54. Selamat Beristirahat

3.9K 261 108
                                    

Senyum orang terkasihku, waktu yang kau habiskan bersamanya. Saat memilikinya, aku tidak menyadari betapa berharganya dia.

Now playing | So Hyang - Hello
🌸🌸
______

Lula meringis saat melihat pesan dari Martin. Ia sampai bingung sendiri saat membaca pesan darinya. Bagaimana tidak, Martin mengirimkan banyak sekali pesan dan isinya adalah sebuah perlengkapan ulang tahun.

Awalnya, Lula berpikir bahwa Martin sedang menjadi Birthday Organization, namun Martin mengelak dan mengatakan bahwa sahabatnya berulang tahun. Parahnya, bukannya ia mencari sendiri malah Lula yang disuruh mencari. Benar-benar lelaki pemalas.

"Sin, apa lagi yang belum?" tanya Lula pasa Sinta. Lula sengaja mengajak Sinta untuk ikut andil, hal itu karena lagi-lagi Martin tidak membolehkan Amara untuk ikut. Lula berpikir jika ini adalah kejutan untuk Amara, namun bukannya Amara sudah berulang tahun?

"Udah, tinggal cari balon," jawab Sinta.

"Cari balon dimana ya?"

"Toko material coba," jawab Sinta asal.

"Lo mau niup paku?" kesal Lula.

"Ya cari di toko yang jual peralatan ulang tahun lah Lula. Otak lo ketinggalan dirumah emang?" kesal Sinta.

Benar juga, mengapa Lula tak punya pikiran sampai sana?

Ponsel Lula bergetar saat Lula hendak keluar dari toko kue. Ia mengerutkan keningnya saat melihat nama Amara yang tertera disana.

"Halo, Ra?" sapa Lula.

'Lo dimana?'

"Gue lagi didepan toko kue, kenapa?"

'Gue nyusul, kalian jangan kemana-mana ya.'

"Oke," jawab Lula singkat, ia langsung mematikan ponselnya dan melihat Sinta yang tengah melihatnya dengan tatapan bingung.

"Kenapa lo?" tanya Lula curiga.

Sinta menggeleng, "Aneh aja."

"Aneh kenapa?"

"Lo makin gede kok makin oon ya La?"

"Kenapa gitu?" tanya Lula tak terima.

Sinta membalik ponsel Lula. Karena selama menerima telpon tadi, layar ponsel Lula terbalik. Selain itu, ia meninggalkan kue didalam tanpa mengambil dan membayarnya.

Lula mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum sadar akan kesalahannya. Lula memberikan cengiran khasnya dan membuat Sinta geleng-geleng kepala.

"Dasar otak udang!"

🌸🌸

Amara mendapati kedua sahabatnya tengah duduk disisi jalan. Amara mendekat kearah keduanya sembari menenteng paper bag berukuran besar.

"Kalian ngapain duduk disini?" tanya Amara.

Lula mendongak, "Duduk aja, Ra, siapa tau ada yang lewat terus lempar duit."

Sinta mencibir, "Bokap lo udah bangkrut apa La?"

"Ya nggaklah! Namanya juga usaha," ujarnya lalu bangkit dan membersihkan pakaiannya.

"Itu apa Ra?" Sinta menunjuk paper bag yang Amara bawa.

"Oh ini, baju titipan Om Fahreza."

"Lo udah ketemu sama Andra?" tanya Lula.

Amara mengangguk sebagai jawaban. Sementara keduanya hanya diam, jadi Amara sudah tau dimana Andra? Apakah lelaki itu baik-baik saja?

"Ini kalian butuh apa lagi?"

DEAR, AMARA | ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang