BMG 🌠 05

3.6K 199 3
                                    

Bau khas minyak kayu putih menyengat indra penciuman Sheira. Perlahan dia mulai mengerjapkan matanya dengan tubuh terbaring di ranjang UKS.

"Alhamdulillah Shei. Akhirnya lo sadar juga," kata Nafa.

Sheira pun memposisikan tubuhnya menjadi duduk seraya memegang kepalanya yang masih terasa pening.

"Gue dimana Naf?"

"Di UKS Shei. Lo gak papa kan?"

Gadis itu menggelengkan kepalanya pelan. "Gue gak papa kok Naf."

"Oh bagus deh. Tapi tadi asma sama maag lo kambuh kan?" tanya Nafa yang masih mengkhawatirkan sahabatnya itu.

"Iya sih tadi sempet kambuh. Tapi sekarang udah gak papa." Sheira sebenarnya sedikit berbohong. Padahal saat ini dia berusaha menahan mati-matian rasa sakit di perutnya agar Nafa tidak khawatir lagi. "lo pergi aja gih. Nanti ketinggalan info kan barabe."

"Gue mau nemenin lo aja Shei, gimana kalo nanti lo kenapa-napa coba?" ujar Nafa bersikukuh tidak mau pergi. "lagian kalo ketinggalan info kan bisa nanyain ke babang Arka." 

Ah iya, asalnya sih tadi Arka dan Delvin ada di UKS. Tapi kan namanya juga anak OSIS, urusannya gak cuma 1 kalo di sekolah. Begitulah jadi kaki tangan guru.

"Ye dasar!"

"Eh kalau enggak, gue bisa nanyain ke kak Delvin aja! Itung-itung modus ashiap."

Delvin. Satu nama itu membuat Sheira memutarkan bola matanya malas. Bisa-bisanya Nafa menyebutkan nama makhluk menyebalkan itu di hadapannya.

"Gak usah sebut nama si dolphin bisa gak sih?!"

Tawa Nafa pun pecah saat itu juga. Padahal tidak ada yang lucu, tapi ekspresi Sheira sungguh membuatnya ingin tertawa. "Aciee. Lo cemburu ya? Sampe punya nama sayang nih. Tenang aja, gue modusnya juga buat jadi mak comblang lo sama kak Delvin. Pfttt."

"Bodo amat ya! Bodo amat!"

Tak lama setelah itu, orang yang baru saja di bicarakan oleh Nafa datang memasuki ruang UKS dengan segelas teh manis hangat di tangannya, tanpa berkata apa pun.

Seperti mengerti akan situasi, Nafa pun beranjak dari duduknya untuk segera meninggalkan UKS. Membiarkan Sheira dan Delvin berdua di sana.

"Gue keluar dulu ya Shei. Mendadak mules nih." agar aktingnya berjalan mulus, Nafa memberi sedikit bumbu dengan ekspresi yang memang seperti sedang mules. Haduh ada-ada aja'-'

"Heh--" baru saja Sheira akan menahannya agar tidak pergi, Nafa ternyata lebih gercep dari yang ia kira. Anak itu langsung hilang dari hadapannya seketika. Hingga menyisakan dirinya dan si ketua osis.

"Gue tau lo pasti bohong sama dia kan?" tanya Delvin tiba-tiba, membuat Sheira mengerutkan keningnya heran.

"Bohong apaan sih? So tau lo!"

"Nih minum! Nanti keburu dingin. Sekalian juga minum obatnya," kata Delvin datar sambil mengasongkan teh hangat yang tadi ia bawakan untuk Sheira. Tak lupa juga ia mengasongkan obat pada gadis itu. "pasti masih kambuh kan? Cepet minum obatnya. Atau mau gue bawa ke rumah sakit?"

"Iya iya ini juga mau gue minum. Gak usah ke rumah sakit segala!"

Susah memang ngeluluhin hati cewek yang satu ini, ternyata modal ganteng, tajir, dll dari diri Delvin masih belum cukup di mata Sheira. Huft orang gagal move on ya gini.

Terlihat Delvin yang kemudian ikut terduduk di tepi ranjang, tepat di samping Sheira.

"Ngapain lo duduk! Jangan deket-deket!" kata Sheira yang langsung menggeser menjaga jarak.

"Ya terserah gue, mau duduk mau enggak juga hak gue. Emangnya ini kasur punya lo!" timpal Delvin seraya mengangkat bahunya acuh.

Jelas Sheira melotot saking kesalnya. Benar-benar ini ujian kesabaran baginya. Haduh yang sabar ya Shei, orang sabar nnti dikasih jodoh yang tajir:v kek Delvin misalnya'-'

"Lah terus itu kursi fungsinya buat apa?" cerocos Sheira sebal sambil menunjuk kursi yang tak jauh darinya. "lo duduk disana, jangan deket-deket! Kalo bisa keluar aja sekalian deh. Gue mau tidur."

Mungkin karena efek obat tadi, rasanya Sheira sedikit mengantuk. Dia pun membaringkan kembali tubuhnya membelakangi Delvin.

"Eit tunggu dulu napa dah." Delvin menarik tangan Sheira agar membalik ke arahnya.

Mau tidur saja sepertinya susah, semua itu gara-gara seorang Delvin Archelaus Lazuardi. Si manusia menyebalkan tingkat dewa di mata Sheira.

"Apaan sih!" jengah sudah Sheira menghadapi cowok itu.

"Lo belum makan kan dari pagi? Makan dulu!" kata Delvin kukuh mengasongkan kotak makan polos itu pada si pemilik.

"Enggak ah nanti aja! Lagian gue ngantuk. Jadi orang jangan suka maksa ya. Lo juga jadi orang tuh SKSD banget sih, gue kenal lo aja kagak dih!"

Delvin pun berdeham sebelum membuka kembali suaranya. "Ekhem.. Oke gue belum perkenalan ya sama lo. Si bocah tengik, rese, tapi lucu, Sheira Belvania." Delvin terkekeh kecil mengucapkan itu. "kenalin gue Delvin--"

"Udah tau! Ya udah sono hush. Gak usah ganggu, gue mau tidur. Titik gak pake koma!" Sheira mendorong tubuh jangkung itu agar segera pergi dari hadapannya.

Rupanya sebuah ide terlintas begitu saja di kepala Delvin. Dia tersenyum geli memikirkannya, lebih tepatnya memikirkan bagaimana ekspresi Sheira jika ia menjalankan ide cemerlang yang sangat tiba-tiba itu. Sudah pasti gadis itu kesal setengah mati.

"Oke gue pergi. Tapi semua coklat di dalem tas lo taruhannya."

Baru saja memejamkan matanya, Sheira otomatis membuka matanya kembali ketika mendengar para coklat, termasuk kinderjoynya itu di pertaruhkan oleh Delvin.

Mengganggu Sheira. Sepertinya itu akan menjadi hobi baru bagi seorang Delvin. Entah sudah sejauh mana gadis itu menarik perhatian Delvin. Sheira punya daya tarik tersendiri bagi si ketua osis. Bermula dari rasa penasaran, sampai ketertarikan pun muncul. Hanya Sheira seorang yang bisa menarik perhatian sekaligus hati Delvin secepat itu. Dalam waktu hitungan jam saja.

"Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo," batinnya.

                                 ***

Yuhuuu akhirnya aku kambekk yaa setelah sekian lamanya hiatus😂

Maafin bangett baru bisa update sekarang"( ternyata jadi anak SMA itu gak segampang yg aku kira wkwk, nugas teruss smpe males nulis cerita ini.

Mulai sekarang aku bkal ngusahain buat konsisten lagi nulis yaa, stay toon❤

ameliaa_yh
Girlfriendnya Jung Jaehyun:*


Cianjur, 14 September 2019

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang