Chapter 37

6.2K 670 65
                                    

LOVING YOU

Happy Reading
.
.

"Tadaima!"

Mendengar suara sang putra, Mikoto melompat girang. Ia berjalan cepat membukakan pintu setelah mencegah para maid membukanya lebih dulu. Ia ingin menjadi orang pertama yang melihat bagaimana sosok calon menantunya.

Mikoto mengajak Itachi dan Izumi masuk. Sebenarnya ia ingin mengobrol sebentar dengan Izumi namun Fugaku menyuruh semua ke ruang makan. Tidak baik berbincang ketika makanan sudah tersaji di atas meja.

Selama makan malam berlangsung, Sakura menghidari kontak mata dengan Sasuke dan terus menjauhinya walau pada akhirnya mereka harus duduk bersebelahan.

"Kau masih marah?" bisik Sasuke tanpa diketahui Fugaku. "Kau tidak mau bicara denganku?" lanjutnya seraya melirik sang ayah.

Sakura mengabaikannya dan memakan makanannya dengan tenang. Tak seperti Sasuke yang merasa akan gila ketika Sakura bahkan tak ingin bertatapan dengannya.

Setelah makan malam selesai, mereka mengobrol ringan di ruang tengah. Mikoto tampak sangat antusias ketika Izumi memperkenalkan diri, mulai dari kehidupannya di Nagasaki hingga pindah ke Tokyo dua tahun lalu. Ia terus menanyakan banyak hal kepada Izumi dan memujinya sesekali, Sakura pun turut bergabung dalam obrolan mereka. Gadis itu bersyukur Mikoto tak melupakan kehadirannya dan Izumi pun terlihat mudah didekati. Ia wanita yang cantik dengan tahi lalat di bawah mata besarnya. Entah siapa yang beruntung mendapatkan siapa namun mereka tampak sangat cocok bersanding bersama.

"Jadi kau bawahannya Shizune?" tanya Itachi.

Mikoto melotot dan memberi cubitan kecil di lengan putra sulungnya, "Tidak sopan! Sakura muridnya Shizune dan dia dengan suka rela menjadi pengurus Yuuyo."

"Maaf Sakura." Itachi tersenyum tidak enak pada Sakura dan ia membalasnya.

"Tidak apa-apa, Itachi-san."

"Kau di tingkat yang sama dengan baka-otoutouku, jadi panggil aku nii-san," ucap Itachi tersenyum tulus.

Sakura mengerjapkan matanya, "Apa tidak apa-apa?"

"Ya, semua teman-teman Sasuke memanggilku nii-san. Aku akan senang jika kau juga memanggilku begitu, jadi aku tidak akan merasa tua," ucap Itachi mengundang tawa, kecuali Sasuke tentu saja. Ia duduk diam di pojok sofa dan terus mengamati Sakura dari sana.

"Tapi aku bukan teman Sasuke," gumamnya pelan tak terdengar oleh siapapun. Memanggil Itachi dengan panggilan nii-san sungguh berat baginya. Itu mengingatkannya pada Sasori.

"Aku suka rambutmu, Sakura. Warnanya aneh tapi sangat indah," sahut Izumi menyentuh beberapa helai rambutnya. Sakura berusaha tersenyum.

"Ya dia memang beruntung mendapatkannya. Sedangkan kita keturunan Uchiha akan selamanya memiliki rambut hitam," timpal Mikoto mengelus lembut kepala Sakura.

"Tidak jika laki-laki dari keluarga ini menikah dengan Sakura." Itachi tersenyum geli menatap Sasuke sementara yang ditatap tak sadar bila ia sedang diperhatikan oleh semua orang.

"Wow! Itu akan sangat menakjubkan bila bayi mereka berambut pink," sahut Mikoto mengundang tawa.

"Tapi sayangnya gen Uchiha terlalu kuat. Buktinya, salah satu kerabat kita yang tinggal di distrik C menikah dengan seorang gadis pirang dari Belanda, dan anak mereka tetap berambut hitam," timpal Fugaku membungkam tawa seketika.

Sakura tersedak ludahnya sendiri. Apakah yang dikatakan Fugaku barusan merupakan penolakan tidak langsung terhadapnya? Dengan kata lain Fugaku tidak ingin Sakura menjadi bagian Uchiha?

Loving You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang