Chapter 21

7.1K 591 35
                                    

"Sudah jangan nangis lagi. Dasar cengeng."

Tangis gadis kecil itu semakin pecah setelah sang kakak menarik hidungnya yang memerah dan berair.

"Adik siapa ini yang paling pintar?"

"N-nii-chan," jawab gadis itu sambil sesegukan.

"Kalau pintar nggak boleh cengeng." Gadis tersebut cepat-cepat menghapus air matanya.

"Astaga siapa gadis cantik ini?"

"Saku!"

"Adik siapa?"

"Sasori-nii!" Pemuda itu tertawa senang kala sang adik memeluknya.

Sakura membuka matanya pelan setelah dikejutkan dengan dering ponselnya. Ia mengubah posisi tidurnya menjadi duduk, melirik ke arah jam masih pukul 1.25 pagi. Sakura menghela napas panjang kemudian memeluk kedua lututnya. Tak berapa lama Sakura mulai terisak. Mimpi kebersamaan dengan nii-san-nya membuat Sakura teringat masa kecilnya. Ia begitu merindukan kakak lelakinya tersebut.

Ponselnya kembali berdering, terlihat nama Sasuke dilayar. Sakura berdecak sebelum menggeser simbol berwarna hijau lalu mendekatkan di telinga.

"Kenapa lama sekali menjawabnya?!"

"Ada apa?" tanya Sakura malas, ia sedang dalam mood yang tidak baik hingga tak mau membuang waktu dengan orang tidak tahu diri yang sudah membangunkannya pagi-pagi sekali. Entah apa yang dia inginkan sampai membangunkan orang lain seperti itu.

"Ada apa dengan suaramu?" Diseberang sana Sasuke mengerutkan keningnya usai mendengar suara Sakura yang terdengar parau.

"Tidak ada."

"Kau habis menangis, Pinky?"

"Bukan urusanmu."

"Hn."

"Apa yang kau inginkan, Ayam? Kau tidak tahu ini jam berapa?" tanya Sakura kesal. Makhluk tak tahu diri ini benar-benar membuat moodnya semakin memburuk.

"Nyanyikan aku sebuah lagu!" Kening Sakura berkerut atas perintah Sasuke.

"Untuk apa?"

"Insomn."

"Jadi kau menelponku di pagi buta ini hanya untuk menyuruhku bernyanyi agar kau bisa tidur? Kau bukan anak kecil lagi Ayam," geram Sakura mendengus.

"Tidak usah banyak bicara. Nyanyikan saja satu lagu untukku."

Sakura memutar bola matanya bosan. "Kenapa aku? Suruh saja temanmu yang lain. Atau kekasih-kekasihmu yang kau cintai?"

"Aku hanya ingin kau." Sakura mengerjap beberapa kali usai mendengar empat kata yang baru saja ia dengar barusan. Ucapan Sasuke entah mengapa membuat wajah Sakura sedikit memerah. Namun gadis itu dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"K-kau ini bicara apa?"

"Apa yang salah dengan ucapanku? Aku punya budak jadi harus dimanfaatkan dengan baik, bukan."

Sakura menahan rasa kesalnya dengan mencengkram kuat boneka yang berada didekatnya, berusaha sabar meladeni tuan ayam manjanya. "Lagu apa?" tanya gadis itu sinis.

"Apa saja asal bukan lengser wengi."

"Hmm padahal tadinya aku mau nyanyi lagu itu."

"Awas saja kalau berani."

Sakura menghelas napas kemudian mulai bernyanyi sebuah lagu bernada melow. Awalnya terdengar agak kaku namun lama-kelamaan Sakura menikmati nyanyiannya sendiri. Disana Sasuke hanya diam mendengarkan. Ia tersenyum samar sembari memejamkan mata. Hingga pukul dua pagi keduanya telah berada dialam mimpi masing-masing dengan panggilan telepon yang masih tersambung.

Loving You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang