BMG 🌠 73

1.1K 99 29
                                    

Sheira celingak-celinguk menatap sekelilingnya heran. Sembari melangkahkan kakinya tak tentu arah, gadis itu hanya melihat sekelilingnya yang dipenuhi bunga-bunga indah serta kupu-kupu yang beterbangan. Tak hanya itu, padang rumput nan luas dan cuaca yang cerah membuatnya tak henti-henti menatap dengan kagum.

"Aku ada di mana?" gumamnya penuh tanda tanya.

Gadis dengan rambut tergurai itu merasa tidak pernah ke tempat ini sebelumnya. Ini mungkin pertama kali baginya berada di tempat se indah ini. Namun ia tidak menemukan siapa pun di sana.

Menyipitkan matanya, dari jarak yang cukup jauh Sheira melihat ada seekor kupu-kupu cantik yang hanya berdiam di atas sebuah bunga mawar putih sendirian, tidak ikut terbang bersama kupu-kupu lainnya.

Lantas, Sheira pun berlari pelan menghampiri kupu-kupu tersebut. Karena begitu menarik perhatiannya.

"Kok kamu sendirian aja, hm? Kenapa nggak ikut terbang sama yang lain?" Sheira berjongkok lalu bertanya pada hewan bersayap yang kini berada di hadapannya itu, jelas-jelas tidak mendapat jawaban apa pun atas pertanyaannya barusan.

Kupu-kupu itu hanya mengepakkan sayapnya pelan, masih anteng bertengger di bunga mawar putih. Enggan untuk pergi.

"Kamu cantik, tapi nggak punya temen ya? Ayo sini temenan sama aku. Aku bingung ini ada di mana, dan di sini aku nggak punya temen." Sheira menghela napasnya lesu. Memang sih tempat ini sangat indah, tetapi tak berarti banginya bila hanya berada di sana sendirian. Setidaknya dia butuh teman untuk berbincang dan untuk membawanya pulang ke rumah, meski hanya seorang. Siapa pun itu, asal tidak sendirian.

Tak lama kemudian, kupu-kupu itu pun mengepakkan sayapnya lagi, tetapi ternyata hewan itu lebih memilih pergi meninggalkan Sheira.

"Yah, kenapa pergi? Padahal baru curhat sebentar." masih dalam keadaan jongkok, gadis itu pun menelungkupkan wajahnya di atas kedua tangan. Dia sungguh tidak bisa jika berada di sini seorang diri. Ingin menangis saja rasanya.

Terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya Sheira masih enggan untuk mengangkat wajahnya, matanya sudah memerah karena menahan tangis. Beberapa detik setelah suara itu tidak ada, Sheira segera mengangkat wajahnya.

Samar-samar, dia melihat seseorang berdiri di hadapannya dengan sebelah tangan terulur. Terik matahari yang menyilaukan mata, membuat Sheira tak bisa mengenali wajah orang itu dengan jelas.

"Kamu siapa?" Sheira malah bertanya. Tetapi tak kunjung mendapat jawaban. Orang itu hanya diam, masih dengan tangan mengulur pada cewek itu.

Tak punya pilihan, Sheira langsung mengangkat tangannya ke atas, menerima uluran tangan itu. Lalu berdiri dari jongkoknya dibantu orang itu. 

Menyadari sesuatu, gadis itu membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini. "Kak Alan?" 

Sheira mengerjapkan matanya berkali-kali, masih tidak percaya jika seseorang yang berada di hadapannya saat ini ternyata Alan. Kenapa bisa? Ia pikir kakaknya itu masih terbaring koma, tetapi kenapa sekarang tiba-tiba ada di hadapannya?

Tak hanya itu, Sheira memperhatikan Alan dari ujung rambut sampai ke ujung kaki dengan intens. Sepertinya ada yang aneh, namun itu memang benar-benar Alan, kakaknya. Hanya saja laki-laki itu kini berpakaian serba putih, membuat Sheira semakin bingung dengan semua ini.

"Kenapa? Bingung ya?" tanyanya sembari terkekeh kecil.

"Ini beneran kak Alan?" Sheira memicingkan matanya masih tidak percaya.

Alan lantas terkekeh kembali mendengar pertanyaan yang Sheira lontarkan. Ia malah mengacak rambut adiknya itu gemas. "Emangnya kamu pikir aku ini siapa?"

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang