Chapter 53

5K 449 65
                                    

LOVING YOU

Happy Reading
.
.

Gaara membuka kunci pintu dengan cepat untuk melihat siapa keparat tidak bermoral yang memencet bel rumah selama 10 menit tanpa jeda hingga menganggu tidurnya. Kepalanya sampai berdengung karena suara dentingan bel tanpa henti berputar dalam pikirannya yang masih setengah sadar.

"Kau Sasori-nii atau Gaara? Maaf kalian terlihat sama jadi aku tidak bisa membedakannya." tanya Sasuke sinis setelah dikecewakan oleh ekspetasinya sendiri. Ia mengira Sakuralah yang akan muncul dari balik pintu.

Wajah Gaara berubah datar setelah melihat pelaku penggila bel dengan santai menerobos masuk dan meneriaki beragam panggilan yang terdengar menjijikkan di telinganya.

"Orang bodoh macam apa yaNG BERTERIAK SEPAGI INI?!" seru Sasori terlalu lantang dari lantai atas, tidak sadar suaranya sendiri mengejutkan penghuni lain.

"Begitu caranyamu memanggil Saki? Itu sebuah penghinaan baginya, kau tahu." Gaara membaringkan tubuhnya ke sofa dan kembali menutup mata. Namun tubuhnya mendadak tertekan karena Sasuke dengan sengaja duduk di atanya. "U-uchiha sialan! Menyingkir dariku."

"Pacarku memang sudah mengabariku tentang kau bermalam di sini. Tapi aku tetap saja tidak senang melihatmu," sahut Sasuke tanpa berniat bangkit dari tubuh Gaara. Ia justru menyilangkan kedua kakinya.

Sakura keluar dengan menggunakan celemek, berjalan tergesa-gesa melewati sofa ruang tengah dan kembali lagi ke dapur. Matanya bergerak asal mencari sesuatu, sekaligus menghindari kontak mata dengan Sasuke. "Jangan perlakukan Gaara seperti itu."

"Kau belum siap? Kita akan terlambat." Pria bersurai raven itu menyusul kekasihnya.
"Aku lupa meletakkan kaus kakiku, di sepatu tidak ada," jawab Sakura menggigit bawah bibirnya.

Sasuke mengerutkan kening, "Di lemari, bukan?"

"Ya, sudah kuambil tapi kutinggalkan di-- mana?" Sakura melirik arlojinya telah menunjukkan pukul 7.15 am. Dia tidak akan bermasalah dengan satpam penjaga gerbang karena Sasuke bersamanya, tetapi lain lagi ceritanya bila Orochimaru-sensei yang harus dihadapinya.

Gaara berdecak kesal, "Di depan televisi."

"Ah benar!" Sakura buru-buru menyambar kaos kaki dan sepatunya. Sementara Sasuke membawakan tasnya karena gadis itu melupakannya di dapur.

"Kau sudah mau pergi Saki?" Temari menuruni tangga sambil mengucek matanya yang masih terasa lengket.

Sasuke mendengus kecil, "Rumahmu berubah menjadi tempat penampungan, heh?"

"Jaga ucapanmu, kambing. Kau yang memencet bel seperti orang gila 'kan?!" bentak Temari lalu memukul belakang kepala Sasuke menyebabkan pria itu meringis.

Gaara menghela napas panjang mendengar bagaimana cara Temari mengumpat. Meskipun tidak begitu kasar bagi seorang gadis sejenisnya. Setidaknya sasaran Temari pagi itu adalah Sasuke, pertama kali dalam hidupnya ia merasa bangga pada nee-chan-nya.

"Aku berangkat!"

🌸🌸🌸

Ketiga gadis itu duduk di belakang kelas tanpa mengeluarkan suara sejak 5 menit yang lalu. Tatapan mereka hanya tertuju pada Sakura yang memilih memisahkan diri dari lingkaran. Ia sadar betul teman-temannya menunggu pernyataannya namun enggan mengatakan apapun. Seolah diam merupakan keputusan terbaik.

"Dugaan terburukku benar terjadi." Tenten mengetuk telunjuknya di atas lantai.

Hinata merangkul bahu teman merah mudanya itu dari samping, "Ayolah Sakura-chan, aku kurang puas dengan cerita Ino-chan tadi pagi."

Loving You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang