BMG 🌠 60

1.3K 109 30
                                    

"Lo udah nemu belum sih arah panahnya? Perasaan dari tadi gue gak nemu-nemu," gerutu Sheira pada Raka, sambil menerangi jalan dengan senter. Masih sibuk mencari arah panah yang tak kunjung terlihat walau batang hidungnya.

Bukannya mencari, Raka malah tersenyum kecil. Seperti sedang memikirkan sesuatu. "Di punggung lo ada apaan? Kayaknya ulet deh."

Langsung saja Sheira membalikkan tubuhnya, menghadap Raka. Diraba sendiri punggungnya itu, yang ternyata hanya terdapat daun kering. "Makan tuh ulet!" seru gadis itu melempar daun tadi pada seseorang di hadapannya saat ini.

"Dasar otak modus! Yang berkelas dikit dong modusnya ya elah. Modus modelan gitu mah udah basi!" Sheira mendelik pada Raka yang kini menyengir kuda. Sudah tahu dia tingkat kemodusan mantannya itu.

"Kali-kali modus sama mantan. Gak boleh ya?" Raka kira nanti Sheira akan ketakutan atau gimana gitu, terus otomatis meluk dia dong. Ternyata salah besar. Sheira tentu tidak akan mudah terjebak dengan modus receh seperti tadi. Kata gadis itu sendiri kan 'modusnya gak berkelas'.

"Sono aja modusnya sama setan!"

Raka mengangkat bahunya acuh. "Mau gue peluk gak? Di sini dingin loh." bukan Raka namanya kalo nggak modus. Ini sih mencari kesempatan dalam kesempitan.

Kesal? Sebal? Sangat. Gak usah ditanya lagi. Terbesit di pikiran Sheira untuk memusnahkan makhluk bernama Raka itu saat ini juga, sampai ia harus menarik napasnya dalam-dalam untuk meredam emosinya. Bahaya jika di malam yang gelap ini, kalau tiba-tiba jiwa psycho-nya muncul kan ribet.

"MALES!" jelasnya. "Sono ah lo pergi aja sih! Mending gue sendiri, dari pada sama lo. Ogah!" lanjut Sheira, memekik kesal.

Sementara itu, Raka hanya diam memandangi Sheira dengan santai. Sembari memangku kedua tangannya di dada. "Yakin lo berani sendirian? Asal lo tau, sekarang tengah malem loh."

Iya juga sih. Udah gitu hawanya dingin banget.

Sheira bergumam dalam hati, memeluk dirinya sendiri, merasakan dinginnya hembusan angin malam. Sesekali ia melihat sekelilingnya, horor juga sih. Dia jadi bergidik ngeri membayangkan yang tidak-tidak.

Kemudian, gadis itu menggelengkan kepalanya. Sungguh, pikiran negatif yang tadi muncul itu sangat mengganggu.

Sadar, Shei! Ya kali gue harus kejebak di sini lama-lama sama si mantan sialan. Kalo dia udah pergi, kesempatan nih buat gue kabur, balik lagi ke perkemahan.

Aman, damai, dan sentosa lahir batin.

Dan akhirnya nanti bisa terhindar dari godaan mantan yang terdzolimi.

Tak habis pikir ia dulu pernah sebucin itu pada Raka. Bahkan sampai gagal move on. Memalukan! Setelah berpacaran dengan Delvin, akhirnya ia baru tersadar bahwa betapa bodohnya ia saat dulu. Yang mengharapkan Raka kembali.

Setelah geleng-geleng, kini Sheira malah gangguk-gangguk sendiri tanpa bersuara. Membuat Raka mengernyit heran di tempatnya.

"Ngapain lo geleng-geleng, abis itu manggut-manggut sendiri. Kagak bersuara juga? Kesurupan mantan peliharaannya setan ya?" terka-nya mengada-ngada. Mana ada kesurupan mantan? Terus sejak kapan mantan jadi peliharaannya setan? Dahlah. Orang pinter nyimak.

"Sinting!" seru Sheira. "ya udah sono! Yang ada nanti gue malah kesurupan kalo deket-deket sama lo. Jauhkan hamba dari godaan mantan yang terdzolimi ini!"

Raka tertawa kecil. "Oke, kalo ada setan lewat panggil gue aja. Atau ajak ngopi dulu biar santuy. Gue akan lindungi lo dari setan yang kelaperan."

"Ngaco."

Lantas, laki-laki itu pun melangkahkan kakinya menjauh dari Sheira. Sambil sesekali meliriknya diam-diam, kali aja gadis itu ngikutin. Ternyata enggak, Sheira malah diam natap Raka dengan tatapan menghunusnya. Jahat bener mbak.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang