Berkali-kali Delvin mencoba membuka pintu toilet. Namun hasilnya nihil, pintunya terkunci rapat.
"Shei! Lo di dalem kan?" teriak Delvin yang tak kunjung mendapat jawaban dari Sheira.
"Gimana nih? Apa gue dobrak aja ya pintunya?" Setelah memikirkannya, tanpa mau menunggu lebih lama lagi, Delvin pun segera memposisikan tubuhnya hendak mendobrak pintu toilet.
Dengan sekuat tenaga Delvin berusaha mendobrak pintu itu dengan tubuhnya. Dan masih tak kunjung terbuka.
Brak.
Delvin akhirnya berhasil mendobrak pintu itu setelah ia mendobrak dengan kaki kanannya, "Berhasil. Bodo amat pintunya rusak juga nanti gue ganti."
Langsung saja Delvin masuk ke dalam toilet. Dia terkejut lemas ketika melihat Sheira dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Dilihatnya Sheira yang tidak sadarkan diri di dekat pintu.
"Shei, lo kenapa? Kenapa baju lo basah banget? Lo juga mimisan?" Delvin berusaha menyadarkan Sheira dengan menepuk-nepuk pipinya pelan. Selain mimisan, bibirnya pun mulai terlihat pucat.
"Siapa yang buat Sheira sampai kayak gini?!"
Geram sudah Delvin pada orang yang tega mencelakai Sheira. Pria itu mengepalkan tangannya kuat, giginya pun menggertak keras. Dia tidak akan membiarkannya saja, apalagi kalau sampai terjadi sesuatu pada Sheira, sepertinya dia wajib menghabisi orang itu.
"Delvin," panggil Sheira pelan.
"Lo tunggu di sini bentar ya, gue mau ambil dulu hoddie gue di loker. Baju lo basah, nanti bisa masuk angin." Sheira mengangguk lemas. Delvin bergegas cepat mengambil hoddie di lokernya yang berada tidak jauh dari toilet.
Setelah itu, Delvin pun memakaikan hoddienya di tubuh Sheira. Sebenarnya ada alasan lain sih sampai dia meminjamkan hoddienya pada Sheira. Karena bajunya yang basah itu, sampai membuat kelihatan transparan. Delvin juga manusia normal, ya kali dia bisa khilaf kalau sampai melihat begituan.
Delvin sungguh cemas melihat gadis yang ia cintai terkulai lemas seperti ini. Ingin sekali dia menumpahkan air matanya, namun ia tidak mau membuat Sheira merasa dirinya dikasihani. Delvin mengerti ketika Sheira yang biasanya terlihat berani dan ceria, itu tak lain adalah karena gadis itu tidak ingin terlihat seperti cewek lemah oleh orang lain.
Dengan segera, Delvin memangku tubuh Sheira dan berlari secepat mungkin menuju UKS.
"Gue yakin lo gak bakal kenapa-napa, Shei. Lo pasti kuat. Lo bukan cewek lemah!"
***
Tak henti-hentinya Delvin menonjok tembok di luar UKS. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri, "Kalau aja gue cepet sedikit, gue bisa langsung abisin itu pelakunya. Bitch!" Sangat sakit rasanya melihat Sheira terbaring lemas di brankar UKS seperti itu.
Tak mau hanyut dalam keterpurukannya lebih dalam, Delvin pun masuk kembali ke ruangan UKS dan terduduk di bangku, "Ngomong sama gue, siapa yang bikin lo kayak gini?"
Sheira menggelengkan kepalanya. Bukannya dia takut, tapi dia tidak mau sampai terjadi keributan lebih lanjut antara Delvin dan Letta. Apalagi kan Letta itu cewek, terus deket sama Delvin. Dia tidak mau Delvin membalaskan dendamnya pada Letta. Sheira akan turun tangan sendiri, tentu bukan secara licik ataupun dengan kekerasan, tapi dengan caranya sendiri yang mungkin akan membuat Letta kapok.
"Gue gak bakal bilang Letta yang tiba-tiba nyerang gue karena lo. Gue takut nantinya lo malah lebih ngejauh sama gue, Vin. Karena gak mau gue sampai terluka lagi gara-gara lo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Genç Kurgu[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...