Chapter 59

11.2K 705 54
                                    

LOVING YOU

Happy Reading
.
.

8 tahun kemudian

"Bagaimana persiapanmu?"

Shikamaru menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Entahlah. Temari yang mengurus semuanya jadi--"

Sai memutar matanya malas, "Bukan itu bodoh. Maksud Sasuke, kau sudah siap untuk besok?"

"Oh itu. Maaf aku kurang fokus karena gugup," jawab Shikamaru sembari menepuk dadanya pelan.

Naruto dan Sai serta Gaara yang ikut bergabung hanya tertawa melihat ketegangan yang dirasakan Shikamaru sekarang. Sedangkan hari pernikahannya baru akan dilaksanakan besok sore namun pria nanas itu sudah berkeringat dingin hari ini.

"Santai saja, kawan. Mengapa kau gemetaran begitu?" tanya Neji bingung sementara tawa Naruto dan Kiba semakin keras hingga menarik perhatian beberapa pengunjung bar yang melirik ke arah mereka dengan kesal.

Neji memukul kepala kedua temannya. Spesial untuk Naruto ia berikan pukulan ganda, "Aku tidak percaya pria memalukan ini tunangan imouto-ku."

Shikamaru berdecak keras lantas menghabiskan minumannya yang tersisa sedikit, "Kalian belum tahu saja rasanya menanti statusmu yang akan berubah dalam hitungan jam. Lagipula siapa yang gemetaran!?"

"Kalau tidak rela melepas status lajangmu ya sudah batalkan saja semuanya. Contohi aku! Sejak dulu kita sekolah sampai sekarang tidak pernah terikat pada hubungan."

Sasuke menggelengkan kepalanya melihat kondisi Kiba yang sudah dibawah pengaruh alkohol, "Dia sudah mabuk."

"Itu kau saja yang tidak mau serius bodoh!" sahut Naruto. Gaara tersenyum samar lalu beralih melirik Sasuke yang tengah memandangi layar ponselnya. Ia pindah tempat ke kursi di sebelah Sasuke kemudian menepuk bahu pria itu.

"Masih menunggu kabar darinya?" Gaara menuangkan minuman ke gelas miliknya dan Sasuke. "Pesan Temari dibalas siang tadi."

Sasuke terkesiap mendengar ucapan Gaara barusan, gelas kaca itu lepas genggamanya dan menumpahkan isinya. Beginilah nasibnya. Tiap kali mendengar sesuatu yang berhubungan dengan wanita itu, jantungnya seolah ingin meledak dan tubuhnya bergetar. Terlebih hal itu mengingatkannya pada peristiwa yang hingga sekarang masih disesali Sasuke. Ia telah memberi mereka pelajaran dan sampai sekarang tak ada yang tahu kabar ketiga orang itu.

Meskipun Sakura telah memaafkannya, tetapi rasa penyesalan di hati Sasuke bagai lubang hitam yang menganga. Terasa hampa.

"Dia sungguh kejam." Sasuke tersenyum miris. "Balasan apa yang diterima Temari? Apakah.. dia akan datang besok?" tanya Sasuke ragu bercampur gugup.

Gaara menghela napas pendek lalu menggeleng, "Entahlah. Dia hanya mengucapkan selamat pada Temari dan Shikamaru."

Sasuke mengangguk pelan. Dari raut wajahnya terlihat jelas bahwa ia kecewa pada jawaban itu. Dengan sekali teguk Sasuke menghabiskan minumannya dan langsung beranjak pergi begitu saja tanpa membalas panggilan kawannya. Ia melajukan mobilnya menuju rumah Sakura. Kegiatan rutin yang telah ia lakukan lebih dari 5 tahun. Sasuke memandangi bangunan sederhana itu selama berjam-jam untuk mengobati kerinduannya.

"Kapan kau pulang?" tanya Sasuke dengan tatapan sendunya. "Tidak tahukah kau bahwa aku hampir gila di sini? Cepat tepati janjimu, Sakura. Jangan buat aku lebih frustasi lagi dari ini." Matanya beralih pada liontin pemberiannya dulu pada Sakura. "Aku merindukanmu. Sangat merindukanmu, Sakura. Kumohon cepat kembalilah padaku."

Loving You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang