BMG 🌠 01

10K 302 14
                                    

Kring.. Kring..

Suara jam weker yang bising nan memekakkan telinga itu terus saja berdering memenuhi ruangan kamar bernuansa putih dan biru langit itu.

"Hoammm..." Sheira menguap masih tidak mau membuka matanya. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi.

Saking malasnya, Sheira meraba nakasnya dimana jam weker itu berdering dengan mata yang masih saja tertutup rapat.

Brukk...

Niatnya sih ingin mengambil jam itu, eh malah tersenggol tangan Sheira dan kemudian terjatuh ke lantai begitu saja, membuat jam itu berhenti berdering.

Bukannya langsung bangun, Sheira malah kembali menarik selimut dan memakainya sampai menutupi seluruh tubuhnya. Alih-alih jam wekernya yang berhenti bersuara, Sheira malah kembali tertidur.

***

"Shei. Bangun. Liat udah jam berapa?" sudah kesekian kalinya Aqila membangunkan Sheira, namun Sheira malah menggeliat saja dan menarik lagi selimutnya sampai menutupi kepala seolah enggan untuk bangun dari tidurnya.

"Shei masih ngantuk ma," gumamnya.

Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 7 tepat di pagi hari. Dan anaknya itu masih tak kunjung bangun dari tidurnya, padahal hari ini adalah hari pertamanya memasuki bangku SMA. Lantas Aqila membuka tirai jendela kamar Sheira dan menarik selimutnya, sehingga membuatnya mengerjapkan mata berkali-kali karena silau dari pancaran sinar matahari.

"Bangun sayang, sekarang kan hari pertama kamu masuk sekolah." Aqila menepuk-nepuk pipi Sheira pelan agar terbangun dari tidurnya.

Perlahan Sheira membuka matanya walau terasa berat. "Emangnya sekarang jam berapa sih ma? Kok mataharinya udah terang banget?"

"Ya jelas terang. Sekarang udah jam 7 lebih 5 menit."

Jam 7 lebih 5 menit... Jam 7 lebih 5 menit.. Terus saja menggema di telinga Sheira. Sontak matanya membulat seketika.

Langsung saja dia berlari meraih anduknya yang tersampir di dekat lemari dan masuk ke kamar mandi.

Melihat itu, Aqila hanya menggeleng pelan seraya tertawa kecil. Hal itu mengingatkan dia pada masa SMA-nya bersama Arga, suaminya. Dimana pada waktu itu ia kesiangan, dan mencegat Arga di tengah jalan untuk meminta tumpangan. Masa SMA-nya itu rasanya sangatlah memberi banyak kenangan.

***

Boro-boro menyempatkan diri untuk memakai dasi atau atribut lain. Mandi saja sudah seperti mandi bebek yang cuma 5 menit beres.

Sheira menatap pantulan dirinya di cermin setelah memakai seragam putih birunya itu. Dan menyisir rambutnya yang agak kecoklatan itu sekilas agar tidak terlalu berantakan. Ah sepertinya di hari pertama masuk SMA, merupakan hari terburuknya. Sheira tidak tahu lagi nasibnya saat ini.

"Mati gue! Udah telat 15 menit!"

Setelah melihat ke arah jam dinding, dengan segera ia meraih tasnya dan berlari keluar kamarnya.

Merasa dirinya daritadi tertahan. Melihat ke belakang ternyata tali tasnya menyangkut di kenop pintu.

"Cobaan apalagi ini ya allah?!" dengan kasar, Sheira menarik tasnya itu. Bodo amat mau tasnya rusak kek, mau sobek kek, Sheira tidak peduli. Yang ia khawatirkan saat ini adalah bagaimana caranya ia masuk ke sekolah, sedangkan gerbang pasti sudah tertutup rapat.

***

"Ma, Sheira kok belum turun juga? Udah siang padahal. Bisa-bisa nanti papa juga telat ke kantor." tanya Arga pada Aqila di meja makan.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang