Kata orang, lebih baik di cintai daripada mencintai. Tapi untukku, lebih baik aku mencintaimu sampai akhir napasku.
🌸🌸
____Setelah insiden pertengkaran kecil antara Amara dan Yola saat di kantin saat itu. Andra semakin gencar untuk mendekati Amara, dimana pun Amara, Andra pasti ada. Jujur saja, Amara risih jika terus di ikuti oleh Andra, apalagi di tambah dengan perlakuan manis darinya.
Seperti pagi ini, Amara menemukan roti keju dengan susu kotak rasa vanilla di bawah kolong mejanya. Tak lupa juga dengan sebungkus cokelat dengan surat kecil yang terselip di atasnya.
Amara menghela napasnya, membuka surat yang Amara sudah bisa tebak apa isinya.
_____
For, My Heart.
Hari ke-15 aku menyukaimu, semoga hari ini kamu sudah mulai menyukaiku. Baiklah, itu saja cukup untuk hari ini, terima kasih sudah membolehkan ku untuk menyukaimu.
-Your Love.
____
Amara langsung melipat kertas itu dan menaruh kembali di kolong mejanya. Sedangkan cokelatnya? Amara berikan pada Lula hari ini.
Amara menggilir cokelat yang ia dapatkan pada sahabatnya, jika hari ini Lula maka besok adalah Sinta. Amara tak ada niatan sedikit pun untuk memakan cokelat itu, Amara yakin, Andra hanya mengambil salah satu cokelat itu dari sekian banyaknya cokelat yang selalu ia dapat setiap harinya.
Sedangkan roti dan susunya, ia selalu makan dan minum, lumayanlah ia jadi selalu sarapan berkat Andra. Ia pun jadi menghemat uang yang harusnya ia gunakan untuk membeli sarapan, sekarang uang itu ia tabung di celengan kucing kesayangannya.
"Morning, My Heart," sapa Andra.
Dan seperti biasa, sapaan Andra di ibaratkan oleh Amara sebagai angin lalu. Tak cukup sampai di situ, Andra kini menggeser kursinya untuk mendekat kearah Amara.
"Udah ngerjain tugas belum?"
"Hm," gumam Amara.
"Ajarin gue dong, Ra,"
"Ajarin apa, sih, pagi-pagi lo udah bikin gue pusing tau nggak!" ucap Amara.
"Ajarin gue cara, biar lo noleh kearah gue, sedikit aja," ucap Andra penuh arti.
Amara menutup novelnya dan melihat kearah Sinta yang baru saja masuk. Sinta mengerti akan maksud Amara, Amara sudah mulai tidak nyaman. Gadis itu pasti sekarang sedang menahan amarahnya lagi.
"Andra, minggir lo, gue mau duduk," suruh Sinta.
"Duduk tinggal duduk, lo mau gue pangku?" tanya Andra.
"Boleh kalo itu mau lo." Sinta mendekat kearah Andra tanpa ragu. Sontak hal itu langsung membuat Andra berdiri.
"Cukup gue aja yang berdiri, junior gue jangan!" ucap Andra tidak santai. Sinta tertawa keras saat melihat ekspresi Andra barusan.
"Bro, cokelatnya berkurang lagi nih?" tanya Zidan.
"Seperti yang lo lihat." Andra menunjuk cokelat yang ada pada kolong mejanya.
"Lo, sih, suka sama Amaranya terlalu di tunjukin, pada patah hati noh," ujar Zidan.
"Gue aja yang di tolak nggak patah hatinya. Masa, mereka yang nggak pernah gue tolak bisa patah hati," ungkap Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, AMARA | ✓
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] "Nggak ada sejarahnya sel ovum ngejar sel sperma, ada juga sel sperma yang lari ngejar sel ovum!" ___ Ini cerita tentang seorang Andra Elvan Fahreza, yang tak pernah kenal lelah untuk mengejar cinta Amara yang ber-notabe sebagai ga...