BMG 🌠 06

3.8K 193 1
                                    

Untuk melepas rasa penat, saat ini Sheira sedang tiduran di sofa ruang tamu seraya mengubah terus saluran televisi tanpa henti. "Ini film di tv gak ada yang beneran dikit gitu isinya? Huft," celetuk Sheira kesal, yang kemudian memilih untuk mematikan televisinya saja.

Sungguh, badmood menyelimutinya, padahal jelas dia sedang tidak PMS. Pasti karena seharian ini Sheira harus bertemu dengan yang namanya hukuman. Di hari pertamanya MPLS adalah hari tersial yang pernah ada bagi Sheira.

Tak lama dari itu, dari arah tangga terlihat Arla yang sedang berjalan menghampiri Sheira.

"Kak Shei, kenapa mukanya kusut begitu kak? Abis diputusin pacalnya lagi ya?" tanya Arla tiba-tiba, setengah menggoda pada Sheira. Arla menduga bahwa Sheira habis diputusin pacarnya ya karena waktu itu ekspresi Sheira lebih dari kata 'kusut' ketika diputusin sama Raka. Si mantan terindahnya Sheira. Lah kalo mantan terindah, terus kenapa putus? Aneh dahh Sheira. Padahal putusnya juga udah lama, masih aja ngarep.

"Ih apaan sih la! Kakak cuma lagi kesel aja." Sheira berkata ngegas, ah ia tidak bisa mengontrol emosi ketika sedang badmood. "lagian juga kapan kakak punya pacar lagi coba? Anak kecil jangan sok tau ya!" lanjutnya yang pandangannya tak luput dari layar handphone. 

Daripada mengkepoi kakaknya itu, Arla lebih memilih untuk menonton film kesukaannya saja yaitu film spongebob. "Ya udah kak Shei gak usah ngegas juga. Lala cuma nebak kok." memang sih Arla sering dipanggil lala, karena ya di usianya yang baru 5 tahun itu dia masih agak kesulitan untuk mengucapkan huruf 'R' jadinya semua orang, termasuk teman-teman mainnya memanggil dengan sebutan lala.

"Shei, gimana hari pertamanya?" tanya Aqila datang dari dapur menghampiri Sheira dan Arla sambil membawa roti isi cokelat kesukaan kedua putrinya itu.

Sheira pun langsung terduduk antusias ketika Aqila datang menghampirinya. Yang membuatnya antusias yaitu tak lain adalah roti isi cokelat yang Aqila bawa. Sungguh kenikmatan yang hqq ketika suasana hatinya sedang buruk.

Tak heran lagi, hal-hal berbau coklat selalu membuat Sheira seantusias itu. "Eh mama, sini ma duduk!" suruh Sheira menepuk-nepuk sofa tepat di sampingnya agar mamanya itu pun ikut duduk.

"Yeyy loti cokelat! Aku ambil satu ya ma!" kata Arla tak kalah antusias dengan Sheira yang langsung mengambil satu potong roti cokelat itu.

"Aku juga ya ma! Nanti takut diabisin si lala pohh lagi," ujar Sheira girang.

Aqila hanya mengangguk kemudian tersenyum memandangi kedua putrinya yang seantusias itu jika menyangkut cokelat.

Sheira pun kembali membuka suaranya dengan kunyahan roti yang masih memenuhi mulutnya. "Ma, sumpah deh hari ini tuh Shei kesel ma, keselnya pake banget!"

"Loh kok kesel sih? Bukannya hari ini tuh hari pertama kamu masuk SMA ya?" tanya Aqila heran. Biasanya juga masa SMA adalah yang paling diidam-idamkan oleh setiap orang. Tapi kenapa malah membuat putri sulungnya itu kesal seperti ini? Aqila bertanya-tanya dalam hati.

"Ya mama kan tau, kalo tadi tuh ya aku kesiangan. Parah deh ma pokoknya kalo diceritain. Mama gak bakal kuat, biar Shei aja hehehe," kata Sheira cengengesan. Aduh udah kayak Dilan aja Sheira ini, yang mau tak mau membuat Aqila tertawa walau garing.

"Kamu tuh ya. Kenapa mirip papa kamu banget sih, niatnya ngelucu tapi garing gitu." Aqila mencubit gemas pipi Sheira dan tertawa bersama. Sedangkan Arla, dia sepertinya tertidur di sofa setelah memakan roti cokelat tadi.

Tanpa mereka sadari, ternyata ada Arga yang baru pulang kerja tepat pukul 10 malam. Dia tersenyum melihat istri dan putrinya tertawa seperti itu. Kebahagiaan dan tawa keluarganya lah yang membuatnya juga ikut bahagia.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang