Kamu mau tau kebahagiaan aku yang terakhir? Jawabannya adalah kata pertama yang ada dikalimat ini.
🌸🌸
Now playing | Stevan Pasaribu - Belum siap kehilangan
______Amara terdiam sebentar. Ia melangkahkan selangkah kakinya untuk mundur.
"Kenapa tanya gitu?"
Andra tersenyum tipis, "Nanya aja kok."
"Gue nggak bisa."
"Hm?"
"Gue nggak bisa pilih lo atau Reno. Kalian berdua punya arti masing-masing dihidup gue," jelas Amara.
Andra mengangguk mengerti, ia memang tak bisa memaksa Amara untuk memilih. Bagaimana pun juga, Reno pernah ada didalam hidupnya, menjadi bagian yang membahagiakan untuknya. Tidak adil, jika Amara harus memilih antara dirinya dan juga Reno. Karena Andra yakin, apapun yang ia pilih, pasti beralasan.
Andra melangkah maju dan menggenggam tangan Amara dengan lembut. Mata Amara mengikuti arah kemana tangan Andra berlabuh. Senyum tipis tercipta diwajah Amara saat Andra menggenggam tangannya.
"Maaf, udah nyuruh kamu milih."
Amara hanya mengangguk, "Nggak pa-pa."
Andra mengangkat tangan kiri Amara. Menatap jelas cincin yang berada dijari tengah gadis itu. Ia juga melihat gelang yang sangat indah berada dipergelangan tangan Amara.
"Cantik," puji Andra.
"Andra .." ujar Amara malu.
Andra terkekeh dan mencubit pipi kanan Amara gemas. Amara memukul lengan Andra cukup keras, sedangkan Andra tertawa akibatnya.
"Jaga ini baik-baik ya."
Amara mengangguk, "Nggak akan gue lepas."
"Aku," koreksi Andra. "Jangan gue dong. Udah bener tadi aku-kamu, kenapa sekarang jadi gue-lo lagi?"
"Kamu duluan yang mulai," protes Amara.
"Oke," jawab Andra mengalah. "Kita makan? Aku nggak sempet beli yang macem-macem. Cuma makanan ringan ini aja. Kue aja aku nggak sempat ke tokonya. Maaf."
Amara mengambil salah satu bunga yang disana. Melihatnya dan merabanya, ia tersenyum dan mencium aroma putik dari bunga itu.
"Ini udah lebih dari cukup, Ndra," ucap Amara tulus.
"Sejak ada kamu, dunia ku berubah. Sejak ada kamu, semua kegelapan, sekarang jadi terang," puji Amara.
"Kamu juga." Andra mendekat dan memeluk Amara dari belakang. "Kamu, adalah setiap napas untukku."
Amara menggidik geli, ia melepaskan pelukan Andra dan membalikkan tubuhnya. Menatap wajah Andra lekat dan melihat dengan jelas wajahnya.
"Apa pacaran kontrak kita masih berlaku?" tanya Amara. Tangannya terulur untuk membenarkan rambut pria itu.
"Masih," jawab Andra. "Kenapa?"
"Ada perpanjangan waktu nggak?"
Andra terdiam sebentar. "Nggak ada," jawab Andra cepat.
"Kenapa?" tanya Amara.
"Semuanya udah cukup."
"Maksudnya?"
Andra mendaratkan usapan lembut pada rambut Amara, ia juga memberikan senyuman hangat untuk gadis itu.
"Masih sisa 7 hari lagi, bukan?" tanya Andra.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEAR, AMARA | ✓
Teen Fiction[BELUM DIREVISI] "Nggak ada sejarahnya sel ovum ngejar sel sperma, ada juga sel sperma yang lari ngejar sel ovum!" ___ Ini cerita tentang seorang Andra Elvan Fahreza, yang tak pernah kenal lelah untuk mengejar cinta Amara yang ber-notabe sebagai ga...