Tampaknya Sheira kesal setengah mati dengan makhluk bernama Delvin itu. Malam minggunya kini sungguh boring karena ponsel kesayangannya itu telah wafat. Sheira menghela napasnya kasar, sudahlah mungkin saatnya lem biru.
Sebenarnya yang membuat Sheira badmood seperti sekarang itu bukan masalah ponselnya sih. Tapi dia kesal saja melihat Delvin yang berduaan sama Letta. Lantas Sheira menarik selimutnya sampai dada agar dirinya merasa ngantuk. Namun, pikirannya malah dipenuhi bayang-bayang Delvin ketika bersama Letta.
Sheira memilih untuk menyandar di kepala ranjang dan mendengus kasar, "Kenapa juga sih lo Vin, mau aja deket sama tu cewek kampret! Dia yang bikin gue terjebak di toilet, Vin!"
Ingin rasanya gadis itu mencabik-cabik wajah Letta sampai puas jika mengingat kejadian waktu itu.
Menghilangkan rasa bosannya, Sheira meraih remote televisi yang tergeletak di atas nakas. Biasanya Sheira malas menonton televisi di malam hari, ya karena saat di malam hari tayangannya pasti tak jauh dari drama atau sinetron. Sheira tidak suka itu, karena ia pikir kalo kebanyakan nonton drama nanti takut hidupnya itu penuh dengan drama. Lebih baik nonton spongebob aja sih.
Dari tadi terus saja Sheira memindahkan chanel tv mencari yang enak untuk ditonton. Tapi sepertinya tidak ada yang cocok untuk ditonton.
"Ini tv rusak apa gimana sih? Kok acaranya beginian semua? Gak ada film kartun gitu?" Dasar Sheira. Udah gede aja dia tontonannya masih bocil. Maklum otaknya masih polos mah begini, gak tau tuh kalo udah kena virus delapan belas plus plus.
Tuk..tuk..tuk..
Seperti ada yang mengetok kaca kamarnya, Sheira pun menoleh. Tapi ternyata tidak ada siapa-siapa. Seketika dia berpikir yang nggak-nggak, pikirannya mulai ngawur.
Dengan segera, gadis itu menepis pikiran negatifnya, "Ih apaan sih? Gak usah parnoan deh! Mungkin cuma perasaan gue aja kayak ada yang ngetuk-ngetuk kaca." Sheira berusaha menenangkan dirinya dan berusaha memfokuskan pikirannya pada layar televisi di hadapannya.
Tuk..tuk..tuk..
Ketukan itu kembali terdengar, ini bukan halusinasi Sheira semata. Sungguh terasa nyata.
"Arla! Udah deh gak usah nakut-nakutin kakak segala!" Sheira masih berusaha berpikir positif, mungkin saja Arla sedang iseng. Tapi Sheira jelas tahu kalau Arla pasti sudah tidur sebelum jam 9 malam. Dan sekarang waktu sudah menunjukkan jam 10 malam lebih beberapa menit.
Bukan hanya itu, Sheira baru sadar bahwa dirinya sekarang sendirian di rumah. Setahu dia tadi Mamanya sama Arla pergi ke kantor Papanya untuk mengantarkan makan malam yang katanya mau lembur. Lantas yang mengetuk kaca jendela kamarnya itu siapa?
"Tenang, Shei. Itu bukan suara apa-apa lo cuma harus tidur. Masalah kelar," gumamnya sembari menarik dan menghembuskan napasnya perlahan. Setelah merasa rileks, Sheira kembali membaringkan tubuhnya dengan menarik selimutnya full sampai menutupi seluruh tubuhnya.
Tuk..tuk..tuk..
Lagi-lagi suara ketukan itu membuat bulu kuduknya seketika meremang. Kali ini ketukannya terasa semakin kencang. Sheira langsung menghidupkan lampu kamarnya, membiarkan kamarnya gelap memang agak membuatnya sedikit parnoan.
Sheira kembali menoleh ke arah jendela kamarnya, terlihat sebuah bayangan hitam melintas. Tak mau lama-lama diganggu dengan suara ketukan yang terus menerus itu. Dengan terpaksa, Sheira berusaha memberanikan diri untuk menghampiri jendela kamar. Diambilnya sebuah sapu injuk dari sudut kamarnya dengan tangan yang sedikit bergetar seraya merapalkan berbagai macam do'a.
"Ya Allah. Jauhkanlah hamba dari godaan syaiton yang terkutuk.
Iya tau kok kalo aku itu cantik, mempesona walau gak suka tebar pesona kayak si dolphin, bikin ambyar kaum adam, pokoknya paket komplit deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...