Memang benar, menyayangi seseorang memang lebih mudah dibanding melupakan seseorang.
___
🌸🌸
Amara mengurungkan niatnya untuk bertemu dengan Reno. Sebagai gantinya, ia meminta tolong pada Sinta untuk menjenguk lelaki itu. Amara hanya ingin tau, apakah kondisi lelaki itu sudah stabil atau belum. Dan Sinta memberitahunya, jika kondisi Reno belum ada kemajuan. Ia masih dalam kondisi tidak sadarkan diri dan masih kritis.
Amara menutup bukunya, ia menatap langit dan tersenyum saat melihat bintang yang memiliki sinar yang paling terang. Ya, malam ini ia memilih belajar dibalkon apartemennya.
Hanya tinggal menghitung hari lagi ia lulus dari sekolah. Esok adalah Ujiannya yang terakhir. Beberapa hari lagi, ia bukan lagi anak SMA.
Amara sudah merancang segala sesuatunya. Setelah lulus, Amara akan mencari pekerjaan dan tidak akan melanjutkan pendidikannya. Ia ingin mengumpulkan biayanya terlebih dahulu, baru ia akan melanjutkan pendidikannya.
Apalagi, ia ingin sekali melanjutkan pendidikan dengan jurusan kedokteran. Amara tau, jurusan itu memerlukan biaya yang sangat besar, walau Amara juga akan berusaha mendapatkan beasiswa, namun tetap saja, hal itu sepertinya tidak akan cukup.
Amara hanya bisa bernyanyi, namun Amara tidak bisa mengandalkan suaranya saja. Uang saku dari menyanyi hanya cukup untuk makan saja, jika Amara tidak tinggal dirumah Lula saat itu dan juga tidak tinggal diapartemen, maka pasti Amara akan tinggal dikontrakan sempit dan belum tentu bisa membayarnya setiap bulan.
Amara termasuk wanita beruntung, memiliki sahabat yang peduli, memiliki teman yang baik, dan memiliki pacar yang amat sangat mencintainya.
Mengenai pacar, Amara setuju dengan semua permintaan Andra. Baik untuk tidak bertemu Reno, dan juga mengikuti semua keinginannya. Toh, waktunya hanya tinggal beberapa hari saja.
Masa SMA adalah masa yang memiliki banyak kenangan. Baik kenangan yang indah, juga kenangan yang sangat buruk.
Kenangan indah Amara adalah saat sang Bunda mengalami perkembangan yang baik. Walau pada akhirnya, ia harus kehilangan sang Bunda akibat dari masa lalu Ayahnya.
Kenangan buruknya, jelas adalah kematian sang Bunda, juga dengan dipenjaranya sang Ayah, mengetahui jika Yola adalah saudara tirinya, dan bertemu kembali dengan Reno.
Walaupun pada akhirnya Amara sadar, jika ia belum bisa melupakan Reno sepenuhnya. Terlebih lagi saat Amara mengetahui jika Reno sedang dalam keadaan sakit parah. Hal itu membuat hati Amara kembali goyah, hingga pada akhirnya ia benar-benar tidak bisa melupakan Reno.
Amara tak bisa memaksakan dirinya untuk mencintai Andra, lelaki yang dengan penuh percaya dirinya mengatakan bahwa ia mencintainya. Saat Andra mengatakan hal itu pertama kali, Amara sadar, jika lelaki itu tak main-main dalam berbicara.
Namun, bagaimana bisa ia menyukainya hanya dalam waktu singkat?
Apakah benar, jika menyukai seseorang lebih mudah dibandingkan melupakan seseorang?
Amara menghentikan pikirannya saat ponselnya berbunyi. Amara bangkit dan mengambil ponselnya yang tergeletak diatas meja. Amara mengerutkan keningnya saat ia melihat nama yang tertera dilayar ponselnya.
"Apa?" ujar Amara saat ia baru saja mengangkat panggilannya.
'Baca pesanku nggak?'
Lagi, Amara mengerutkan keningnya.
"Kenapa?" tanya Amara lagi.
'Baca aja, apa perlu aku bacain?'
Klik
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, AMARA | ✓
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] "Nggak ada sejarahnya sel ovum ngejar sel sperma, ada juga sel sperma yang lari ngejar sel ovum!" ___ Ini cerita tentang seorang Andra Elvan Fahreza, yang tak pernah kenal lelah untuk mengejar cinta Amara yang ber-notabe sebagai ga...