BMG 🌠 27

2.1K 116 1
                                    

Vote sebelum baca dan komen setelah bacaaa ya guys... lov u ( ˘ ³˘)♥

***

"Lo ngapain pake ada acara pulang bareng dia segala!" Delvin menarik tangan Sheira kasar sebelum gadis itu naik ke jok belakang motornya Alan. Dia sepertinya sangat cemburu melihat Sheira dekat bersama laki-laki lain terkecuali dirinya, apalagi dekat dengan Alan yang sangat Delvin tidak sukai. Omong-omong sih diantara keduanya selalu perang dingin, bertegur sapa pun sepertinya jarang. Entah apa alasannya, hanya Delvin dan Alan sendiri yang tahu. Allah pun jelas tahu.

"Terserah gue dong! Ngapain juga lo ngatur-ngatur," ketus Sheira mendelik sebal pada Delvin. Emang tidak intro apa gimana ya cowok ini, udah jelas-jelas dia kecyduck berduaan bareng Letta, udah gitu sok ada acara romantisan segala.

Sheira pikir ia juga tidak bisa apa berduaan sama cowok lain. Gadis itu memilih untuk nebeng pada Alan hanya karena ia tidak mau kalah dari Delvin. Apa mungkin cemburu? Sheira menepis pikirannya mengenai bahwa dirinya tengah cemburu pada Delvin. Perlu diingat, dia hanya tidak mau kalah.

"Gue dari tadi belum pulang juga karena nungguin lo. Dan lo lebih milih pulang bareng si brengsek ini!" Delvin menunjuk wajah Alan saking kesalnya.

Sementara itu, Alan hanya diam menyaksikan aksi pertengkaran sepasang kekasih itu tanpa mau ikut campur. Alan memang tipikal orang yang tak mau ambil pusing, dan dia juga orang yang sabar. Sudah cukup Alan selama ini tidak akur dengan Delvin, tidak mau sampai ada masalah baru menghampiri keduanya.

Sheira melipat kedua tangannya di dada sambil tersenyum meremehkan, "Nungguin gue? Heh ngaca! Lo malah sibuk berduaan sama si nenek lampir itu. Ya udah sono sama dia aja! Ngapain nyamperin gue?" Sheira yang sesungguhnya akhirnya keluar sudah. Mana Sheira yang sok gengsian itu? Delvin malah tersenyum geli, padahal jelas-jelas tadi dia terbakar emosi ketika Sheira bersama Alan.

"Oh jadi lo cemburu gitu? Bagus. Gue suka kalo orang yang gue sayang itu cemburu kalo gue lagi deket sama cewek lain." Delvin menarik kedua sudut bibirnya membentuk sebuah senyum penuh kemenangan. Ia rasa Sheira memang sudah menyukainya dengan sifat cemburunya itu.

"Apa? Cemburu kata lo? Jangan harap!"

Orang gengsi mah ya gitu, udah tau cemburu, masih aja ngeles. Dasar Sheira!

"Yuk ah kak Alan. Diem di sini terus bikin gerah." Sheira menepuk pundak Alan, dan mulai naik ke motornya.

Tentu saja Delvin tidak akan diam. Dia menarik kembali tangan Sheira secara paksa. Bisa-bisanya dia dibonceng oleh Alan yang notabenya itu bukan siapa-siapanya Sheira. Apa kata netizen nantinya? Mereka pasti akan menyenarkan berita hoax mengenai hubungannya dengan Sheira.

"Lo. Pulang. Bareng. Gue!" Delvin menekankan setiap kata itu agar Sheira mengerti dengan apa yang ia maksud.

Merasa risih dengan apa yang dilakukan oleh Delvin pada Sheira, Alan tidak bisa diam saja. Dia menepis genggaman tangan Delvin dari tangan Sheira, "Kalo dia gak mau ya jangan maksa! Lo itu cowok apa bukan sih yang seenaknya maksa orang lain. Meskipun Sheira itu cewek lo, gak ada hak lo ngatur dia sebelum janur kuning melengkung!"

Wah rupanya sudah habis kesabaran yang Alan miliki. Dia seperti mengatakan bahwa 'Tikung menikung masih diperbolehkan jika janur kuning belum melengkung'. Memang ya Alan ini selalu saja menyebalkan di mata Delvin.

"Terserah lo! Jangan sampe lo pancing emosi gue buat hajar lo. Jangan ikut campur urusan gue!" seru Delvin yang sedang tidak mau menghajar Alan, tidak tau besok atau lusa. Delvin bisa kapan saja menghajar cowok itu untuk melampiaskan emosinya.

Tak punya cara lain, akhirnya Delvin membopong Sheira secara paksa sampai masuk ke dalam mobilnya.

"Delvin! Heh bege turunin gue!" Sheira berteriak seraya memukul dada bidangnya Delvin berkali-kali.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang