13. I see

2.5K 215 2
                                    

Cinta kan membawamu kembali. Memang benar, terbukti, aku dapat menemukanmu dimana pun kamu berada, cinta.

🌸🌸
_____

Andra keluar dari cafe dengan langkah tergesa. Meninggalkan sahabatnya yang masih di dalam sana.

Ia juga menulikan kedua telinganya, untuk tidak mendengar teriakan dan rengekan dari gadis yang terus mengikutinya.

Gadis itu berhasil mencegahnya saat hendak membuka pintu mobil. Namun, Andra masih tetap enggan melihat gadis itu.

"Andra, tunggu aku dulu. Aku mau ngomong sama kamu."

"Aku mau jelasin, kenapa malam itu aku pergi ninggalin kamu. Tapi aku mohon, kasih waktu aku buat jelasin," ucap gadis itu.

Dengan cepat, Andra melepaskan tangan gadis itu dengan kasar. "Nggak ada yang perlu kamu jelasin. Hubungan kita udah berakhir saat malam itu."

Gadis itu menggeleng kuat, "tapi aku punya alasan."

"Alasan apa? kamu tau sendiri gimana pentingnya pertemuan kita malam itu. Tapi kamu menghancurkan semuanya!"

"Aku tau!" sentak gadis itu dengan nada gemetar. "Tapi itu semua aku lakuin karena aku belum siap untuk tunangan sama kamu."

Andra tertawa hambar, "belum siap kamu bilang? Kalo kamu belum siap, kamu bisa bilang sebelum kita tentuin tanggal tunangan kita, Putri!"

Ya, gadis ini adalah Ananda Putri. Masa lalu Andra.

"Kita masih muda saat itu. Kita masih kelas satu SMA. Harusnya kamu ngerti itu," ujar Putri.

"Tapi kamu yang setuju untuk tunangan sama aku saat itu dan aku cuma mengabulkannya karena aku sayang sama kamu. Tapi apa? Kamu yang memulai dan kamu juga yang menghancurkannya!" sentak Andra marah.

"Aku minta maaf, Ndra. Aku nyesel .. aku masih sayang sama kamu, Ndra .. Aku--"

"Tapi aku nggak, rasa itu udah hilang saat kamu pergi. Dan aku pikir, kamu nggak usah lagi coba-coba untuk ngusik kehidupan aku. Kita udah masing-masing, Put, dan kamu cuma masa lalu buat aku," tekan Andra.

Andra sudah muak dengan gadis yang ada di depannya ini. Ia langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia kira, cukup hari ini untuknya berbicara dengan gadis yang pernah mengisi hari-harinya itu.

Putri terus memanggil nama Andra. Sungguh, Andra tidak peduli sama sekali. Ia lebih memilih melajukan mobilnya, meninggalkan gadis itu yang sudah Andra yakinkan kini ia sedang menangis.

Andra mengambil ponselnya dan mencoba menghubungi Martin. Setidak pedulinya Andra pada Putri, ternyata tak membuat hatinya membeku. Ia masih punya hati, setidaknya, Putri akan di temani Martin dan kedua sahabatnya disana.

Bodoh? Memang. Andra tak pintar dalam masalah cinta. Cintanya yang kandas karena di tinggal pergi begitu saja oleh Putri membuat Andra menjadi serba salah menghadapi cinta yang datang padanya.

Jika boleh jujur, perasaan pada Putri belum sepenuhnya hilang. Andra dan Putri sudah berteman sejak lama, bisa di bilang, mereka di jodohkan sedari kecil. Kebiasaan mereka selalu bersama membuat rasa itu tumbuh dengan sendirinya.

Rasa itu terus berkembang menjadi rasa cinta. Putri meminta Andra membuktikan cintanya bahkan saat mereka baru saja memasuki jenjang SMA.

Andra menyetujui keinginan gadis itu. Ia menginginkan gadis itu untuk menjadi tunangannya. Putri sangat senang saat itu, masih jelas diingatan Andra saat Putri memekik kegirangan sampai memeluknya.

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang