BMG 🌠 37

1.9K 122 2
                                    

Seperti biasanya, jangan lupa vomment yaaa>_<

Rapat pengurus osis pun telah selesai dilaksanakan. Semua anggota osis yang hadir itu satu persatu keluar dari ruangan. Rupanya mereka telah membahas sesuatu yang serius.

Delvin sendiri, dia terlihat memijit pelipisnya seraya menatap kertas yang berisi tentang informasi event baru yang akan diadakan di sekolahnya setelah beres PAS, dan tentu saja Delvinlah yang ditugaskan untuk menjadi ketua panitia, jangan tanya alasannya, ya karena lelaki itu memang jadi kepercayaan para guru. Tenang, sebentar lagi lengser. Jadi mungkin ini adalah event terakhir selama ia menjabat menjadi ketua osis di SMA Kartika.

Ini event yang paling ditunggu-tunggu setiap tahunnya. Dan gue sebagai ketua panitia tahun ini harus buat acara ini sukses, jangan sampai mengecewakan.

Delvin membatin, sebenarnya dia tidak terlalu terbebani sih. Tapi karena ini acara tahunan yang ditunggu-tunggu oleh para siswa, Delvin tidak mau kalau acara tahun ini tidak seru. Alhasil dia harus melakukan yang terbaik, mengorbankan waktu dan pikirannya untuk menyukseskan acara itu.

Belum lagi nantinya dia akan dihadapi dengan pemantapan, try out, dan berbagai ujian lainnya untuk kelulusan. Jadi mau tidak mau Delvin harus benar-benar bisa membagi waktu. Dan waktunya dengan Sheira pun menjadi berkurang.

Delvin keluar bersamaan dengan Letta si sekretaris osis.

"Event terakhir loh, Vin. Semangat!" ujar Letta mengangkat tangannya menyemangati Delvin. Jujur saja, Letta masih menyukai lelaki itu, tanpa berkurang sedikitpun. Dan mungkin ini menjadi kesempatan emas baginya untuk lebih dekat dengan Delvin, dia tak akan begitu saja menyerah meski Delvin sudah pacaran dengan Sheira.

Delvin mengangguk sambil tersenyum pada Letta, "Iya, Let. Lo semangat juga ya! Gak salah sih gue punya sekretaris kaya lo." Delvin mengelus puncak rambut Letta, salah satu teman yang sudah menemaninya selama 3 tahun belakangan ini. Serta ikut organisasi bersama, membuat mereka semakin dekat.

Pipi Letta sedikit memerah atas perlakuan Delvin barusan. Dengan hal sekecil itu saja bisa membuatnya jatuh hati pada lelaki tinggi di sampingnya itu.

Gue pasti bisa dapetin lo, Vin. Gimana pun itu caranya.

"Bisa aja lo, haha."

Delvin terkekeh kecil, dan setelah itu dia melirik jam yang terparkir indah di tangan putihnya itu, "Oke deh, gue duluan ya Lett. Ditungguin sama si Daniel, Angga, sama Abyan nih. Biasalah main ps."

"Oh iya, hati-hati, Vin. Jaga kesehatan juga! Bentar lagi juga pemantapan."

"Yoi. Lo juga ya."

Letta melambaikan tangannya pada Delvin yang sudah menjauh dari pandangannya. Ah, sungguh. Delvin itu sangatlah perfect di matanya. Membuatnya bertekad, dan mengklaim bahwa Delvin hanyalah miliknya.

Saat ini, Delvin saja belum tahu bagaimana sifat aslinya Letta yang busuk itu. Apalagi sampai tahu kalau Letta lah yang sudah membuat Sheira-nya menderita hari itu, bisa habis dia. Kita tunggu saja waktu itu tiba.

***

Sesampainya di rumah Daniel, langsung saja Delvin memarkirkan mobilnya di depan rumah minimalis yang elegan itu. Berhubung mereka berempat berniat untuk main ps bersama di rumah Daniel. Walaupun awalnya cowok dingin itu menolak mentah-mentah ajakan Angga tentunya untuk mabar di rumahnya. Biasalah, kalau ada mereka kalau ngumpul di rumah siapa aja, pasti pas beres udah kayak kapal pecah. Pecah badass, abis itu pulang, gak bertanggung jawab banget ye kan?

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang