BMG 🌠 52

1.4K 85 0
                                    

WARNING!
Banyak mengandung kata-kata kasar.
Gak boleh dipraktekin ya, soalnya ini bukan ujian praktek😂

Sebelumnya, minal aidzin walfaidzin🙏 maapin kalo author ada salah baik yg disengaja ataupun tidak😩

Stay toon!
Enjoy, and Happy Reading.
___________________

Setelah menghabiskan sekitar 3 jam lamanya bermain PS, para bapak-bapak rempong itu kini hanya diam. Boring sih karena Naya datang-datang malah mematikan layar televisi yang tadi dipakai bermain PS.

Habisnya sih kalo udah main PS pada gak inget waktu, terus berisik banget. Ya udah kan rumah jadi aman, damai, dan sentosa deh kalo udah dimatiin mah.

"Inget umur deh kalian tuh! Udah tuwir juga masih main PS!" kata Naya sewot.

Farel menyahut, "Nggak tiap hari juga kan, Nay."

"Tau dah kalo dibiarin main PS nanti kebablasan kan pada sampe malem? Noh liat jam. Udah main PS tiga jam belum cukup?" Naya mencermahi ketiganya bak seorang emak yang memarahi anaknya ketika terus saja bermain PS. Tapi ini versi bapak-bapak tuwir yang rempong pula.

"Apaan sih, Nay!"

"Aku cuma gak mau kalo kamu sampe lupa waktu gara-gara PS ya!" gerutu Naya. "Kamu juga, Arga! Aqila pasti ngamuk deh kalo tau kamu di sini main PS."

"Oh, tenang aja. Bisa gue ajak kompromi kok," jawab Arga dengan tenangnya. Santuy.

"Kamu juga masih suka ngebucin oppa-oppa mu itu. Aku gak larang tuh!"

Naya mendelik sebal, plis deh dia tidak suka kalau Farel sudah menyangkut pautkannya dengan itu. "Jangan suka ngalihin topik deh, Farel!"

Lantas, Farel berdiri dari duduknya. Berhadapan langsung dengan sang istri.

Arga dan Daris yang melihatnya merinding. "Perang dunia nih keknya." Arga berbisik pada Daris.

"Mereka masih sama. Nggak ada yang berubah, kerjaannya debat mulu." gumam Daris menggelengkan kepalanya.

"Nyimak aja dah."

"Bukannya ngalihin topik. Tapi emang itu kenyataannya kan? Aku nggak pernah larang sama apa yang kamu suka, selama itu bisa membuatmu bahagia." Farel semakin mendekatkan wajahnya pada Naya. Refleks, Naya pun mundur hingga tidak bisa mundur lagi karena dibelakangnya ada tembok.

Aduh, sial, batin Naya berkata sembari menggigit bibir bawahnya. Berada di situasi seperti ini, sungguh membuatnya gugup setengah mati.

Kata-kata Farel barusan sangatlah menohok, membuatnya tak bisa berkutip. Naya hanya menutup matanya ketika hembusan napas suaminya itu semakin terasa di wajahnya.

"Anjir. Iya gue tau kita emang udah gak jomblo. Tapi seenggaknya jangan gitu juga, bambank!" seru Daris membuat Naya dan Farel terlonjak kaget.

"Yang nyimak hareudang nih!" sahut Arga mengipas-ngipaskan tangannya seperti sedang kepanasan.

Kemudian Farel membalas, ngegas pula. "IRI BILANG BOS!"

"Bapak gahol mah beda ya."

Sontak, Arga dan Daris tertawa terbahak-bahak setelah itu. Berbeda dengan Farel yang malah mendelik sebal.

Kesempatan emas bagi Naya, dengan segera ia mendorong dada Farel agar menjauh dari hadapannya. Langsung saja ia pergi keluar. "Aku pergi ke mini market dulu."

Lantas, Farel kembali menghampiri kedua temannya yang masih anteng duduk di sofa. "Ganggu aja lo pada!"

"IRI BILANG BOS!" semprot keduanya bersamaan.

Be My Girlfriend [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang