1 vote/komen dari kalian berharga bangettt
Jadi, vommentnya jangan lupa ya!Semakin banyak vote & komen,
Semakin cepet pula updatenya♡Jangan jadi silent readerss oke.
_______
Dua hari telah berlalu, Delvin pun sembuh. Tentu saja berkat Sheira yang mengurusnya, setiap pulang sekolah menyempatkan diri untuk ke rumah Delvin.
Kali ini sudah seperti biasa, Sheira berangkat ke sekolah bersama pacarnya itu. Di dalam mobil yang sedang dalam perjalanan menuju sekolah, sepasang kekasih itu asyik bercanda ria, membicarakan hal yang unfaedah. Mulai dari kenapa kupu-kupu terbang? Kenapa jalan pake kaki? Terus kenapa pelangi warna-warni? Ya elah bambank udah dari sononya gitu, ngapain dipertanyain lagi:v ya daripada gak ada topik pembicaraan sama sekali.
Setelah memarkirkan mobil di parkiran, keduanya pun turun dari mobil.
Baru saja akan melangkahkan kakinya menuju kelas, tangan Sheira sudah dicekal duluan oleh Delvin.
"Eh tunggu dulu." Delvin kemudian menautkan jarinya dengan jari Sheira, saling menggenggam erat. "Nah, kalo gini kan bagus keliatannya."
Sheira memukul bahu Delvin pelan, tiba-tiba di kedua pipinya menampilkan semburat merah bak tomat. "Dasar lo ya!"
"Biarin!"
Tentu saja para human yang berada di sana menatap sepasang kekasih itu iri. Apalagi para kaum hawa sekaligus para fansnya Delvin, mereka saking irinya ya gitu, nyinyir terus bisanya. Siapa lagi kalau bukan nyinyirin Sheira.
"Gak tau malu banget ya itu si cewek murahan!"
"Padahal gue lebih pantes bersanding sama Delvin. Lah dia? Cewek amburadul, gak tau diri pula!"
"Apa yang Delvin liat dari dia sih? Padahal kan katanya dia udah dipake tuh sama si Raka. Iewh."
"Pake pelet apa tu cewek?!"
"Aneh, gue yang cantik gini masa Delvin gak ngelirik gue. Malah sama si adik kelas songong itu lagi."
Tak kuat lagi mendengar setiap nyinyiran para kaum yang sirik terhadapnya, Sheira pun membalikkan badannya menghadap mereka dengan tatapan b aja. Malah ingin menertawai mereka saja, karena menurut Sheira sendiri orang sirik itu tanda tak mampu. True?
"Makasih banyak udah ghibahin gue ya. Alhamdulillah dosa gue berkurang." Sheira tersenyum puas menatap mereka. Mau itu kakak kelas kek, ah bodo amat bagi Sheira mah. Kalo pun ngelabrak, dia gak bakal diem kok. Karena siapapun itu gak berhak nindas dan ditindas.
Mereka menatap Sheira tak suka. Sementara Delvin, dia diam saja menunggu Sheira. Bukannya tidak mau menenangkan, hanya saja Delvin ingin melihat bagaimana pacarnya itu beraksi.
"Terus nanya gue pake pelet apa? Dan lo semua percaya sama omongan si bangsat Raka?" ujar Sheira menantang, kemudian tertawa meremehkan, "Bodo amat! Gue sih owh aja."
Gila. Mereka langsung menatap Sheira penuh emosi. Tatapannya seakan ingin menyantet Sheira, astagfirullah banget ya wkwk. Kalau saja Delvin tidak melayangkan tatapan menusuknya pada mereka, mungkin akan terjadi keributan, tawuran ala-ala anak cewek. Ya biasa, paling jambak-jambakan.
"Yuk ah, Vin," ajak Sheira yang kembali menautkan jari tangannya dengan jari tangan Delvin.
Sebelum melanjutkan langkahnya, Delvin malah asyik mengacak rambut Sheira sambil tertawa kecil. "Lucu banget sih pacar gue. Yang nanti bakal jadi calon istri gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...