"Gimana rasanya Shei dijemur di lapangan sama Bu Feni sampe jam istirahat?" tanya Nafa meledek Sheira sambil sesekali menyeruput es teh manisnya.
Sheira mendelik pada Nafa. Raisa dan Eca, keduanya hanya asyik menertawakan Sheira, apalagi Nafa. Ah dia sudah tertawa ngakak dari tadi. Memang teman yang laknat. Tapi Sheira mau-mau aja gitu temenan terus sama mereka. Ya habis mau gimana lagi, mungkin memang takdir.
Saat ini keempat cewek itu sedang duduk di bangku kantin. Sheira sengaja menyuruh ketiga temannya itu untuk datang ke kantin. Gadis itu tidak terima ketika para temannya tidak membelanya atau memberinya solusi agar tidak mendapat hukuman dari Bu Feni, tetapi mereka malah adem ayem saja. Makanya dia langsung meminta Raisa, Nafa dan Eca untuk mentraktirnya makan tanpa ada bantahan. Karena dia habis terkena gejala sosial.
"Rasanya ya ada suka dukanya. Kebanyakan sih dukanya karena muka gue hampir gosong dijemur 2 jam pelajaran. Bayangin 2 jam pelajaran! Campur aduk dah, pegel udah jelas." Sheira mengipas-ngipas wajahnya menggunakan tangan, keringatnya pun masih terlihat bercucuran.
Gara-gara kejadian kemarin, Sheira jadi dianggap membolos oleh Bu Feni. Sudah berulang kali Sheira mengatakan yang sebenarnya pada Bu Feni. Tapi tetap saja, guru itu tidak menerima bantahan. Malah jawabannya seperti ini,
"Saya percaya dengan apa yang kamu katakan. Tapi tetap saja, kamu melanggar aturan. Dan kamu tidak menghubungi saya kembali saat itu. Jadi, silahkan ke lapangan, dan hormat ke bendera sampai bel istirahat berbunyi."
"Tapi bu---"
"Tidak ada tapi-tapi. Atau hukumannya mau saya tambah?"
"Nggak usah, Bu. Segitu juga udah uyuhan. Iya saya ke lapangan sekarang."
Menyebalkan sekali memang, habis mau gimana lagi. Bu Feni kan seperti itu, alhasil kaki dan tangan Sheira yang jadi korban. Seperti mati rasa saking pegalnya berdiri menghormat bendera selama 2 jam pelajaran.
"Terus sukanya apaan, Shei?" kata Raisa kepo.
"Kalian tau gak?---"
"Ya mana gue tau, kan lo belum ngasih tau," potong Nafa. Kebiasaan ya Nafa hobinya itu motong ucapan orang lain padahal kan Sheira belum selesai ngomong.
"Nafa, ish! Gue belum selesai ngomongnya." Sheira memutar bola matanya jengah. Beda lagi kalau Raisa dan Eca yang malah ketawa berdua sambil liat HPnya Eca, "Heh kalian juga lagi ngapain?! Dengerin gue gak sih?" seru Sheira.
"Gue kayaknya kena virus si Eca sama si Nafa deh, Shei. Gila sih gue liat roti sobeknya Kai bikin adem rasanya, terus bikin rahim gue mendadak anget," jawab Raisa mengelus-elus perutnya. Sheira hanya bergidik ngeri.
"Astagfirullah. Sadarkanlah teman-teman hamba dari mimpi dan halunya Ya Allah."
"Dieu ninggali moal, Shei." Eca malah mengajak Sheira menonton itu, apa katanya sih, abs? Roti sobek? Jangan harap Sheira akan mau menontonnya. Dia anti k-pop/k-drama garis keras.
"Nggak, makasih. Ya udah simpen dulu HPnya napaaa! Dengerin, gue mau cerita dulu. Ah kalian mah awas aja gak bakal gue kasih lagi kinderjoy," kata Sheira merajuk.
Langsung saja Raisa dan Eca menyimpan ponselnya, memperhatikan Sheira. Siapa sih yang tidak mau gratisan, walau hanya kinderjoy.
"Terus gimana?" tanya Nafa.
"Waktu gue lagi hormat ke bendera, nah gak lama ada si Raka dateng nyamperin gue. Eh udah gitu dia malah mayungin gue," tutur Sheira sambil geleng-geleng kepala, aneh sama tingkah mantannya itu yang memang suka ngasih harapan palsu.
Raisa dan Eca bingung. Siapa Raka? Beda halnya dengan Nafa yang terkejut bukan main, "Serius lo?!"
Sheira mengangguk mengiyakan, "Ngapain juga gue bohong. Gak guna banget."
"Btw, Raka teh saha?" bingung Eca yang diangguki Raisa.
"Kalian tau si playboy kelas X IPS 3? Yang suka ngardus pokoknya."
"Oh yang ekskul PMR? terus jadi langganan guru BK?" sahut Raisa tak kalah terkejut. Dia baru tahu kalau Raka yang Sheira maksud adalah teman satu timnya di ekskul PMR.
"Nah iya, pokoknya dia suka modus gitu sama gue. Sama cewek lain apalagi."
Nafa melirik Sheira seraya pura-pura terbatuk, "Uhuk-uhuk. Ada yang lagi ghibahin mantan kayaknya. Padahal udah punya pacar, tajir pula." Nafa langsung mendapat pelototan dari Sheira.
"Hah? Si Raka? Mantan lo, Shei?" refleks Raisa berteriak. Sheira membekap mulutnya Raisa, gara-gara dia berteriak barusan, membuat mereka berempat jadi pusat perhatian di kantin.
"Jangan teriak juga dong, Sa," bisik Sheira pelan.
"Bukan mantan sih. Lebih tepatnya ya dia itu sampah."
"Halah sok iye sampe ngatain sampah. Inget, dulu kalian pernah saling sayang. Awalnya juga sebelum ada kak Delvin lo gagal move on kan?" sindir Nafa.
Sheira mengangkat kedua bahunya acuh, "Gue gak inget tuh pernah punya pacar yang namanya Raka."
"Sakarepmu!"
Sheira mengaduk-aduk mie ayamnya untuk melampiaskan kekesalannya, "Kesel banget gue sama tu cowok. Udah tau gue punya pacar, eh kerjaannya modus terus."
"Kade bogoh deui."
Melihat Sheira yang agak kebingungan dengan ucapan Eca, Nafa mendadak jadi translatornya Sheira, "Awas nanti lo suka lagi."
"Naudzubillah mindalik. Malesin banget sih anjir. Kurang kerjaan kayaknya gue kalo sampe suka lagi sama ntu cowok kardus."
"Itu sukanya dijemur di lapangan, Shei? Bisa dipayungin sama mantan?" Raisa menahan untuk tertawa. Baru tahu dia kalau Sheira itu mantannya si Raka yang Raisa ketahui dia itu di ekskul juga gak pernah bener. Masa disuruh masangin tandu aja gak bisa? Udah gitu sering banget ditegur sama pembina. Mau-maunya ya Sheira pacaran sama Raka.
"Ya jelas bukan lah. Nggak ada sejarahnya ya dimodusin sama mantan itu hal yang selalu bikin baper, membangkitkan kenangan, terus ngerasa pengen balikan. Ada kalanya gue ngerasa ilfil sama tu cowok. Namanya juga modus, gak pernah bener," jelas Sheira panjang lebar.
"Lah, terus apaan?" tanya Raisa heran.
"Alhamdulillah gue gak ikutan pelajaran fisika. Gue belum ngerjain PR soalnya hehe, jadi ada senengnya juga gitu tiba-tiba Bu Feni manggil gue." Sheira cengegesan, ada untungnya juga ternyata dia dikuhum sama Bu Feni.
"Dasar maneh mah." Eca menoyor bahu Sheira.
"Maneh apaan ya?" bingung Sheira sambil menggaruk tengkuknya.
"LO!" semprot Raisa, Eca, dan Nafa secara bersamaan dengan nada yang bisa dibilang ngegas. Membuat Sheira terlonjak kaget.
"Santuy dong! Ga usah ngegas juga elah."
***
TBC
Eaa triple update dong😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Girlfriend [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA^^] "Lo itu ibarat magnet, yang mau gak mau hati gue harus ketarik waktu pertama kali gue liat lo." -Delvin Archelaus Lazuardi. Di hari pertamanya sekolah di SMA Kartika ternyata tidak memberi kesan baik bagi Sheira Belvania...