kaya gitu? Pengen gue tampol?" ujar Amara.

Rama menggeleng, "Lo beneran Amara kan?"

"Maksud lo?"

"Iyaa. Katanya lo pacaran sama Andra. Takutnya, lo kebentur atau kepelet gitu. Jadi, mau aja jadi pacar temen gue," ujar Rama jujur.

Pletak!

Andra melayangkan pukulan ke kepala Rama dengan buku yang sudah ia gulung. Membiarkan sahabatnya itu meringis kesakitan.

"Gue emang suka ya sama Amara. Tapi gue nggak akan pake pelet," ujar Andra tak terima.

"Lagian, tahun 2020 masih percaya pelet lo?" tanya Martin.

"Ya .. siapa tau cinta ditolak dukun bertindak," ucap Rama membela diri.

Amara menghela napasnya dan meletakkan buku paketnya keatas meja dengan kasar.

"Bisa kita mulai nggak? Gue pusing dengerin omelan kalian tau nggak," ucap Amara lelah.

Ketiganya mengangguk, mereka kembali memfokuskan diri mereka pada buku paket yang ada didepan mereka.

"Sekarang kita belajar tentang peluang," buka Amara.

"Apa itu peluang?" tanya Amara pada Rama.

"Peluang adalah harapan yang bisa menjadi kekuatan yang kuat," ujar Martin.

"Karena harapan adalah satu-satunya hal yang terkadang membuat kita terus berjalan," sambung Andra.

Rama menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Bukannya peluang itu harapan kejadian angka? Kan kita belajar matematika, bukan belajar tentang kehidupan."

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang