BMG 🌠 54

1.4K 111 24
                                    

Komen dong di sini, kalian tau cerita ini dari manaa?? Kepo akutuuu😂

Share juga ya ke temenmu buat mampir baca BMG😇

Makasiii

Enjoy and Happy Reading!
___________________

Sheira menatap pantulan wajahnya di cermin setelah Aqila selesai merias wajah cantiknya itu dengan make up yang sesederhana mungkin. Karena ya Sheira pasti bakal ngomel-ngomel kalo terlalu medok. Ini aja harus dibujuk dulu kayak anak kecil, susah diatur.

Tidak hanya riasan wajah, Aqila pun bersikukuh meminta putrinya itu untuk memakai dress yang sudah ia pilih tentunya. Mulai dari yang warna merah, pink, putih, tapi pilihan terakhir ternyata jatuh pada dress selutut berwarna navy yang terlihat sangat cocok di tubuh Sheira.

"Nah kan. Pilihan Mama emang gak pernah salah. Putrinya Mama cantik banget." Aqila menatap kagum Sheira dari atas sampai bawah. Tidak salah lagi dia punya anak secantik Sheira. Ya iyalah, bibit unggul.

"Ish Mama. Emang dari kemarin-kemarin aku gak cantik gitu?" Sheira mengerucutkan bibirnya cemberut.

Aqila tertawa kecil. Lantas, ia berkata, "Gak gitu juga, sayang. Kamu emang cantik dari segi mana pun. Pantes aja anak Mama ini bisa ditaksir Delvin. Gak salah pilih pacar dia."

"Mama bisa aja." Sheira tersenyum malu.

"Udah siap? Mau bareng gak?" tawar Aqila yang membuat Sheira mengerutkan keningnya heran.

Sheira bertanya, "Emangnya Mama mau ke mana?" 

"Ah iya. Sekarang Mama ke dokter nih dianter sama Papa. Biasa, mau cek kandungan." Aqila menjawab sembari mengelus pelan perutnya yang kini terlihat agak membuncit itu.

"Eh udah masuk berapa bulan emangnya, Ma? Perasaan udah gede aja. Cepet banget."

Aqila berpikir sejenak. "Emm, kayaknya udah 3 bulanan lebih sih. Mama juga gak tau tuh, makanya sekarang mau cek." Sheira mengangguk paham. Ia sepertinya kali ini harus benar-benar memperhatikan Mamanya itu sebagai putri sulung yang baik, mengingat bagaimana waktu Aqila mengandung Arla ia terlihat kesulitan pas sudah masuk bulan ke-9. Tapi entah kenapa sekarang Sheira kebingungan melihat kandungan Aqila yang baru 3 bulan itu, tetapi seperti sedang mengandung 5 bulan.

Semoga aja Mama baik-baik aja. Sehat terus ya, Ma! Shei sayang Mama. Sheira membatin.

Kemudian gadis itu meraih tas selempangnya yang tergeletak di atas kasur. "Nanti Arla ikut Mama juga?"

Sebelum keluar dari kamar Sheira, Aqila menjawab, "Nggak, dia gak mau ikut katanya. Nanti mau di titipin aja sama nenek, sekalian katanya mau main sama anaknya om Leon."

Sheira hanya ber 'oh' ria di tempatnya. "Oke deh, hati-hati ya, Ma."

Aqila tersenyum kemudian disusul anggukan darinya. "Kamu juga hati-hati ya. Kamu sebagai perempuan harus bisa jaga diri. Inget apa kata Mama!"

"Siap 45!"

Setelah itu Aqila pun menutup pintu kamar Sheira dari luar.

***

Sesampainya di rumah sakit, pasangan suami istri itu pun langsung menuju ruangan tempat dokter Tania berada. Setelah meminta kontak dokter Tania dari suaminya, Daris, lelaki itu juga langsung menghubunginya dan membuat janji temu. Selain untuk mengecek kandungan Aqila, sebenarnya ada tujuan lain Arga ingin menemui dokter itu.

"Arga, kamu beneran kan udah buat janji sama Tania? Kali aja dia lagi sibuk." Aqila bertanya pada suaminya itu sambil berjalan berdampingan menyusuri lorong rumah sakit.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang