BMG 🌠 44

1.6K 102 8
                                    


Mau double update? Komen yang banyakkk yaa. Tapi jngan cuma next-next aja:)

Happy reading~
___________

Menatap ke luar jendela mobil yang dikemudikan oleh Delvin. Saat ini keduanya sedang menuju perjalanan pulang dari sekolah.

Dari tadi Sheira diam. Memikirkan haruskah ia berbicara pada Delvin mengenai Alan. Soalnya besok gadis itu sudah ada janji dengan Alan untuk belajar bersama di rumahnya.

Kasih tau gak ya?

Kalo kasih tau, nanti Delvin marah coba. Kalo nggak ngasih tau, sama juga pasti bakal marah.

Delvin merasa keheranan melihat Sheira yang biasanya mengoceh, kini dia hanya diam sambil menatap ke luar kaca mobil.

"Shei? Lo ngelamunin apaan?" tanya Delvin membuka suara.

Sheira tersentak dan tersadar dari lamunannya itu. "Hm-- nggak, Vin."

"Jangan bohong." Delvin menatapnya mengintimidasi. Cowok itu tahu, Sheira pasti berbohong. Kelihatan jelas dari gelagatnya juga.

Tak punya pilihan lain, Sheira pun memutuskan untuk memberi tahu Delvin saja. Dia sebenarnya sedikit takut sih kalau udah liat Delvin kalo lagi marah. Jadi cari aman aja, ngasih tau kena marah. Daripada nggak ngasih tau, marahnya pasti plus plus.

"Ng..i-itu. Vin besok gue mau belajar bareng sama kak Alan," balas Sheira gugup.

Mendengar itu, Delvin sontak menginjak rem secara mendadak. Untung saja jalanannya lumayan sepi, kalau tidak sih pasti bahaya jika nginjak rem mendadak gitu. 

"Apa kata lo? Belajar bareng? Kenapa harus sama dia sih?" Delvin tentu memperbolehkan Sheira belajar dengan siapapun. Tetapi kenapa harus Alan? Tidak ada yang lain napa?

Sheira mengangguk gugup sambil menatap Delvin bersungguh-sungguh agar Delvin menyetujuinya. Kalau tiba-tiba dibatalkan kan tidak enak pada Alan, keduanya sudah sepakat.

"Iya gitu deh, Vin. Kan senin depan PAS, dan gue minta sama kak Alan buat ngajarin gue fisika."

Delvin belum membalas, dia menepikan dulu mobilnya ke pinggir jalan agar tidak menghalangi pengemudi lain. Karena Delvin tidak akan fokus menyetir, jika hal yang dibahas tentu mengalihkan perhatiannya.

"Jelasin ke gue. Kenapa lo harus minta belajar bareng sama dia? Gue juga bisa, Shei!" Delvin meminta penjelasan dari Sheira. Jangan meragukan otak cerdasnya Delvin. Meskipun dia mengambil jurusan IPS, tetapi mata pelajaran Kimia, Fisika, Matematika tentu bisa dikuasai juga olehnya. Sheira juga sudah tahu akan hal itu. Tetapi kenapa lebih memilih Alan?

Sheira menarik napas dan membuangnya perlahan. Dengan tatapan menusuk yang Delvin layangkan padanya itu tentu membuat jantung Sheira berdegup kencang, bukan karena baper, tapi dia sedikit takut melihat tatapan itu.

Sheira juga sempat berpikir, sebenarnya ada masalah apa antara Delvin dan Alan? Delvin tidak pernah menjelaskan itu padanya. Sehingga membuatnya terus bertanya-tanya dalam benaknya hingga kini.

"Sebenernya lo punya masalah apa sih sama kak Alan? Kenapa lo sampe marah gini kalo menyangkut kak Alan?" tanya Sheira mengeluarkan uneg-uneg di hatinya. Dia sungguh penasaran. Dan masalah ini harus diluruskan. Sheira ingin keduanya akur, bukannya saling adu jotos setiap ketemu.

Delvin mengangkat sebelah alisnya menantang, "Lo mau tau?"

"Iya."

Delvin berdecih sebal, kenapa Sheira begitu kepo sih? "Gue mau tanya juga. Lo sebenernya punya hubungan apa sih sama cowok brengsek itu?"

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang