Vote dulu jangan lupaa😁
Pengen dong di spam komen eheheHappy Reading♡
***
Malam ini, waktu telah menunjukkan pukul 19.35 menit. Selepas melaksanakan sholat isya, Delvin langsung saja kembali duduk di meja belajarnya menghadap laptop hendak melanjutkan mengerjakan tugas pelajaran geografi.
Tetapi ada satu hal yang membuatnya terganggu. Di bawah sana kedua orang tuanya terdengar sedang bertengkar.
Hal seperti ini memang sudah menjadi makanan sehari-hari Delvin. Sudah biasa dia mendengar keduanya bertengkar. Delvin mengerti, mama dan papanya tidak saling mencintai karena mereka waktu itu dijodohkan karena persoalan pekerjaan.
Dia kadang merasa tidak dianggap oleh orang tuanya. Untuk ngobrol pun jarang sekali karena ya sibuk bekerja dan sibuk selingkuh.
Tak lama, pintu kamar Delvin ada yang mengetuk.
Tok, tok, tok.
"Iya, masuk aja, bi. Nggak saya kunci kok." Delvin sudah tahu, pasti itu Bi Tinah, pembantunya. Tetapi, Delvin bersyukur, kalau tidak ada Bi Tinah, siapa lagi yang akan mengurusnya dari kecil sampai saat ini. Orang tuanya kan mana mungkin memperhatikan dia. Pikir Delvin.
Ceklek. Pintu pun terbuka.
"Den Delvin, ayo turun. Makanan udah siap."
"Males ah, bi. Saya mau makan di luar aja."
Bi Tinah terlihat lesu. Delvin hanya jengah mendengar keributan di rumahnya.
"Loh, kenapa den?"
"Maaf ya, bi. Soalnya saya udah ada janji sama temen saya." Delvin jelas berbohong, dia tidak punya janji dengan siapapun untuk saat ini. Tempat yang di tuju pun masih belum terpikirkan olehnya.
"Oh, ya udah. Saya permisi ya, Den."
"Iya, bi."
Pintu pun kembali tertutup. Dengan segera, Delvin membuka lemari pakaian untuk mengambil jaket hitamnya, dan keluarlah dia dari kamarnya.
Setelah menuruni satu persatu anak tangga, papanya berbicara pada Delvin. "Mau kemana kamu, Delvin?" tanya Edgar ketika Shamira yaitu mama Delvin masuk ke kamarmya.
Sedangkan Delvin, dia hanya nyelonong pergi, "Bukan urusan Papa!" sudah muak dia sepertinya dengan papanya itu.
***
Delvin pergi dari rumah dengan menggunakan motor ninjanya, biasanya sih dia akan pergi ke rumah Daniel ketika sedang kacau seperti ini. Tapi, dia mengendarai motornya tidak menuju ke arah rumahnya Daniel.
Tak lama, Delvin memberhentikan motornya tepat di depan gerbang rumah Sheira. Ah iya, mungkin dengan bertemu Sheira, dirinya bisa lebih tenang. Itung-itung pdkt juga kayaknya sama calon mertua.
Ting..nong..
Delvin memencet bel rumah Sheira. Kemudian muncullah sosok Aqila membuka pintu.
"Assalamu'alaikum, Tante." Delvin mengucap salam pada Aqila seraya tersenyum.
"Waalaikumsalam. Eh siapa ya?" Aqila terlihat kebingungan.
"Ehm, saya.. Pacarnya Sheira, tante." Delvin tersenyum dengan percaya dirinya.
"Oh? Ayo masuk." sejenak, Aqila memperhatikan Delvin dari atas ke bawah. Dia sempat tercengang dengan ketampanannya itu. Wah beruntung sekali sepertinya jika dia mendapat menantu seperti dia.
![](https://img.wattpad.com/cover/192362599-288-k536038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Подростковая литература[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...