Song recomendation:
WayV - Love Talk🎶(Play di mulmed)
Candu banget tu lagunya!😭😭
Sampe nulis part sebelumnya sama part ini juga sambil denger lagu Love Talk:((
Mood bgt sii, wlaupun... liriknya gada akhlak wkwk😆Pokoknya dengerin ajaa ya:v jan ikutan oleng ke Qian Kun😚 punyaku tuhh hehe.
Happy Reading
____________________Sesampainya di Puncak, seluruh murid serta guru SMA Kartika yang ikut ke acara camp itu pun satu-persatu turun dari bis.
Semua terlihat exited dengan camp ini. Terkecuali Sheira, dia hanya menunduk lesu, malas sekali rasanya pengen rebahan aja.
Arka selaku pengurus OSIS, mulai membuka acara tersebut dengan menggunakan toa agar terdengar oleh semuanya, yang disambut meriah. "Sudah siap semuanya? Dengan acara camp tahunan SMA Kartika yang selalu dinanti-nanti ini? Dimana tujuan dari acara ini adalah untuk mengetahui jati diri kita yang sesungguhnya. Banyak permainan seru tentunya nanti di acara camp ini yang bertujuan untuk meningkatkan kekompakan, lebih mengakrabkan diri dengan teman juga pastinya. Jadi, kalian siap?"
"SIAP!" semua kompak yang diiringi riuh tepuk tangan.
"Yee lapyu babang Arka!" seru Nafa, yang pasti tidak terdengar oleh Arka karena ramai dengan tepuk tangan.
Raisa menyenggol bahu Nafa, kemudian mencibir, "Ke kak Daniel lapyu, ke kak Arka lapyu juga. Gimana sih lo, Naf? Insaf lo, jangan jadi fuckgirl kek gitu!"
"Istiqomah euy!" timpal Eca.
Kali ini Sheira hanya diam tak ikut menimbrung, biasanya ia selalu nomor satu kalau perihal menghujat Nafa. Tapi sepertinya sekarang ia tak tertarik sama sekali.
Nafa mendelik sebal pada keduanya. "Iri terus ya lo pada! Kata gue juga apa, lapyu gue itu beda-beda artinya. Jelas lapyu gue ke bang Arka beda sama lapyu ke kak Daniel tercinta."
"Serah deh serah!" kata Raisa pasrah.
Nafa melirik Sheira yang berada tepat di sebelahnya, dia mengerti kenapa Sheira seperti ini. Lantas, ia menepuk bahunya. "Wey diem-diem bae."
"Apaan sih, Naf."
"Jangan gitu mulu dah. Kan lo udah bilang ke gue kemarin, kalo lo juga bisa nunjukkin bahwa lo bahagia tanpa dia kan? Kenapa malah murung gini sih ah, gak asik!" Nafa memutar bola matanya malas. Gini nih kalo sekalinya dia udah sedih, pasti badmood sampe berhari-hari.
"Tau ah, gue bukan masalahin yang itu sih. Tapi ini bikin gue kesel plus gedek. Lo juga kalo liat kejadian tadi pagi pasti gedek, Naf."
Nafa mengernyitkan dahinya heran. "Kayaknya drama si mak lampir juga bakal berlanjut di sini," lanjut Sheira.
"Gedek? Drama? Mak lampir? Maksud lo? Yang rinci dong. Gue kan gak suka tebak-tebakan, sukanya cogan. Auto sikat mamanks!"
"Iya-iya. Nanti gue ceritain. Gak sekarang!" ketus Sheira yang langsung memasangkan earphone pada kedua telinganya.
"Gak bosen ngutang terus? Lo mah banyak utang cerita dah ke gue."
Bodo amat sih. Sheira pura-pura tidak mendengar segala ocehan Nafa saja dengan mendengarkan musik lewat earphone-nya, dari pada meladeni Nafa yang ujung-ujungnya berdebat serta tak kunjung menemukan titik terang. Dia sungguh sedang tidak mood saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...