Sebelum baca, vote dan komen dulu yaa biar berkah😂
***
Seminggu telah berlalu, semenjak kejadian di depan perpustakaan itu, sepertinya Sheira punya haters. Dia pasti dihujat oleh fansnya Delvin, apalagi kebanyakan kakak kelasnya yang sampai berani melabrak.
Tapi Sheira sih bodo amat, emang dia pikirin.
Saat ini waktu menunjukkan pukul 08.35 menit. Masih pagi sih, tapi rasanya Sheira ngantuk sekali karena kebetulan mata pelajaran Fisika sedang berlangsung, udahlah mata pelajarannya sangat rumit, susah, berbelit-belit. Ya kali Sheira mau ngitung kecepatan mobilnya Andi, Andi siapa ya? Mana Sheira tau. Perasaan di antara semua temannya, tidak ada tuh yang namanya Andi.
Terus gurunya nyebelin, kerjaannya pasti nyuruh kerjain ujikom, pas ngejelasin suaranya pelan banget, giliran udah marah aja maju paling depan, pokoknya sheira tidak suka hal-hal yang berbau menghitung.
Lantas Sheira pun menelungkupkan wajahnya di atas meja hendak tidur.
"Raisa, kalo udah beres ngerjainnya bangunin gue ya. Gue lagi males mikir nih." Sheira berbisik pelan pada Raisa yang sedang sibuk mengerjakan soal Fisika di buku paket.
"Ye ngomong aja mau nyontek." Raisa menggelengkan kepalanya.
"Iya, pliss ya. Gue lagi gak mood nih."
"Iya, nanti gue contekin. Tapi nanti minta izin dulu ya sama si Eca, soalnya gue juga nyontek dari dia," ujar Raisa yang kemudian tertawa kecil.
"Emang dasar ya lo."
Terlelap sudah Sheira menuju alam bawah sadarnya. Saking lelapnya Sheira tertidur, sampai tidak sadar bahwa dia sedang menjadi pusat perhatian Pak Supri, guru Fisika berkaca mata itu sedang memperhatikan Sheira tertidur dari mejanya.
Sepertinya guru itu sedang merencanakan sesuatu. Dari tatapannya saja sudah terbaca.
Tak lama kemudian, Pak Supri pun berdiri. Dia berjalan menghampiri Sheira. Lantas semua murid di kelas itu perhatiannya beralih pada Pak Supri.
Tepat di pinggir Sheira, Pak Supri menepuk-nepuk pundak Sheira.
"Ish, apaan sih, Sa?" Sheira malah menyalahkan Raisa. Ingin sekali Raisa ataupun Nafa memberitahu Sheira bahwa di pinggirnya itu ada Pak Supri. Namun, Pak Supri memberi isyarat pada keduanya agar tidak memberi tahu Sheira.
Saat ini semua memperhatikan Sheira, mereka berusaha menahan agar tidak menertawakan Sheira.
Untuk kedua kalinya, Pak Supri kembali menepuk bahu Sheira.
"Udah beres bukan, Sa? Kalo udah, gue langsung nyontek aja ya," ujar Sheira yang akhirnya terbangun dari tidurnya walau masih setengah sadar.
"Oh bagus, tidur aja kamu. Nanti saya kasih contekan," sindir Pak Supri.
Sontak, Sheira terkejut ketika mendengar suara Pak Supri yang berada tak jauh dengannya. Tak bisa lagi menahan tawa, seisi kelas tertawa terbahak-bahak melihat hal tersebut.
Sheira pun melirik ke samping kanannya, Pak Supri tersenyum melihatnya. Entah senyuman apakah itu, yang pasti Sheira dalam bahaya.
Aduh, mampus gue. Udahlah malu diketawain sama satu kelas, terus nasib gue abis ini gimana?
Sheira malah tertawa canggung, niatnya sih hendak merujuk Pak Supri, namun omongannya malah dipotong oleh guru berkaca mata itu.
"Eh bapak ternyata, kirain---"
![](https://img.wattpad.com/cover/192362599-288-k536038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...