Chapter 45

5.5K 569 52
                                    

LOVING YOU

Happy Reading
.
.

"Lain kali berhati-hatilah agar hal ini tidak terjadi lagi. Gunakan salep yang kuberikan agar esoknya tidak bengkak dan lebamnya cepat hilang. Dan kau juga harus rutin mengganti perbannya seperti yang kuajarkan tadi. Kalau terlalu sulit bagimu, datang saja ke sini," ucap Dokter tersenyum ramah sebelum meninggalkan Sakura.

Sakura mengangguk paham. "Terima kasih."

Perlahan ia turun dari brankar kemudian berjalan pelan keluar mencari Sasuke. Sakura menghela napas panjang. Mengapa selalu kakinya yang kena? Ia mengingat kejadian di pantai bersama Sasuke. Waktu itu kakinya juga terluka dan Sasuke juga yang membawanya ke dokter. Entah mengapa Sakura menganggap bahwa Sasuke selalu siap siaga untuk dirinya.

"Dimana dia?" Sakura terus melangkah dengan sangat pelan sembari mengedarkan pandangannya demi menemukan Sasuke. "Apa dia meninggalkanku lagi? Sudah kuduga ini akan terjadi."

Sakura mendengus kesal, "Pria kej-- Awh!" Sakura menoleh ke belakang ketika bahunya di tarik oleh seseorang.

"Ah maaf," ujar Sasuke.

Sakura berdecak kesal lalu menepis tangan Sasuke dari bahunya. "Kukira kau sudah pergi."

Sakura mengangkat sebelah alisnya saat Sasuke tiba-tiba membelakanginya sambil berjongkok di hadapannya. "Naiklah."

"Tidak mau." Mengerti maksud Sasuke sontak membuat Sakura melangkah mundur.

Sasuke mendelik tajam pada Sakura. "Kubilang naik, Sakura. Jangan keras kepala kakimu terluka saat ini."

Sakura melirik kakinya sendiri lalu kembali pada Sasuke. "Tapi aku masih mampu berjalan."

"Ini perintah," sarkas Sasuke membuat Sakura menghela napas panjang. Sejak kapan pria itu peduli padanya? Sejak lama! Ya. Sakura saja yang tidak menyadarinya, dasar tidak peka.

"Begini saja harus dipaksa. Merepotkan!" cibir Sasuke.

Sakura mencebikkan bibirnya, "Turunkan saja aku kalau memang merepotkan. Aku tidak pernah memaksamu melakukan ini," ucap Sakura sinis, namun tersenyum kecil pada seorang anak kecil yang mereka lewati.

"Cerewet!"

"Turunkan aku!" seru Sakura kesal.

"Kau mau aku melempar tubuhmu ke tangga?" Sakura berdecih kemudian memilih untuk diam. Tanpa sadar Sasuke tengah menahan senyumnya. "Terima kasih."

"Hm?" Sakura mengerutkan kening. Apa ia tak salah dengar? Sakura mencondongkan wajahnya hingga berada tepat di sebelah pipi kiri Sasuke.

"Kau jadi begini demi melindungi Hanabi. Aku berterima kasih banyak untuk itu."

Sakura mengangguk samar lalu tersenyum, "Dia adiknya Hinata, sudah pasti harus kulindungi."

Sasuke mendudukkan tubuh Sakura di jok samping pengemudi. Ia menutup pintu kemudian memutari mobilnya dan masuk ke dalam. Keduanya meninggalkan kawasan rumah sakit dan menuju rumah Sakura.

"Aku menganggap Hanabi sebagai adikku sendiri. Tetapi sepertinya beberapa orang salah dalam menilai hubungan kami," ucap Sasuke memulai pembicaraan tanpa melihat Sakura.

"Dan aku salah satunya." Sakura menggigit bibir bawahnya merasa tidak enak telah berperasangka buruk pada Sasuke. "Gomen."

Sasuke tersenyum tipis menyebabkan gadis musim semi di sebelahnya tertegun dengan mulut sedikit terbuka. Pria itu terlihat mempesona bila tersenyum manis seperti itu. Ah Sakura sudah gila. Sejak awal Sasuke memang memilikinya, hanya dia saja selalu menolak pesona bag dewa tersebut. Mungkin penyebabnya karena sikap egois dan temperamen Sasuke membuat Sakura begitu.

Loving You (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang