Jangan lupa vote & komennya gaisee!
Kalo ada typo, kesalahan penulisan kata, dll, komen aja oke. Biar aku perbaiki😉Enjoy and happy reading
________________"Mending kita berpencar aja gimana?" tanya Rendra pada teman sekelompoknya. Di tengah malam seperti ini cari jejak pasti sulit, belum lagi pasti tanda panahnya suka nyempil tuh. Jadi mau gak mau harus berpencar, kalo nggak, mungkin butuh waktu lama buat nemuin arah panahnya.
Pelita membuka suara, "Iya bener banget. Siapa aja nanti yang nemu arah panahnya, kode aja pake senter. Kalau kalian ada sinyal sih mending chat aja ke anggota yang lain biar gampang. Tapi you know lah di sini sinyalnya ngajak gelut."
Semua mengangguk menyetujui ide dari Rendra dan Pelita. Begitu pun Sheira, ia hanya ikut ngangguk malas, tak berminat untuk nimbrung.
"Kalian juga jangan sungkan ya sama kita. Kalo ada apa-apa bilang aja. Kita di sini bukan sebagai kelas 10, 11, atau 12. Kita di sini sebagai tim." Shandi mencoba mengakrabkan diri yang notabenya ia sudah kelas 12. Terlihat rasa canggung di antara mereka, makanya ia harus mengakrabkan terlebih dahulu agar rasa canggung itu hilang. Terlebih lagi, agar tim lebih kompak tentunya.
"Oke, kita bagi jadi dua orang dua orang aja gimana?" tanya Rendra kembali, meminta pendapat.
"Setuju."
Mereka pun kini sibuk mencari pasangan masing-masing. Sementara itu, Sheira lebih memilih menyibukkan diri dengan membuka ponsel, memainkan game candy crush saga, alih-alih membuka sosmed. Ya karena sinyal tidak mendukung.
"Shei, lo mau sama siapa?" tanya Rendra. Membuat perhatiannya teralihkan.
"Hm. Sama siapa aja deh," jawabnya asal.
Tanpa sadar, di sebelahnya ada Raka ---si mantan lucknut--- yang sudah menunggu. "Berarti sama kalo sama gue mau dong," celetuknya tiba-tiba, sembari merangkul bahu Sheira.
Sheira bergidik ngeri di tempatnya. Dengan segera ia menghempaskan rangkulan itu dari bahunya. "Kecuali elo!"
"Lah, tadi gue denger kata lo sama siapa aja terserah. Gak pake kecuali. Jadi, gue gak salah dong." Raka mengangkat bahunya tak peduli.
Sheira memalingkan wajahnya dari laki-laki itu, liat mukanya aja sudah muak. Apalagi kalau dia jadi pasangannya. Terus kalau mantannya yang satu lagi datang, makin parah aja sih kayaknya. Enyahlah kau, mantan sialan!
"Sama siapa aja, asal jangan sama tu orang!" gadis itu mengadu pada Rendra, seraya melirik Raka sinis.
Rendra sendiri, dia menggaruk tengkuknya bingung. Pasalnya, semua sudah mendapat pasangan masing-masing. Hanya Raka dan Sheira saja yang belum. Tidak ada pilihan lain, jadi mereka harus satu tim, atau tidak sama sekali, alias sendiri-sendiri. "Semua udah dapet pasangan, Shei. Cuma lo sama si Raka yang belum. Lo nya juga sih dari tadi malah diem mulu."
"Mau sama gue, atau nggak sama sekali?" bisik Raka, tepat di telinga kanan Sheira. Membuatnya mendengus kasar.
"Serah!" seru Sheira pasrah. Ia tidak punya pilihan lain, kalau bisa sih dia pengen kabur atau lebih milih diam di tenda. Tapi sepertinya mustahil, banyak para senior yang mengawasi.
Raka tersenyum, membuat Sheira risih.
***
Kalian bisa rasakan bagaimana jika jadi Nafa saat ini, tak disangka ternyata ia satu kelompok dengan Daniel. Mimpi apa dia semalam? Hingga sekarang bisa satu frame dengan gebetan. Dugun-dugun banget gak si? Banget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
أدب المراهقين[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...